The Truth

3.3K 152 1
                                    

Willy POV

Baru saja aku sampai di rumah, ponselku sudah berbunyi, di layar tertulis 'Bro Rob'.

hhhh..hhhuuuft....

Hela nafasku berat karena sudah bisa kutebak apa yang akan dia bicarakan.

"Hi bro, what have you done to my sister ha?!" Tanya Robin padaku

"Sorry bro, aku buat adikmu menangis, hhhhhhh..hhuuft.!" Jawabku dengan nafas berat.

"Bro, I think that I have falling in love with Meggy, I don't know how it can happened" lanjutku.

"Impossible! Bagaimana mungkin?! Kalian sudah seperti musuh bebuyutan yang tak pernah saling bicara! saling menyapapun tak pernah! that's impossible bro..!" Ucap Robin sambil terkekeh.

"Sudahlah jangan menertawakan kami, adikmu yang buat aku sadar dengan perasaanku ini bro." Jelasku lagi.

"memangnya apa yang sudah Meg lakukan padamu bro? Eh salah! Bukankah seharusnya justru aku tanya, apa yang sudah kamu lakukan ke Meg? Karena setahu aku nih, tadi Meg setelah istirahat kedua tidak masuk kelas sampai jam sekolah selesai. Saat aku dan olin bertemu Meg, kondisinya parah banget bro, seragam lusuh kotor, mata bengkak kaya ikan koki, gak ada semangat hidup, apa yang terjadi sih sama kalian berdua?!" Ucap Robin panjang lebar.

Aku bingung tak memiliki penjelasan  apapun untuk Robin, karena aku juga gak ngerti apa yang terjadi pada Meg setelah lari dariku tadi.

"Bro, please trust me.... Aku gak bakal nyentuh Meg sembarangan, I love Meg bro." Sahutku lagi menyakinkan Robin.

"Okay, please take care my Meg, can you bro? Tanya Robin.

aku langsung menjawab dengan pasti.

"pasti bro! aku pasti jaga Meg sebaik mungkin, thanks for trusted me".

Telepon berakhir.

Ada sebuah perasaan lega setelah aku mendapat sedikit restu dari Robin, sahabat yang juga calon kakak ipar ku, membuatku sedikit tersenyum.

Aku harus segera bertemu Meggy, aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi setelah Meg lari dariku.

Segera kuambil kunci mobil dan berpamitan pada mom and dad.

Cuuuuurrrr.....tes....tes.....tes....

Darah mengucur deras keluar dari hidungku, mendadak duniaku gelap dan hanya terdengar teriakan mom memanggilku tapi tak bisa ku jawab.

Samar-samar mulai kulihat terang yang silau sekali dan bayang-bayang orang-orang tapi tak jelas siapa saja, kepalaku pusing sekali, berat sekali rasanya kepalaku ini. Saat akan kupegang kepalaku ternyata di tanganku sudah ada selang berjarum.. kupejamkan lagi mataku dan kubuka perlahan-lahan.

"Ach! mom...dad...." Panggilku lirih sambil menahan kepalaku yang sangat sakit.

"Son...are you okay? We're here, Will" jawab mom menenangkan dan membantuku sedikit duduk bersender di bed rumah sakit.

"Kenapa Willy ada disini mom?" Tanyaku bingung karena seharusnya aku berada di rumah Meggy bukan di rumah sakit.

" Kamu mimisan lagi Will, tenanglah dokter bilang kamu sudah stabil, kita tinggal tunggu hasil cek darah, sementara kamu menginap disini dulu ya, mom mohon kali ini kamu bisa menuruti mom ya nak.." jelas mom sambil memegang tanganku memohon pengertian ku.

Aku hanya bisa mengangguk lalu tertidur lagi.

Meggy POV

Bugh....bugh...bugh....bugh...!

Pintu kamarku digedor keras sekali, membuatku terbangun dari tidurku.

"Meg, bangun....!!! Ayo Meg kita harus cepat ke rumah sakit!!!" Teriak kak Robin sambil terus menggedor pintu kamarku.

Ceklek....

Kubuka pintu kamarku dengan malas.
"Ada apa sih kak? Siapa yang masuk rumah sakit?" Tanyaku dengan mengucek mataku yang masih ngantuk setelah ketiduran karena lelah menangis tadi siang.

"Willy masuk rumah sakit lagi, ayo cepat siap-siap, mom and dad juga masih siap-siap, aku tunggu di mobil." kak Robin menjelaskan dan tanpa menungguku bereaksi dia sudah langsung turun ke bawah.

"Willy?? kak Willy masuk rumah sakit lagi? Apa dia kecelakaan?aaaarrrrgggghhhhhh!!! kenapa aku jadi lemot begini sih!"
batinku bermain dengan pikiranku sendiri lalu segera bersiap-siap untuk ke rumah sakit.

"Kak, emangnya kak Willy kenapa kok tiba-tiba di rumah sakit? Tadi siang di sekolah dia sehat-sehat saja, apa dia kecelakaan?" Tanyaku saat dalam perjalanan ke rumah sakit.

Bukan kak Robin yang menjawab tapi mommy.

"Meg, Willy tadi sore mimisan dan langsung pingsan, baru saja Tante Melly menelepon mom katanya Willy divonis leukimia stadium 3. Tante dan om sangat membutuhkan kita disampingnya, mereka sangat terpuruk Meg." penjelasan mom yang langsung membuatku terpuruk juga.

Aku menatap kak Robin yang menyetir di depan lewat kaca spion tengah, kak Robin juga menatapku khawatir.

"Oh Tuhan, please mataku masih bengkak masa aku harus menangis lagi dengan berita ini?? please God help me, help Willy....leukimia stadium 3?? Oh God please...."
Batinku perih tak mengerti harus bersikap seperti apa.

Hallooo....
Gimana nih dengan ceritaku?
Please vote and comment ya...

Sahabat Menjadi SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang