6. Kecelakaan kecil

559 12 0
                                    

Ba'da sholat ashar Lusi mengucap syukur terbaik nya kepada Allah subhanahu wata'ala. Yang telah mendengar dan mengabulkan doa-doa Lusi.

Ia langsung mencoba memakai rok dari ka eca, rok hitam yang sedikit diperindah dengan rempel yang membentuknya, dan rok putih bermotif batik yang indah.

Flasback
Ka eca datang mengantar rok ketika Lusi sedang sholat dan yang menerima rok dari ka eca adalah rara, adik perempuan Lusi.

"Assalamualaikum Lusi, ini ka eca".

"Waalaikumussalam, iyaa ka eca, Ka Lusinya lagi didalam ka, ayo masuk ka". Ajak rara

"ehh rara, ga usah ra, kaka titip ini aja untuk ka Lusi ya, salam aja dari ka eca".

"Ohh iya ka eca, makasih banyak yaa ka". Dengan senyum manis nya rara

"Iyaa ra samasama, ka eca pamit ya, assalamualaikum". Ucapnya sebelum pergi

"Iya ka eca, waalaikumsalam". Jawab rara yang membalikkan badannya hendak masuk

Melihat Lusi yang sedang sholat rara langsung menaruhnya diatas kasur Lusi. Seusai sholat Lusi melihat ada kantong plastik bermotif bunga2 diatas kasurnya, ia langsung menghampiri dan membuka kantong plastik tersebut, dan ternyata isi dari kantong itu adalah rok dari ka eca.
"Mungkin rara yang menerima ini pas aku lagi sholat ". Fikirnya

Ia langsung mencoba memakai rok dari ka eca, rok hitam yang sedikit diperindah dengan rempel yang membentuknya, dan rok putih bermotif batik yang indah.
••••

Lima bulan berlalu Lusi menjalani aktivitasnya disekolah baru pilihannya itu. Ia terpilih menjadi ketua kelas yang ditugaskan menjaga keamanan kelas saat wali kelas tidak hadir. Lusi adalah wanita yang tegas dalam memimpin, dia bisa dibilang galak jika dalam memimpin wkwk

Karena suaranya Lusi yang ngebas layaknya laki2 membuat Lusi memiliki kemampuan untuk bicara didepan kelas setiap ada informasi yang diamanahkan oleh ibu atau bapak guru.

Keesokkan harinya, seperti biasa setiap hari sabtu Lusi mengikuti ekskul Marawis, Peran Lusi di ekskul tersebut sebagai vokalis. Bukan hanya marawis saja, Lusi juga mengikuti ekskul PMR, Pramuka, dan Rohis. Lusi ikut PMR karena Lusi suka dunia medis dan memang sejak kecil Lusi bercita-cita menjadi seorang bidan. Klw pramuka sudah biasalah ya, setiap sekolah mewajibkan ekskul ini menjadi ekskul yang wajib diminati. Dan rohis, tak perlu ditanyakan. Karena Lusi dalam proses nya menjadi wanita yang baik, ia memilih ekskul ini sebagai pendorong hijrahnya.
••••

Lusi terbangun dari tidurnya, dan langsung bergegas membantu ummi membuka warung mie ayam.  Seperti biasa keseharian Lusi ketika hari libur dimanfaatkan untuk selalu membantu ummi.

Dari menyapu warung, mencuci botol-botol saos, minyak, dll, mengisi air ke dangdang mie ayam. Lalu membersihkan meja, dan bangku.

Lusi melihat botol minyak sudah sangat licin, sepertinya harus dicuci dulu. Lusi mengambil 2 botol minyak dan mencucinya diwastafel. Memang sangat licin dan berbahaya. Perlu hati2 dalam mencucinya, botol pertama selasai ia cuci, dan dilanjutkan dengan mencuci botol keduanya. Botol ini sudah 2 kali terlepas dari genggaman Lusi tapi masih terselamatkan karena tertangkap tangan Lusi.

Lusi memegannya lebih erat dan prakkkkk!!!!! Botol itu pecah saat jatuh ketiga kalinya, Lusi tak memikirkan hal lain selain botol itu, ia tidak sadar bahwa bagian tangan yang sejajar dengan kelingking dan dekat dengan urat nadinya terkoyak oleh botol yang terpecah runcing itu. Lusi belum merasakan sakit pada tangannya kirinya, saat ia sadar tangan nya terluka dia langsung menekan bagian yang terluka, dan lari kerumah memanggil seseorang.

"Ummi, Ummi. ". Panggilnya dengan tangan menekan kulit yang sudah tidak lagi bisa bertahan lama masih bisa menyatu.
Melihat tangan Lusi yang berlumuran darah ummi teriak "ayah, ayah, yahhhh bangun! Tangan Lusi yahh" teriaknya membangunkan ayah yang lagi tidur dikamar, sambil berlari merobek gordeng jendela rumah untuk dilibatkan ketangan Lusi

Ayah yang panik karena kesadarannya yang belum sempurna, "brukkkkkk! Lusiiiii kenapa nak? ". Suara ayah yang menghampiri ku dengan merosotkan badannya layaknya anak kecil yang bermain air dilantai yang basah

"Lusi gapapa ayah, ga sakit ko". Jawabku menenangkan

"Cepet yah, bawa kedokter, cepet nyalain motornya". Kata ummi yang terlihat panik tidak karuan.

Akhirnya ayah membawa aku kepuskesmas terdekat. Sesampai dipuskesmas aku mendapat pertolongan segera, seorang perawat membawa spuit berukuran 3cc untuk menyuntik bius kebal ditangan ku, aku menoleh membuang muka tidak ingin melihat keadaan tangan ku yang terluka akan disuntik. Terasa betul tarikan benang jahit yang sedang mengikat setiap bagian kulit ku yang terpisah dari asalnya, aku kembali meras sakit dan ditusukkan bius yang kedua kalinya.

Flasback
Jadi waktu ummi panik ummi menyiramkan minyak tanah ketangan ku yang luka. Aku tidak melarang ummi meskipun aku tau klw itu tidak boleh dilakukan, melihat rawut wajah ummi yang panik aku berusaha menerima. Alhasil kulit ku menjadi keras dan membutuhkan waktu lama dalam menjahitnya. Dan itu membuat benang demi benang terasa ngilu ditangan ku huuh

Setelah selesai tindakan, obatpun sudah aku dapatkan. Aku pun pulang kerumah. Dan karena harus beristirahat, aku terpaksa izin tidak bersekolah selama 3hari.
••••

Jadikan bersyukur
Pendamping setia
_

Sahabat SesurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang