Hard

6 0 0
                                    

Lucas POV

"Lu abis dicium Lucas li" Gavin dengan santai menjawab dengan posisi tidur berdiri. Slompret nih anak.

"Ehhh gua dicium Lucas?" tanya Aliya yang berusaha bangun dari tidurnya dan terlihat kebingungan menatapku

"Ini gak yang seperti lo kira li" gua harus nyelesain ini sebelum dia marah sama gua

"Dan.."

"Dia emang mau nyium lo" setdah slompret ngajak berantem lu vin.

"Ngga li dasar Gavin kupret, lo tadi gak sadar, lo pingsan udah pake cara apapun tapi gabisa jadi kepaksa cara make napas buatan li dan Lucas yang bisa, maaf li" Diana mencoba membenarkan apa yang dibicarakan Gavin

"Oh yaudah gua mau kekamar mandi dulu" Aliya bangun dengan segenap tenaga yang ia miliki, aku tau itu susah

"Ga mau gua temenin?" Rossi menawarkan diri untuk menemaninya.

"Gausah si, gua bisa sendiri" Gue khawatir sama lo. Tapi gua bukan siapa siapa lo li.

"Plis, gua mau nemenin lo sampe depan gapapa kan?gua gamau lo kenapa kenapa karena gua" aku dengan keberanian ku menawarkan diri, aku tak bisa melihatnya seperti ini karena ku.

"Iya makasih" aku bernafas lega tak sia sia aku mengatakan seperti itu

Aku berjalan berdampingan dengannya keluar dari Friendroom, diam, tak ada yang kami bicarakan.

"Cas"

"Al"

"Lo duluan"

"Eh ga lah li ladies first"

"Lo duluan aja ngomong"

"Gausah lo aja"

"Yaudah, gua mau nanya?bener apa yang dibilang mereka?"

"Iya li bener gua minta maaf" kata inilah yang bisa kuucapkan mewakili penyesalan yang kurasakan, It's hard.

"Oh yaudah"

Aku menatapnya "Lo gak marah gitu?ato mau nampar gue? ato yang lain gitu?" aku heran kenapa dia biasa saja. Padahal seharusnya tuh anak ngelakuin itu ke gue.

Entah dia hanya diam dan menuju ke arah dapur.

"Kok ke dapur? bukannyo lo tadi mo ke kamar mandi?"

"Sebenernya gue terguncang pas gue tau lo berani berani nya, kalo sampe Alvan tau, mati digorok detik ini juga lu" dia mendekat padaku, dia menggapai tanganku yang dingin.

"Tangan lo dingin cas, nih ya lo gak usah khawatir, gue bakal baik baik aja, soal masalah tadi, tenang aja, gue malah makasih banget sama lo karena lo gua bisa sadar, entah apa yang bakal terjadi kalo gue terus terusan pingsan bisa bisa sakteboard gue pada kurang kasih sayang hehe"

Entah kenapa, perkataan yang dia lontarkan barusan membuatku sadar, aku telah menjadi pahlawan, tanpa sadar aku tersenyum simpul. Asal lo tau, gue juga yang bakal kurang kasih sayang bukan cuma skateboard lo doang.

"Makasih cas udah nolongin gue dan buat gue sadar"

"Iya sama sama"

"Eh bentar, mereka ga ambil minum gitu? Ini minum nya masih disini"

Aku melihat kearah yang Ali lihat, gelas gelas dan minuman masih diatas meja Huft Diana dan Gavin lupa membawa minumannya dan malah asyik berduaan.

"Kutu bener tu anak dua asik duaduaan bawa samyang doang, minum kaga, sok berani pedes banget sih mereka, masuk UGD baru nyesel dah" Gerutuan itu membuat ku tersenyum

"Dah udah kita aja yang bawa in nya ya?"

"Iya iya oke, kali ini gue beneran mau ke wc, lo tunggu sini bentar doang, duduk manis yak, gue otw bathroom dulu key" seketika Ali ngacir ke kamar mandi.

Aku duduk dan memperhatikan gelas gelas di atas meja, aku melihat mug bertuliskan 'Mom' disebelah gelas gelas lainnya, aku menenggelamkan kepalaku di dalam lekukan tanganku yang terkulai lemas, aku rindu sosok dia, Mom, Ibu, Mama, apapun itu aku merindukannya.

'Mom, apakah skateboard ku menyebabkan semua ini?ataukah aku?aku sangat ingin bersamamu lagi' selalu, saat mengenang kejadian waktu itu aku selalu mencari jawaban sebab yang membuatnya pergi meninggalkanku tanpa kabar.

Tap..Tap..Tap..

Aku mengangkat kepalaku dan membenarkan posisi dudukku, melihat siapa yang datang.

"Lucas?ngapain lo disini?"

"Oh gue main aja kesini"

"Lucas, ayok kita anterin...." Aliya terhenti berkata saat dia menyadari sesuatu.

"Alii..hei darling, i miss you my girl" aku melihat Alvan merangkul Aliya seperti biasa dan mencium keningnya seperti biasa, aku cemburu. Tapi dia kakaknya. Ah begitulah tidak boleh terlalu cemburu.

"Kamu main kesini al?"

"Kalian udah saling kenal ya, Mike ini nih pacar gue"

Dia Mike, yes Michael Revano

"Kalian pacaran?tinggal serumah?oh my god" Mulut Mike mengaga namun langsung ditutupnya dengan kedua tangannya. Aliya mencubit pinggang Alvan.

"Hehe canda, Aliya ade gua, masa sih lo ga bisa miripin kita berdua?rabun lo ya?"

Mike langsung menurunkan tangannya dan bersikap cool kembali, cowo aneh dasar.

"Wah wah wah, pantesan kek pernah liat gitu"

"Peak, gue kan pernah liatin fotonya di hape gue dasar lo Aja" kali ini Mike hanya mengangguk angguk tak jelas.

"Ah iya cas, lo nginep sini kan?Mike juga mau nginep sini soalnya." lanjut Alvan. Soal gua tinggal dirumah ini masih sangat dirahasiakan karna takutnya temen temen mikir gimana gimana gitu. Mikir yang aneh aneh, gue ngapain Aliya dan
sebagainya. Tapi nanti gua klarifikasikan kok. Hehe.

"Iya gue nginep disini, sekalian mau ngajarin Ali beberapa pelajaran yang belum dia ngerti karna tadi sempet kesusahan pas belajar tapi dia selalu bisa jadi aku mau bantu aja"

"Eeh lu perhatian bener ma ade gua, gua sayang deh sama ade gua"

"Aelah van, ya pantes lu sayang kan emang ade lu" aku menumpas perkataan Alvan

"Gua ikut boleh?" Mike membuat kami sontak terkejut, Aliya yang kurasa masih sibuk dengan translator otaknya alias mikir, pun terkejut.

"Eh cas, tar malem kita kan latihan skate sampe jam10 lo lupa?udah ditanyain tu sama anak anak lo absen mulu sih. Emang Gavin sama Farhan ga ngomong sama lu. Dan Mike peak, lu bilang ndiri dahal sampe jam10 malem, abis tuh mo futsal"

"Oh iya duh gue lupa" kali ini aku menepok jidat ku sendiri. Gue lupa kalo gue udah absen seminggu kurang lebih dan ganti jam latihan skate gara gara sekolah seharian.

Pertanyaan tadi yang membuatku malas untuk latihan dan Alvan selalu Memaklumi itu. Mike hanya mengecek jadwal latihan skate yang ada di pintu kulkas. Mike termasuk baru anggota Skateboard kami, entahlah sejak kapan karena aku tak peduli, terkadang Alvan yang memberitahu semua padaku.

"Whatt! skate? Alvannn ikuttt plissssss yahh yahhh yahhh" Aliya dengan caranya memohon Puppy eyes,bibir manyun,muka melas bisa membuat siapapun tak tega melihatnya. Termasuk aku.

"Okeyy kalo lo dapet izin dari mom and dad"

"Siappppp, pasti boleh. Kan ada Kakak dan Lucas nemenin Ali, pasti diboleh" mendengar itu aku sempat ingin berteriak bahagia. Memang, pasti Aliya akan boleh keluar bila bersamaku. Hehe

************************
Maaf guys lama post coz pr numpuk dan sekolah full day hehe curhat dah
see you next part babayy

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 25, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Skateboard Or LoveWhere stories live. Discover now