25. Bulan Madu

1.6K 145 1
                                    

Reifan dan Neara memakai konsep forrest wedding sesuai dengan permintaan Neara untuk acara resepsi pernikahan mereka.

Selesai melaksanakan resepsi di hotel berbintang milik keluarga Irawan, Reifan langsung memboyong Neara ke rumahnya. Mereka berdua sudah sepakat untuk beristirahat di rumah saja. Selain itu, kondisi Kenzo juga sedang kurang sehat. Sepanjang resepsi mereka tadi, wajah Kenzo nampak pucat.

Awalnya Andi juga Aulia menolak usulan keduanya untuk langsung pulang, tapi dengan berbagai bujukan akhirnya Andi mengizinkan mereka. Lagi pula, dia sudah tidak memiliki hak untuk memaksa Neara. Setelah tadi dia menyerahkan Neara pada Reifan, otomatis kini tanggung jawab yang sebelumnnya dia pikul kini telah di pikul Reifan.

Aulia memberikan banyak sekali wejangan kepada putrinya itu. Dari mulai menjaga kehormatan dirinya, suaminya, Harta suaminya, dan juga keluarganya karna sejatinya istrilah yang kelak menentukan apa si suami bisa masuk surga atau tidak -tapi juga melihat dari banyak amalan dan dosa manusia teraebut- sebab istri adalah pakaian bagi seorang suami.

"Kalau udah sampai rumah Reifan jangan lupa kabarin mamanya. " Pesan Aulia dengan memeluk erat Neara.

"Iya ma. "

"Nea jangan bandel, harus nurut sama suami. Layani suami sebaik dan semampu Nea. " Kali ini Neara menganggukan kepala, lalu beralih memeluk papanya.

"Rasanya baru kemarin papa gendong Nea yang baru di lahirin mama, tapi sekarang papa harus lepasin Nea ikut suami Nea. "

"Nea juga, rasanya baru kemarin Nea jatuh dari sepedah dan papa panik lalu bawa Nea ke rumah sakit padahal lutut Nea cuma lecet aja. " Neara terkekeh dalam tangisnya.

Ingatan masa kecilnya bermunculan. Bagaimana cara Aulia menyuapinya saat dia sakit, bagaimana cara Andi yang sangat cemas dan panik saat dirinya mendapatkan periode pertamanya saat sang mama sedang keluar kota. Semua memori Indah itu membuat Neara mengeratkan pelukannya.

"Nea sayang sama papa. "

"Papa juga sayang Nea. " Ujar Andi mencium kepala putrinya.

"Udahan pelukannya pa, tuh Reifan udah cemberut liatin papa sama Nea pelukan dari tadi. " Kata Aulia sambil menghapus air matanya.

"Titip Putri papa Rei. "

"Pasti, tapi sebelumnya Reifan minta maaf jika suatu saat nanti mungkin Neara akan menangis karna Reifan. Sebab Reifan gak mungkin akan selalu membuat Neara tertawa tapi satu hal yang harus papa dan mama pegang dari janji Reifan adalah Reifan akan memprioritaskan Neara dan kebahagian Neara adalah tujuan Reifan saat ini. "

Setelah mengucapkan itu keduanya bergegas masuk mobil. Untuk hari ini Andi meminta mereka menggunakan supir agar mereka bisa istirahat setelah melalu resepsi yang melelahkan.

Neara memeluk mesra lengan suaminya, telapak tangan mereka pun saling bertautan. Reifan sendiri memejamkan mata karna merasa cukup lelah.

"Rei. "

"Hmm. "

"Kenzo kenapa? Tadi aku liat mukanya pucet banget. "

"Dia lagi gak sehat, badannya agak panas. Aku udah suruh dia istirahat aja di rumah tapi masih ngeyel dan mau hadir di resepsi tadi. "

"Aku harap Kenzo gak apa-apa. " Suara Neara terdengar begitu khawatir. Reifan membuka mata lalu tersenyum dan mendaratkan beberapa kecupan di kepala istrinya.

"Makasih udah sayang sama Kenzo. "

"Kenzo udah jadi adik aku sekarang, pasti dong aku sayang sama dia. "

Alandra Series : ALANDRA (Abimana Reifan Alandra) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang