PART I

24.7K 452 7
                                    

Multimedia : Nick Bateman as Rafa Anderson Clinton

Heiyooo!!! Ketemu lagi sama mie-ayamgoreng di cerita ketiga. By the way on the busway, ini adalah lanjutan dari Love Ain't Simple. Sementara Love Ain't Simple adalah kelanjutan dari My Love, My Best Friend. Jadi, urutannya kayak begini :

1. My Love, My Best Friend [COMPLETED]
2. Love Ain't Simple [COMPLETED]
3. SISTER COMPLEX

Oke. Jadi kayak gitulah. Yang mau baca ini harus baca MLMBF dulu, lalu LAS, baru ini. Hehehe, Karena dijamin yang gak baca berurutan gak bakal ngerti Baca cerita aku yang selanjutnya. Soalnya ini cerita turun temurun.

Keep reading, guys!

***

Rafa POV :

Aku terlonjak saat merasakan tubuhku digoyang, membuat si junior menegang. Sontak, aku mendesah keenakan.

"Kakkk!!! Bangun... ayoo..." Suara seseorang menyadarkanku. Dia, adikku yang teramat kucintai, Alexa. Dia duduk diatas tubuhku lalu mulai menggoyangku lagi, membuatku kembali mendesah.

Aku menangkap pinggangnya kemudian bangun. Kutatap mata Alexa yang menatapku marah. "Kenapa kakak baru bangun? Aku udah daritadi ya bangunin kakak. Tapi kakak sama sekali nggak bangun. Sekarang, aku tau gimana cara gangguin kakak. Hahaha..." Alexa kemudian tertawa. Aku tersenyum lalu mencium sudut bibirnya.

"KAKAAAAAKKK!!!"

Aku tertawa keras lalu masuk ke kamar mandi, meninggalkan dirinya yang sedang marah marah.

***

Setelah mandi, aku turun menuju dapur hendak sarapan. Hanya ada Alexa dan Alex, si kembar itu seperti biasa sedang bertengkar, lagi lagi harus aku yang menenangkannya.

"Alex, stop menjahili adikmu." Kataku tegas.

"Eh, ada Rafa. Kok gue terus sih yang dimarahin? Nih anak tengil gak pernah kena marah lo. Kenapa selalu gue sih yang salah? Huh, menyebalkan," Alex beralih memakan rotinya.

"Ya iya, dong, kan kak Rafa sayangnya sama gue, BUKAN SAMA LO, COEG! Makanya gue dibelain terus. Hah," Alexa mencibir lalu  meminum susunya.

"APA LO? GUE KAN JUGA ADEKNYA RAFA, DAKI POGBA!" Alex melotot sambil menarik rambut blonde Alexa.

"DARIPADA ELO, KUTILAN! DASAR COWOK NGENES, TUKANG NYOLOT, NYINYIR MELULU, KUTILAN LAGI. Pantes ya, cewek pada buang muka liat elu." Alexa mencubit keras Alex.

"Lu tuh nyolot melulu, sih! Daki pogba aja bangga." Alex mencibir sambil menarik lagi rambut Alexa.

"Lu tuh anjing banget sih!"

"Anjing itu elu!"

"Kalo gue anjing, lu juga dong! Lu kan kembaran gue!"

"Lu anjing, gue angsa."

"Babi banget sih lu."

"Bodo. Dari pada elu, ketek asem."

"Anjing banget sih lu? Oh, lu mau nyium ketek asem gue? Silakan, silakaan.."

"Dasar daki pogba."

Mereka kalau tidak ada mom dan dad, memang mulut mereka bakal keluar kebun binatang semua.

"Stop, Alex. Stop, Alexa."

Begitu aku angkat bicara, mereka langsung hening. Aku duduk di samping Alexa seperti biasa.

"Kak Rafa, rambutku nih, berantakan, ditarik tarik Alex terus..."

"Sini sini kakak rapiin."

Aku merapikan rambut Alexa, menyelipkannya ke belakang telinganya. Suasana romantis Kami tiba tiba terpecahkan oleh manusia jomblo dibelakangku ini.

"Woy! Mesra mesraan melulu, nyadar ada siapa disini, anjing," Alex melotot marah. Aku nyengir dan Alexa memutar bola matanya.

"Dasar jomblo. Makanya dari pacar sana. Oh iya, gue lupa. Mana ada yang mau sama lu ya," Alexa tiba tiba nyolot.

Alex langsung menjitak kepala Alexa dan wanita itu meringis. "Babi banget sih lu! Justru, gue ini MOST WANTED BOY, babi!"

"Biasa aja kali! Ga usah make jitak! Gue juga ngerti kok!"

"Udah udah, Alexa, Alex, kalian makan. Jangan berantem terus,"

Ngomong ngomong, mom dan dad sedang honeymoon di Prancis.
Sementara itu, aku, Alexa, dan Alex ditinggal dirumah bersama Bik Sari.

"Alexa, Kamu kakak yang antar, ya. Alex katanya pengen bareng temennya, Oke?" Aku memegang bahu Alexa. Alexa mengangguk malas,

"Iyalah. Dia mana mau nganterin adiknya yang cantik kayak Stella Maxwell ini. Lagian, gue juga malu dianterin badut kayak dia. Amit amitt..." Alexa mencibir.

"Apan sih lu? Stella Maxwell? Lu mah omas yang giginya tonggos itu. Geli gue."

"Anjing banget deh lu!"

"Bodo."

Berantem lagi...

***

Sesampainya di depan kampus Alexa, ketika Alexa hendak turun, aku menarik tangannya.

"Apa, kak?"

Aku menunjuk dahi, pipi, hidung, dagu, serta bibirku. Alexa memutar bola matanya malas. Kemudian menuruti mencium dahi, pipi, hidung, dagu, dan bibirku.

"Gitu dong. Nanti kakak jemput, ya."

"Ga, kak. Nanti aku pulang bareng Nicholas."

Mataku menggelap dan tanganku mengepal, rahangku mengeras. "Tidak. Kamu pulang sama kakak. Kakak akan menjemputmu tepat waktu nanti."

Alexa memdengus, "kak, aku sudah bilang, aku akan pulang dengan..."

"Jangan membantahku, Lexa," geramku. "Aku akan menjemputmu tepat waktu nanti. Remember that."

Setelah Alexa turun, aku melajukan mobilku dengan kecepatan maksimal. Aku, cemburu untuk pertama kalinya.

***

Ketika aku sampai di kantor, aku langsung naik ke ruanganku yang ada di lantai 40, lantai paling atas. Ketika tiba, aku membanting pintu marah.

"Siapa Nicholas?"

***

Wooohooo... untuk pemula, ini lumayanlah. Next ya.

DecisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang