Chapter 29 (Blood Wedding) part 2

1K 103 13
                                    

Semua orang dihadapanku seperti tercengang melihat kehadiranku yang tiba-tiba. Tidak, mungkin bukan karena kedatanganku yang mendadak, tapi mungkin karena aura gelap yang kupancarkan. Yah, sudah merupakan hal wajar jika aku seperti ini sekarang.

Dapat kulihat beberapa wajah mereka yang ketakutan melihatku yang berbalut warna hitam kelam dihiasi warna merah dari darah yang sudah kutumpahkan. Sambil berjalan, darah masih menetes dari ujung pedang dikedua tanganku.

"Ricane, kenapa kau disini?" tanya Nixia.

"Aku tidak ingat ada yang melarangku untuk datang, apa aku hanya masalah untukmu?"

"Oh lupa, aku sarankan kau menjauh dari orang disampingmu itu. Jika cincin itu ada di jarimu aliran manamu akan terhambat," lanjutku menjelaskan.

Orang yang berdiri disamping nampak geram karena rencana yang sudah disiapkannya telah kubongkar lebih dulu sebelum sempat ia jalankan.

"Segera lumpuhkan dia!" perintahnya.

Empat orang segera berlari kearahku dengan menghunuskan pedang. Mereka datang dari depan, samping dan belakangku. Apa yang bisa ku lakukan? Empat orang mengelilingiku, dan aku hanya sendirian. Sungguh tidak adil.

"Hei, aku punya penawaran yang bagus. Kalau kalian menyingkir, aku tidak akan menyakiti kalian," tawarku.

Sepertinya mereka tidak tertarik. Terbukti dengan serangan serentak yang mereka arahkan padaku. Kulakukan tebasan memutar disertai sambaran kilat, kemudian tubuh orang-orang yang menyerangku terpotong dengan darah yang mengalir dari setiap potong tubuh mereka. Tentu saja mereka mati. Padahal saat ini aku dalam mode normal.

Kukibaskan kedua pedangku, kemudian kusarungkan keduanya dengan perlahan.

"Hadehhhh, pasukanmu payah sekali," ejekku.

Sementara itu orang-orang lain disekitarku tercengang melihat bagaimana santainya diriku setelah membunuh mereka.

Setelah itu, datang lagi orang-orang yang mencoba menangkapku. Kucabut yoru no hikari yang selama ini berada di punggungku dan langsung maju untuk menebas mereka. Tapi ada yang menghentikanku dengan dua buah pedang berwarna hitam dan putih.

"Ricane, kumohon tolong berhentilah," mohon Nixia.

Yap saat ini aku sedang beradu pedang dengan Nixia. Tidak kusangka dia akan sampai melakukan hal ini.

"Tidak sampai, tujuanku kemari tercapai."

"TIDAK SADARKAH KALAU KAU SUDAH MEMBUNUH TEMANMU SENDIRI!" teriaknya disertai dengan air mata.

"Teman katamu?"

Sepertinya Nixia serius. Terbukti dengan circular element yang kini berada di punggungnya. Pakaiannya juga sudah berganti.

Nixia maju menyerang, begitu pula denganku. Nixia melayangkan tebasan dengan kedua pedangnya secara bersamaan. Terus, dia melakukannya tapi tidak satupun yang berhasil mengenai. Entah kenapa aku teringat pertarungan pertama kalinya dengannya.

Beradu pedang dengan disaksikan oleh banyak orang. Aku yakin saat ini mereka juga hanya mendukung Nixia.

"Sama seperti dulu," ucapku.

"Tidak, jauh berbeda!"

"Benar, sangat berbeda."

Pedang yang ada ditangannya hancur setelah terkena tebasan pedangku yang disertai holy cursed blade.
Nixia langsung melompat mundur, kemudian meluncurkan keempat pedang berbeda elemen dari circular element.

Melihat hal itu kutancapkan pedangku ketanah. Kemudian muncul empat rantai hitam yang menerjang keempat pedang milik Nixia hingga hancur menjadi kepingan-kepingan.

Blue Luminescent White KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang