3.

66 16 4
                                    

"kenapa diam saja? Oh iya, Jimin dimana?" Aku masih terdiam. Apa aku boleh berbicara dengannya?

"Hey" ucapnya sambil mengibaskan tangannya di depan wajahku "apa kau tuli? Atau mungkin bisu?"

"Jimin tidak ada di rumah, dia sedang pergi" dengan terpaksa aku membuka mulutku. Ini agak canggung. Berbicara dengan orang lain selain Jimin.

"Ah!! Anak itu rajin sekali ya. Padahal sekarang hari libur" dia menggaruk tengkuknya. Tapi tatapannya tetap tertuju kepada aku.

"Baiklah, nanti aku kembali. Aku mau mencari Jimin. Sampai jumpa cantik" ia melambaikan tangannya ke arahku dan pergi begitu saja. Kau tau! Dia orang paling tampan yang pernah kutemui.

Aku tak tahu perasaan apa ini. Tapi, jantungku berdegup kencang. Ini yang kedua kalinya. Setelah kejadian waktu itu aku berjumpa dengan Jimin. Perasaan apa ini?

Aku kembali mengunci pintunya dan masuk ke dalam. Baru saja aku ingin duduk, tiba-tiba aku mendengar suara Jimin.

"Seulgi, buka pintunya"

Aku langsung bergegas membuka pintunya.

"Kenapa kau membuka pintu untuk orang lain?" Tiba-tiba dia langsung berbicara begitu saja. Padahal aku belum menyambutnya.

"Aku hanya...." Apa yang harus aku jawab?

"Sudahlah, sudah terlambat" Jimin menghembuskan nafas panjang "Jungkook, ayo masuklah" pria itu datang lagi "hai! kita bertemu lagi cantik"mengagetkan saja. kepalanya tiba-tiba muncul dari samping pintu. Aku pun langsung masuk kedalam. Jimin sepertinya sedang menyiapkan minum. Aku pun duduk di sofa. Dan tiba-tiba saja pria itu langsung duduk di sampingku. What ever

"Tak apa kan aku duduk di sini?" Aku hanya mengangguk. Ya, hanya itu saja. Jimin pun datang. Terlihat raut wajah tidak enak disana. Dia mempoutkan bibirnya.

"Jangan terperdaya oleh rayuannya. Dia melakukan itu ke semua wanita" ucap Jimin seraya menaruh cangkir berisi teh hangat. Dia pun duduk di kursi yang satunya. Jungkook, ya itu nama yang tadi kudengar. Dia meminum teh yang Jimin berikan.

"Jadi, mau diapakan dia?" ucap Jungkook setelah menaruh cangkir teh tersebut.

"Aku juga tidak tahu. Tak mungkin aku terus mengurungnya di rumahku. Aku tak bisa memulangkannya. Itu butuh waktu kurang lebih seminggu. Kau punya ide?"
Ucap Jimin panjang lebar.

Jungkook terlihat berpikir sampai wajahnya terlihat segar akan ide "apa kau bisa bekerja di perkebunan atau di peternakan?" Jungkook mengajukan pertanyaan kepadaku. Aku ingin menjawab tapi mulut ini tidak mengeluarkan suaranya. Untung saja aku mendapatkan bantuan berbicara dari Jimin. Hufff.... Menatapnya saja membuat aku grogi.

"Kalau dia bisa, sudah aku ajak dia bekerja" okay, thanks to Jimin for help me.

"Kalau begitu nanti aku yang ajarkan. Ya kan?" dia melirikku sambil menyenggol badanku dengan tangannya. Kudengar Jimin berdeham kencang dan Jungkook pun diam kembali.

"Bagaimana Seulgi?" Aku tidak tahu mau menjawab apa. Aku hanya mengangguk untuk memberikan jawaban. Tiba-tiba saja Jungkook yang berada tepat di sebelahku, langsung memelukku.

"Sudah kubilang itu pasti ide bagus Hyung!!" Deheman Jimin untuk yang kedua kalinya menghentikan aktivitasnya Jungkook dalam memelukku.

"Baiklah Hyung! Aku pulang dulu ya" setelah berpamitan, akhirnya Jungkook pulang. Dan sekarang yang tersisa hanya aku dan Jimin. Berdua. Lagi.

Aku menatap Jimin dan Jimin langsung membalas tatapanku. Aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah lain.

Jimin berjalan ke arahku dan duduk tepat di sampingku. Dan untuk yang kedua kalinya dia menyenderkan kepalanya di bahuku. Tapi, sekarang bukan hanya itu. Dia kali ini juga memelukku. Erat.

"Mungkin lebih baik hari ini aku dirumah saja" ucap Jimin yang kemudian memejamkan matanya.

||||||||||||||||||||

Seulgi! Jangan ambil ambil Jungkook ya!!!!!

😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈


I Want To Be Free [Seul-Min]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang