11. Bulan penuh rahmat

576 19 1
                                    

Flasback 3 tahun lalu

Masih ingatkan? Teman terbaik yang waktu itu aku sebutkan akan menuntun ku kepada surga-Nya Allah. Aku bertemu dengannya, dibulan yang penuh rahmat. Ukhtii, iyaa ukhtii dian.
Wanita cantik, berpendidikan baik. Dibulan ramadhan aku lagi dan lagi berada dekat dengan kasih sayang Allah, dalam usia remaja seperti ini. Aku memang membutuhkan seseorang yang dapat mensuport setiap langkah akan kemana aku pergi. " Ukhtii dian, wanita lulusan pesantren dan melanjutkan studi perguruan dibidang pendidikan, pasti dia bisa menjadi seorang teman bahkan lebih dari itu " hatiku memikirkannya

Tadarus qur'an bersamanya, mendengarkan suara indah nan lembut bacaan ayat suci yang dilantunkan olehnya, membuat aku tak ingin jauh.
Dulu aku pernah menginginkan satu hal, yaitu memiliki teman baik yang satu tujuan. Aku ingin mengaji diberbagai tempat. Dan ukhtii dian adalah teman yang aku inginkan. " Terimakasih yaarabb, karena aku tak pernah merasa kurang atas kasih sayang-Mu " puji syukur ku
" Ka, akuu baca habis kaka yaa". Sapa ku ketika ia hendak memberikan mic yang ia gunakan

" Iyaa Lusi, silahkan nih". Balasnya dengan memberikan mic yang ada dalam genggamannya.
Setelah beberapa jam menunggu beberapa remaja yang tadarus al-qur'an aku meluangkan waktu sejenak untuk berbincang dengan ukhtii dian yang telah selesai dengan bacaan qur'annya.

"Ka, duluu ingat gaa waktu kaka ngajar tk, dan adik aku salah satu murid kaka, waktu itu kita lagi berenang di oceanpark. Gelang tangan kaka tenggelam dalam air tapi kaka gaa sadar klw gelang kaka jatuh. Aku yang nemuin hehe" sksd aku membuka bicara

" Emang iya yaa, lupa kaka lus, udah lama juga yaa kejadian itu". Ucapnya dengan wajah yang masih memikirkan ucapan ku tadi
"Iya lumayan lama ka, sekarang ajaa adik aku sudah kelas 5 SD, akuu ajaa sudah tua sekarang hehe ". Jawabku dengan canda

" bisa ajaa lusi, udah tua berarti udah ada yang punya dong hehe" balasnya dengan senyum

"Hhmmm, yang punya? Ada gaa yaa hehe ada ukh. Tapi masih dijaga sama Allah" jawab ku tak fokus
" Hhmmm, Aamiin. Ohh yaa kelas berapa sekarang sekolahnya? ". Tanya ukhtii dian

" Aku kelas XI SMK ka, kaka sendiri sekarang ngajar dimana? Masih di tk atau sudah pindah?" memulai pembicaraan serius kayanya hehe
" ohh, kaka lagi ga ngajar lu, baru beberapa bulan ini berhenti ngajar tk, hanya ngajar anak-anak TPA dirumah terus privat" terus terangnya dihadapan aku

" wahh, sejak kapan kaka ngajar TPA? SubhanaAllah ka, semoga berkah dan berkembang dengan baik yaa ka, Aamiin" doa ku karena rasa kagum.
" baru beberapa tahun ini sih lusi, masih bantu-bantu ajaa kaka juga, Aamiin. Syukran yaa" balas ukhtii dian

" ohh gitu, iyaa ka waiyyaki" jawab ku dengan senyum pepsodent hehe
Banyak orang bilang Lusi klw senyum mustahil ga kelihatan giginya. Pasti harus kelihatan, kaya iklan pasta gigi 123 cissss hehe
Mohon dimaklumi yaa, soalnya dulu waktu masih kecip gigi Lusi hitam berkarang dan ompong. Setelah besar dan bisa merawat diri gigi Lusi rapih layaknya pemeran di iklan-iklan pasta gigi hehe sebenarnya bukan karena gigi aku rapih aja sih. Karena bagi aku senyum itu ibadah dan memang aku suka senyuman ku heheee
Sudah larut malam, tadarus dihari pertama dalam bulan ramadhan pun diselsaikan berhenti sampai bacaan Al-Qur'an juz 2 ayat 20.

Akupun berjalan kembali kerumah, dan mengulangi membaca niat puasa sebelum membaringkan tubuh ku ditempat tidur.

"Nawaitu shaumaghodin an'adai fardhisyahri romadona haazihiisanatii lillahita'ala"
Aamiin Allahuma Aamiin


Pukul 03.45 WIB jam alarm kamar ku pun berdering, aku tetap pada posisi ku, tak berubah. Masih berbaring dikasur tidur ku, maafkan yaa, karena aku adalah tipe yang harus disentuh untuk bisa terbangun dari tidur ku. Dan ummi pun bergegas memasuki kamar ku dan mencubiti pipiku dengan ucapan khas nya hehe
" Bangunn bangunnn sudah mauu subuh, cepett cepettt " dengan wajah panik

Ummi tau betul aku orang yang kagetan klw dibangunin semacam itu. Aku pun langsung bangun berjalan cepat kekamar mandi tanpa melihat jam terlebih dulu. Aku tak tau klw ummi menghentikan suara alarm ku yang sedari tadi bernyanyi keras. Dan aku, rara, faiz, ummi dan ayah pun mulai menyantap menu sahur dihari kedua kamu berpuasa. Tak lama setelah menu sahur habis dilahap keluarga panik ini hehe adzan subuh pun berkumandang.

Merapihkan piring-piring dan mengambil air wudhu lalu sholat subuh. Aku dan rara pun melanjutkan kegiatan diawali dengan membaca Al-Qur'an.
Saat ini ada rara yang sedang dalam masa berlibur awal puasa. Dan sepertinya besok rara akan kembali berjuang bersama kawan-kawannya dipesantren.
Anak rese yang ngangenin ini memang memiliki kesan tersendiri, aku yang selalu kalah jika berdebat dengan nya, padahal aku kakanya tapi dia yang selalu memenangkan perdebatan diantara kita. Menyebalkan hehe

Aku ingat betul waktu usia ku 8 tahun dan usia rara 5 tahun jika ingin berangkat ngaji aku selalu mencubit-cubit jari kelingkingnya yang mungil hingga rara kesakitan, hehe aku menyukai anak kecil sangat menyukainya tapi kadang aku suka gemas dengan anak kecil.
Apalagi waktu itu faiz berusia 3 tahun. Pipi kanan dan kirinya selalu merah seperti tomat hehe

Selalu membantu dan membantu ummi bersiap-siap untuk dagang mie ayam. Walaupun warung mie ayam buka jam 13.00/14.00 siang ummi sudah mengolahnya sejak pagi hari. Setelah mengolah untuk dagang ummi mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa. Memang tak ada yang mampu menandingi kekuatan seorang ibu dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

Aku menyembunyikan sesuatu, aku tidak memceritakan yang sebenarnya ketika ukhtii dian menanyakan masalah persoalan cinta, tapi aku berjanji akan menceritakannya diwaktu yang tepat. Sebenarnya aku butuh masukan dari orang seperti belau, yang lebih mengerti dan memahami perasaan remaja. Dan aku berharap malam ini akan terjalin pertemanan yang lebih baik dengan ukhtii dian.

Tak terasa waktu sudah sore, terlihat bayak kendaraan roda dua berlalu lalang di jalan. Berbagai pengendara yang mengisi waktu luang menunggu adzan maghrib berkumandang dengan ngabuburit menjelajahi jalan dan kuliner khas bulan ramadhan. Kolak, lontong, sop buah, timun suri, es kelapa, kue-kue dan berbagai macam aneka makanan. Tapi aku hanya duduk dan berdiri menunggu pembeli yang mencari mie ayam untuk menu buka puasanya.

Dan terkadang teringat oleh kebiasaan seseorang yang menunggu maghrib dengan membaca Al-Qur'an, membuat hati ini bersedih, karena tak sering aku melakukannya dan tak sering yang sepertinya. Seperti layaknya remaja yang ngabuburit menghabiskan waktu dengannya.

Jadikan Bersyukur
Pendamping Setia
_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sahabat SesurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang