Chapter 3 - Mantra Elf Terbuka

9 0 0
                                    

Malam ini hujan turun dengan lebatnya membasahi kota Prince Albert.Malam ini bulan seakan sedih melihat keadaanku.Langit tertutup awan - awan gelap dan angin mulai bertiup.Krucukk...Krucuk..., perutku keroncongan.Dari tadi aku tidak makan apa - apa.Aku lalu bangun perlahan.Kakiku sudah sembuh dan tak perlu dibungkus lagi, tapi dahiku masih perlu diobati."Aku lapar, lebih baik aku makan".

Aku lalu menurunkan kakiku.Sudah tidak sakit saat berpijak, tapi masih terasa pusing karena terlalu lama tidur.Aku melangkah perlahan - lahan dan menuruni tangga kayu pohon Oak.Kayu itu berdecit setiap kakiku menginjaknya.Akhirnya aku bisa sampai didapur.Aku lalu membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral dingin.
Sebelum bisa menuangnya aku dikagetkan oleh sebuah suara dari belakangku.

"Hmm..! jadi sudah sembuh ya !?". Suara Lincy mengagetkanku.Wajahku pucat melihat wajahnya itu." Maafkan aku, aku hanya lapar Lin !" kataku sambil menunduk."Kalau lapar, duduk dimeja makan.Akan aku buatkan telur dadar bagi kita berdua !".Aku lalu memeluknya dan mengecup dahinya.Ia hanya tertawa kecil dan tersipu malu.Aku lalu duduk untuk menunggu telur dadar buatan adikku.Sementara menunggu aku mengeluarkan Handponeku dari dalam saku dan bermain game Minecraft Pocket Edition, permainan kesukaanku saat bosan melanda.

Akhirnya setelah menunggu beberapa menit, telur dadar buatan Lincy datang.Lincy lalu mengambil dua piring dan menaruh telurnya dan telurku."Baiklah, karena telur sudah matang siapa yang akan berdoa ?" tanya Lincy.Aku hanya berpikir bahwa saat ada ayah dan ibu, ayah yang akan memimpin doa.Tapi, sekarang hanya kami berdua."Bagaimana kalau aku saja " jawabku.Aku lalu berdoa dengan sungguh.

Setelah berdoa kami makan dengan lahapnya.Setelah makan aku membersihkan meja makan dan mencuci piring - piring yang kotor."Kak, aku mau tidur dulu ya !" kata Lincy sambil mengucek matanya yang mengantuk.Aku mengangguk dan Lincy pun naik.Setelah mencuci piring, aku pergi ke dapur dan membuka kulkas.Aku lalu mengambil sebotol susu dingin dan menuangnya digelas kaca.Aku meneguknya.Tenggorokanku terasa segar sekali.

Tiba - tiba pandanganku tertuju pada sebuah buku didekat fas bunga."Buku itu ? ya ! buku itu ".Aku lalu berlari pelan dan mengambil buku itu.Aku ingin membacanya, dan setelah kupikir - pikir aku akan membacanya dihalaman belakang.

Halaman belakang adalah tempat bagus untuk melihat bintang kerlap - kerlip mau pun bintang jatuh.Di halaman belakang rumput - rumput basah mendominasi.Sebuah pohon oak juga ada.Setiap malam tahun baru mau pun acara keluarga, kami selalu mengadakannya di halaman belakang.

Aku lalu berjalan dan duduk santai dan membuka perlahan - lahan buku itu.Angin bertiup tiba - tiba saat aku membukanya.Lilin didalam lentera hampir mati karena angin itu.Aku lalu melihat kata - kata pendek tapi cukup rumit untuk dimengerti.Jika dilihat lebih dekat ada cahaya - cahaya perak dibuku itu.Aku lalu membacanya secara perlahan tapi pasti.

    " Matamu akan terbuka dan akan melihatnya.Keajaiban para Leneva telah didepan mata.Kunci pintu para Elf telah terbuka dan langit segera menyaksikannya.Angin akan bertiup sepoi dan dirimu akan tertidur ditemani para Elf Leneva."

Seketika itu juga angin bertiup kencang.Daun pohon oak beterbangan kian kemari.Lilin di lentera mati.Mataku pedih dan tak bisa dibuka karena angin ini."UHhh..! kenapa aku tak dapat membuka mataku !?".Sontak kepalaku pusing dan berkunang - kunang.Mataku sedikit terbuka dan aku sedikit melihat sayap - sayap mirip sayap......

The Secret Of ANTARTICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang