Saat memasuki kelas aku sontak terkejut. Lucas menggenggam pergelangan tangan sebelah kiri Naily dengan kuat. Ditangan kanan Naily aku melihat flipku yang siap dia lempar ke lantai. Lucas memarahinya, perdebatan diantara mereka tak bisa di elakkan, Naily tetap ingin membanting flipku, dengan gerakan cepat aku berlari dan mengambil flipku yang sedikit lagi jatuh ke lantai.
Aku berlari yang kukira itu sebuah taman sekolah aku menangis disana. Aku ingin pulang. Aku tak ingin mereka ada di hidupku. Semua karena Lucas, gadis itu mencintai Lucas dan membuatku terjebak masalah dengan gadis itu yang hampir melumpuhkan flip kesayanganku. Aku akan menelpon Mom untuk menjemputku sekarang juga.
"H..h..halo mom"
"Ya sayang?kenapa kau menangis"
"Mom ku mohon jemput aku sekar..."
Seseorang mengambil alih telpon genggamku, aku menoleh.
Anak laki laki ini, siapa dia? Aku tak mengenalnya. Apa dia akan mencuri handphone ku, kurasa tidak.
Dari penampilan nya dia kelihatan tidak begitu ingin mencuri handphone ku dan dia lebih dewasa, tak mungkin dia seperti itu. Dia duduk di sebelahku dan mengulurkan tangannya.
"Aku Frans Michael Revano, aku kelas 12 dan kamu bisa panggil aku Mike. Kamu tak perlu menangis, itu semua memang kesalahan Lucas, dia membiarkan gadis itu mencintai nya tanpa batas, harusnya Lucas tak perlu merespon gadis gila itu, jangan takut. Aku disini bersamamu aku akan melindungi mu" jelas nya.
Apa?melindungi ku?aku saja baru mengenalnya. Dia banyak tau tentang gadis yang membuatku Jibang Kata Alvan Jibang itu Jijik Banget dan Lucas.
"Maaf, aku tidak mengenalmu, lagipula kita baru kenal, aku tidak ingin bermain main dengan orang baru" aku bangun namun tanganku ditariknya untuk duduk kembali.
"Karena kita baru kenal, aku ingin mengenalmu lebih jauh boleh kan?" tawarannya membuatku merinding
"Akan ku pertimbangkan" aku memperhatikan wajahnya, cukup tampan, dengan kulit putih, alis tebal, bibir pink tipis, wajahnya bule tulen.
"Baiklah, berhenti lah menangis, aku tak tega melihat gadis cantik sepertimu menangis di hadapanku"
Dia mendekatkan wajahnya dengan ku, semakin dekat, jantungku berdetak sangat cepat, aku tak bisa mengontrolnya, aku memejamkan mataku, kurasakan bibir itu mencium kedua kelopak mataku bergantian, aku tersenyum dan membuka mataku.
"Aku melakukan itu supaya kamu berhenti menangis, maaf hanya itu yang bisa kulakukan untuk membuatmu berhenti menangis" ujarnya tersenyum, bisa kulihat dari mata nya dia tulus.
"Terima kasih, kamu membuatku tidak menangis lagi, aku senang bertemu denganmu" ujarku tersenyum senang
"Ini handphone kamu" Dia memberikan handphone ku yang sempat dikantongi nya. Dan menggenggam tanganku. Tangannya dingin.
"Makasih ya" aku melepaskan genggaman itu.
"Sama sama" aku membalas dengan senyum terbaikku.
Dia menyentuh lembut pipiku dengan kedua tangannya yang dingin, kurasakan dingin menusuk dan desiran angin yang menerpa wajahku membuatku terpejam.
"Aliiiiii, kamuuuu dimanaaaa?" Jeritan itu dari sepupuku, yap itu Rossi. Aku membuka mata dan Mike melepaskan tangannya dari wajahku.
"Rossii,aku disini" aku melambaikan tanganku. Dia menghampiriku dengan wajahnya yang terlihat lega.
"Kamu kemana aja sih?kamu nangis ya?kenapa kamu main pergi aja sih?trus kamu ninggalin aku sendirian?kenapa kamu ngga bilang sama aku li?" Dia mulai cerewet seperti Alvan.
YOU ARE READING
Skateboard Or Love
RomansaAku mencintai ketiganya? Apakah aku harus memilih salah satu? Aku tak bisa tuhan. Aku seorang gadis yang di cap 'Cewek Skateboard' oleh satu sekolah, cuma karena aku terus membawa Skateboard kemanapun aku pergi, termasuk sekolah ku di Cambridg...