Perkenalkan namaku Lucy Jarvey.Aku tinggal di Kanada, tepatnya dikota Prince Albert.Aku sekolah di sekolah menengah pertama Prince Albert.Dan umurku 12 tahun.
Matahari mulai menyinari kamarku pagi ini.Sinarnya menembus kain putih tipis jendela kamarku.Aku masih malas untuk bangun pagi itu, karena itu aku menutup diriku dengan selimutku.Aku lalu tertidur kembali.
Sebelum bisa masuk ke dalam dunia mimpi, aku dibuat emosi oleh adikku karena dirinya menaiki badanku dan berteriak membangunkan diriku." Kak Lucy! ayo bangun ! ini sudah pagi ! ini sudah pagi !!!".Aku menutup rapat - rapat telingaku agar tak mendengar suara Lincy adikku itu.
Diriku terus menutup telingaku."Ya Tuhan !, tolong aku !, suara adikku ini seperti suara Roket saat meluncur"
Karena sudah tak kuat dan sudah tak dapat bernafas didalam selimut, aku lalu bangkit dan menutup mulut adikku.Dia kelihatan tertawa melihat rambutku dan wajahku yang bangun dari tidur."Ini hari sabtu tapi kau terus saja mengganguku !" kataku sambil cemberut.Lincy hanya tertawa kecil dan berkata "Sebenarnya ibu yang menyuruhku membangunkanmu.Katanya sih !, gadis tidak boleh bangun terlalu siang".
Aku hanya menatap santai pada adikku.Aku lalu menyuruhnya turun duluan ke bawah dan nanti aku menyusul.Aku lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi.Di kamar mandi aku masih saja mengantuk padahal airnya pagi ini sudah dingin.Aku menampar pipiku dengan keras agar aku tersadar dari tidurku.
Setelah mandi, aku turun ke bawah.Di bawah sudahku temui ayah, ibu, dan Lincy tentunya." Slamat pagi bu ! slamat pagi yah !" kataku sambil mengecup pipi ayah dan ibuku itu."Slamat pagi sayang !, ini makanlah Pancake kesukaanmu".Aku lalu melihat piring yang disodorkan ibu berisi Pancake kesukaanku.Aku lalu memakannya dan merasakan ada rasa yang meledak - ledak dimulutku.
"Bagaimana ? kita jadikan lemburnya ?" "tentu saja !, kita harus pulang jam 11 malam hari ini.Cukup melelahkan bukan ?" "Ya !". Aku yang mendengar pembicaraan itu lalu melotot pada ayah dan ibuku.Dalam hati aku berkata " Mereka lembur lagi !? hebat sekali, dari hari rabu mereka bisa lembur !.Mencurigakan !".
Ayah dan ibu yang melihatku langsung bingung.Mungkin dalam pikiran mereka, anak mereka ini sudah gila.Tapi, tidak mungkin sih !..."Lucy, ada apa ? kenapa kau menatap ayah dan ibu seperti itu ?" tanya ayah sambil mengunyah makanannya.Selama beberapa menit aku terus melotot.Lincy yang melihatku seperti orang gila lalu menyikuku dan berbisik marah "ayah bicara denganmu tadi !!". Aku pun langsung kaget dan bertanya agar sedikit menenangkan pembicaraan." Eh, apa yang tadi ayah bilang ?" tanyaku dengan gugup.Ayah hanya menghela nafas pelan lalu berkata "Ayah bertanya padamu, kenapa kau menatap ayah dan ibu seperti itu ?".
Aku lalu memberikan alasan lain." Eh..Oh! itu ya!, he..he..aku hanya mm..hanya.." "hanya apa !?" tanya ibu penasaran.Aku tak tahu harus memberikan alasan apa."Oh iya ! aku hanya berpikir bahwa jika dilihat - lihat wajah ayah dan ibu masih terlihat muda".Ayah dan ibu hanya saling menatap mendengar kata - kataku.Aku langsung mengigit bibir bawahku dan berpikir apa yang akan mereka bilang selanjutnya."Oh itu, ya sudah ibu dan ayah harus berangkat.Jaga adikmu baik - baik ya ! sampai ketemu nanti malam !".
Aku langsung lega mendengarnya.Aku dan Lincy lalu memeluk ayah dan ibu.Lalu melambaikan tangan seiring kepergian mobil ayah.Aku lalu mencuci piring kotor lalu mencari keberadaan Lincy yang sudah pergi entah kemana.Aku lalu menemukannya.Dia ada diloteng, tempat dimana barang bekas atau lama disimpan.Aku pernah tidur diloteng karena tempat itu cukup luas untuk kasur dan lemari pakaian.Aku melihatnya tengah sibuk mencari benda penting.
Aku lalu menepuk pundaknya.Ia menoleh dan matanya mulai berkaca - kaca.Ia spontan memelukku.Aku bingung, apa yang terjadi sebenarnya padanya."Hei...hei! kawan, ada apa denganmu ? apa kau mencari benda kesanyanganmu ?" "iya, aku mencari boneka Teddy Bearku disini.Kemarin seekor kucing mengigitnya dan membawanya ke sini" katanya dengan wajah sedih.Aku lalu berjanji akan mencarinya untuknya.Tangisnya pun berhenti dan kami pun melanjutkan pencarian.
Setelah beberapa menit mencari, aku akhirnya menemukannya dibalik kardus - kardus bekas.Lincy lalu melompat girang.Ia lalu memelukku dan mengajakku untuk bermain bersamanya."Kau tunggu dibawa saja Lincy, aku ingin mencari buku The dog and wolf dulu".Ia lalu mengganguk dan turun ke bawah dengan riangnya.Aku masih sibuk dengan mencari buku.Buku itu buku fantasy yang dikirimkan paman untukku.
Tiba - tiba sebuah buku jatuh dan menimpa kepalaku.Sesaat aku terdiam karena merasa sakit.Aku lalu memandang buku itu.Sampulnya berwarna Campuran hijau tosca, ungu, pink, dan biru tua.Judul buku itu Mantra Antartika.Buku itu terlihat kotor dan berdebu karena sudah bertahun - tahun tak dibersihkan.Aku lalu bergumam dalam hati
"Ini buku apa ? belum pernah kulihat sebelumnya.Warna sampulnya cantik, pasti isinya menarik."Like, Vote, and Comment gays !
Next !!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of ANTARTICA
FantastikMengisahkan tentang sebuah rahasia terbesar Antartika yang tidak diketahui manusia.Para Elf tinggal diantartika dan sering melakukan hal - hal ajaib.Dan yang mengetahuinya hanya aku.