Sasha POV
Haduh, lupa lagi kan mau ke ruang bu Uli. Pikun banget sih lu Sha! Mana pelajaran pak Ody masih lama lagi! Jadi ngantuk kan! Tidur ga ya? Hm..tidur aja deh!
***
Gue berada di tengah pantai. Gue lihat 2 anak kecil sedang bermain pasir dengan gembiranya. Bisa diketahui bahwa mereka adalah anak kecil yang tadi. Gue anggap mereka adalah gue dan Aaron.
"Aalon! Nanti pasilnya masuk ke mata!" ucap anak kecil yang gue anggap sebagai gue pas kecil.
"Ehehe..ga bakal masuk kok!" balas Aaron kecil dengan cengiran.
Aaron kecil masih melanjutkan kejahilannya dengan menendang-nendang pasir ke arah Sasha.
As expected, pasirnya masuk ke mata kiri Sasha.
"Tuh kan beneran masuk! Sakit tau!" ujarnya sambil mengucek matanya yang berair.
"Aduh, maaf Sha! Aku ga sengaja!" ucap Aaron kecil dengan raut muka bersalah dan sedih.
"Iya gapapa..tapi kamu jangan kayak gitu lagi ya.."
"Iya.."
Seperti tertarik tiba-tiba ke belakang, scene nya berganti. Kini gue berada di rumah yang pernah gue lihat sebelumnya.
"Boneka kesayangan aku jadi rusak gara-gara kamu!" ucap Sasha kecil sambil menangis.
"Maaf banget Sha! Aku bener-bener ga sengaja!" ujar Aaron kecil dengan raut muka yang sama seperti sebelumnya.
Dan gue kembali tertarik ke belakang, mendapati scene nya berganti lagi. Sekarang gue ada di rumah seseorang. Gue melihat sekeliling dan menemukan rumah yang tadi gue lihat tepat berada di sampingnya.
"Sha! Awas!" suara Aaron kecil membuat gue melihat kearahnya yang berada di pinggir jalan. Sangat terlihat di wajahnya ia sedih, panik, takut, dan yang paling terlihat adalah rasa bersalah. Kenapa ia merasa bersalah?
Dan gue melihat mobil yang sedang melaju kencang sebentar lagi menabrak Sasha.
"AAAAA!!!!" bukannya lari, Sasha kecil malah menutup matanya dengan kedua tangan.
Rasanya ingin sekali menolongnya, tapi gue malah mematung. Malah menonton.
Brakk!!
***
Dan gue terbangun.
Apa itu tadi? Seriously, what's going on? Mimpi? But it felt so real! Dan kenapa muka Aaron kayak gitu? Why did he feel guilty? Dan gue ketabrak mobil? Really? Gue butuh jawaban. Gue harus dapet jawaban.
Dan ga berasa pelajaran pak Ody pun telah berakhir. Setelah kami memberi salam, beliau keluar. Selanjutnya adalah pelajaran bu Natalie. Berhubung beliau belum datang, gue bisa bertanya ke Aaron tentang ini.
"Ron" panggil gue.
Ia menengok namun tidak menjawab. Ah, sudah biasa.
"Dulu pas lu kecil, pernah ngeliat orang kecelakaan ga?"
Aaron berpikir sebentar. "No, why?" jawaban yang sama ia ucapkan.
Gue menghela napas. "Nothing, just a random question" ucap gue dengan jawaban yang sama juga.
Aaron ikut menghela napas. "Again?"
"Yep, again. Oh and btw, did you ever move out?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Teen FictionSasha, murid kelas 3 SMA yang berparas cantik namun 'playgirl' kini jatuh hati terhadap Aaron, teman sebangkunya yang terkenal pendiam namun populer di kalangan siswi. "Kadang, cinta gabisa diduga. Tiba-tiba datang, tiba-tiba pergi" -Sasha Maldive J...