"Dek, siap-siap gih. Keluarganya jungkook mau dateng"
"Lah kok mendadak mas?"
"Gak tau, tanya aja jungkooknya"
Abis itu Suho langsung pergi ninggalin yeri yang cuma bisa menggerutu atas sikap kakaknya yang nyebelin itu.
Jam menunjukkan angka 4 sore, yeri memutuskan untuk mempersiapkan diri. Biar bagaimana pun dia harus berpakaian baik kan? Mengingat sikap dia yang awalnya menolak mentah-mentah perjodohan ini.
Jadi ya hitung-hitung membuat calon mertua dan calon suami terpesona hehehe
Skip
Tok tok tok
"Dek, keluarganya jungkook udah dateng"
Itu bukan suara mas suho, ayahnya atau mamahnya.
Itu suara.....
"MBAK IRENE"
Spontan yeri berteriak dan berlari menuju pintu kamarnya, dibukanya pintu itu dan langsung memeluk seseorang yang ada di depan pintu kamarnya.
"Mbak irene, kangen aku tuh huhuhu"
Irene hanya terkekeh saat melihat sikap manja calon adik iparnya ini. Diusapnya rambut yeri.
"Aku juga kangen, cie yang mau jadi istri orang"
"Nikahnya masih lama tau mbak"
"Udah siap? Yuk turun ke bawah"
"Ah tapi masih kangen sama mbak"
"Kangennya kan bisa dilanjut nanti dek, mbak nginep kok disini"
"Beneran?"
Irene mengangguk, ia langsung menggandeng yeri ke bawah karena sepertinya acara sudah mau dimulai.
Yeri turun dengan senyum malu.
Semua mata memandang kearahnya, dan itu semakin membuat yeri malu.
"Calon mempelai sudah datang rupanya"
Candaan ayahnya langsung membuat orang tua jungkook tertawa
"Apa sih ayah, receh deh"
Yeri menunduk hormat lalu duduk di tengah-tengah kakaknya dan mbak irene
"Biarin ah kali-kali jadi pho hehe" batin yeri
"Jadi bagaimana ini, langsung nikah atau tunangan dulu?"
"Ayah mending nikahin suho sama irene dulu deh"
Ucapan suho sontak membuat semua terkekeh geli. Mengingat sifat suho yang sepertinya tak mau dilewati oleh adiknya dalam hal urusan menikah.
"Gampang, mau nikah kapan? Sekarang?"
Mata suho langsung berbinar mendengar ajakan ayahnya.
"Boleh yah, ayo buruan. Sayang, gak pake gaun gapapa kan, beli gaunnya belakangan aj-- AHHH"
Kaki irene yang memakai heels 7 cm itu mendarat mulus di kaki suho membuat Sang pemilik berteriak kesakitan.
Irene hanya tersenyum canggung, sedangkan yeri menahan tawanya mati-matian bahkan saat ini tangannya gatal untuk memfoto dan menyebarkannya di sosial media.
"Ekhem, baik gimana jungkook-ah?"
"Saya rasa bagaimana pertunangan dulu mengingat saya sudah berada di tahun akhir sekolah sedangkan yeri juga akan berada di tahun akhir tahun depan"
Ayah yeri hanya mengangguk.
Jungkook hari ini berpenampilan dewasa membuat yeri ingin memandangnya hanya saja ia malu. Sejak ia duduk, sesekali ia mencuri pandang hingga irene yang ada disampingnya terkekeh geli melihat kelakuan calon adik iparnya ini.
"Diliatin mulu dek"
Bisikan dari irene sontak membuat wajah yeri merah tomat. Ia menutup wajahnya dengan tangan untuk menutupi wajahnya yang merah.
"Gimana yer?"
"Hah apa yah?"
"Kamu tuh ya, jungkook maunya pertunangan dulu sampe jungkook bisa mimpin perusahaan ayahnya. Kamunya gimana?"
"Aku malah pengennya pacaran dulu, biar pendekatan. Selama ini kan aku cuma melihat kak jungkook sebagai kakak kelasku di sekolah. Jadi kurasa bagaimana dengan kencan terlebih dahulu?"
Jawaban polos yeri membuat semuanya tersenyum.
"Aku rasa jawaban yeri benar"
Nyonya Jeon membenarkan apa yang yeri katakan.
"Bagaimana menurut jungkook?"
"Kurasa pendapat yeri lebih baik"
"Aigoo, lucunya pasangan ini. Cha, kalian berkencanlah dulu selagi hari belum terlalu malam"
"Siap ayah"
Jungkook menghampiri yeri, lalu ia mengulurkan tangannya dan segera disambut oleh tangan yeri. Ia menggenggam tangan yeri dan berpamitan kepada keluarganya.
"Semuanya, saya izin membawa yeri jalan-jalan dulu"
"Jangan terlalu malam jungkook-ah"
To be Continue...
Hai, maaf lama updatenya hehe. Aku lagi gak ada ide kemarin-kemarin. Oiya, Minal Aidzin wal Faidzin ya readers, maaf telat ngucapin.
Jangan lupa votenya ya. Kali ini VOTEnya harus 25 dan COMMENTnya harus 10.
See you
©Itsugawife
KAMU SEDANG MEMBACA
N I K A H ✔
FanfictionDijodohin sama kakak kelas? Dan ternyata kakak kelas itu adalah orang yang kamu suka. Jeon jungkook and Kim Yeri's story ©autheurs