Drrt..drrt..drrt..
Your numbers you're calling..
Beep.
"Kemana sih anak itu"
Seorang lelaki tampan yang memiliki tinggi mencapai 180cm itu terlihat kesal menunggu di sebuah cafe. Terlihat beberapa kali ia mencoba menghubungi seseorang akan tetapi tidak terhubung. Hingga..
"Oppa!"
Kriing~
"Ya! Darimana aja kamu hah? Gatau apa kamu udah telat berapa lama?!"
Gadis manis dengan rambut berwarna hitam pekat duduk di kursi depan lelaki itu sembari menarik nafas sebanyak - banyak nya.
"Mian oppa ya~ aku tadi pergi membeli sesuatu dulu" ucap gadis itu sembari meletakkan sebuah paper bag di meja.
"Aigoo~ lain kali bilang dulu kalau kamu mau mampir kemana. Oppa kan cemas"
Lelaki itu mendekatkan badan nya menuju gadis di sebrang nya lalu mengacak - acak rambut gadis itu gemas.
"Eish~ oppa! Rambut ku jadi kusut!"
"Rambut kusut pun kamu masih cantik (y/n)~ah"
"Mulai genit nya mulai"
"Sudahlah. Oppa sudah memesankan chocolate lava dan white grape juice untuk mu"
"Yoksi jjang! Namjoon oppa terbaik!"
"Aku ini memang kakak terbaik untuk mu (y/n)~ah"
☆
☆
☆
☆
☆
☆
(Y/n) POV
Beep..beep..beep..beep
Ckrek~
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Pergi membeli sebuah barang dan menemani namjoon oppa.
Setelah menutup pintu appartemen akupun menjatuhkan diri di sofa ruang tengah.
"Arghh capek sekali hari ini, padahal aku cuman menemani oppa saja"
Kriing...kriing..kriing..
Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Saat aku cek ternyata itu namjoon oppa menelfon ku.
"Umm.. oppa?"
"Sudah sampai (y/n)~ah?"
"Nde. Ini aku baru sampai. Oppa sudah di dorm?"
"Tidak, oppa sedang di ruang latihan. Jangan tidur terlalu malam (y/n)~ah"
"Umm.. aku tau"
"Cepat tidur sana. Jangan lupa kunci pintu appartemen mu. Saranghae"
"Umm.. nado saranghae oppa"
Klik.
Kata itu..
Saranghae..
Namjoon oppa memiliki presepsi yang berbeda dengan ku mengenai kata itu. Dia selalu menganggap ku sebagai adik kesayangan nya yang harus ia jaga. Padahal aku mengharapkan lebih.
Aku tau aku salah. Tapi..
Dia dulu yang memulai semua ini, kenapa sikap dia sangat perhatian dan protektif. Ahh.. ini mungkin memang murni kesalahan ku yang terlalu mengharap lebih.