"Mungkin menurutmu itu bukanlah hal yang penting, tapi salahkah jika aku takut suatu saat kamu bersama yang lain..Kita hanya sebatas saling perhatian"
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Hiruk-pikuk di dalam kelas membuat Citra menyumpal telinganya menggunakan earphone. Hari yang begitu panjang..akan ada semacam sosialisasi dari beberapa universitas untuk kelas 12 yang sebentar lagi akan lulus. Suatu kebebasan bagi para siswa karena hari ini seluruh jam mata pelajaran dikosongkan.
Sudah beberapa kali Citra menguap itu menandakan bahwa rasa kantuknya berada di ambang batas. Bahkan tidak ada pesan dari hpnya, meski pesan itu dari Raka sekalipun. Entah kenapa laki-laki itu jarang mengiriminya pesan manis setelah percakapan mereka beberapa hari lalu. Mungkinkah Raka marah? Tapi atas dasar apa?
Daripada semakin bosan dan mati gaya, lebih baik Citra menuju tempat favoritnya yaitu rooftop gedung serba guna. Dia merasa lebih tenang dan ringan setiba di tempat itu. Memang jarang yang tahu tempat ini, karena dulu dia juga tidak sengaja menemukannya.
Setelah menghirup udara kebebasan, Citra mengambil sebuah pilox dari dalam tasnya. Pilox itu dia gunakan untuk membuat grafiti pada lantai tooftop. Jiwa seninya sangat tinggi, jadi jangan kaget jika dia membuat tulisan yang sangat menarik :
🔥Raka 🔯Citra 💦Alvin
"Gue kira belum ada yang nemuin tempat sekeren ini? Ternyata gue kalah start ya"
Citra menghentikan aktivitasnya ketika menyadari ada seseorang selain dirinya tengah membaca tulisan yang dia gambar. Dia sedikit terkejut mendapati seorang laki-laki berada agak jauh di belakangnya. Citra pun berdiri dan mengerutkan keningnya bingung.
"Lo siapa?" tanya Citra melengoskan pandangannya memberikan kesan angkuh.
"Gue siapa itu ngga penting buat lo" jawab orang itu menjengkelkan
"Right..emang ngga penting.. Tapi lo ngapain disini? Gue yakin lo anak baru" tanya Citra memperhatikan laki-laki itu dari ujung kaki hingga kepala 'Berantakan'
"Udah ngliatinnya? Naksir awas!! Gue ngapain disini juga bukan urusan lo, ini tempat umum..So, siapa aja bebas buat kesini" orang itu semakin membuat Citra jengkel
"Whatev lah !! Lo tau darimana tempat ini? "
"Buat nyari tempat kayak gini bukan hal yang susah buat gue..Di sekolah gue dulu juga tempat kayak gini yang jadi tempat favorit gue"
"Ngga nanya !! Lo suka nongkrong di rooftop? Oh pantes lo anak bandel ya?!" tuding Citra
Laki-laki itu tersenyum miring "Gue bandel? Apa kabar sama lo?"
'Cih!! Anak baru songong juga' batin Citra berdecih
"Raka? Alvin? Siapa? mantan sama pacar lo atau mantan sama gebetan lo?"
"Itu juga bukan urusan lo" sahut Citra sewot menandakan bahwa ia tak suka jika ada yang bertanya mengenai hal pribadinya "mending lo cabut sekarang , karena tempat ini gue yang nemuin lebih dulu"
Bukan menuruti permintaan Citra, laki-laki itu justru merebut pilox dari tangan citra dan ikut membuat tulisan disana
"Hei !! " gertak Citra namun hanya dibalas tatapan tajam dari orang itu
"Ngga mau..lagian ini bukan tempat lo kan? " tanya laki-laki itu menskak mat"Tapi gue dulu yang nemuin tempat ini sebelum lo"
"Well, kita buat kesepakatan.. Kalau lo datang duluan gue ngga akan ngusik buat kesini dan sebaliknya"
"Ehh kesepakatan apaan tuh..enak di lo ngga enak di gue..engga , gue ngga mau" tolak Citra mentah-mentah
"Gue rasa itu ngga ada yang dirugiin kok,kalo ngga nerima maka lo harus mau...." laki-laki itu membasahi bibirnya dengan gerakan slowmotion sambil mengerlingkan matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait You?
Ficção AdolescenteSeperti dandelion.. Dia terbang jauh menemukan kebahagiaan baru. Tapi akan tiba saatnya.. Dia rindu kebahagiaan sederhana dari tempat dia berasal. Karena perasaan yang tulus.. masih tertinggal. Lugas-Citra-Raka [Purindari]