Break Off

860 69 6
                                    

Meggy terus menangis di samping tempat tidur Willy, menggenggam tangan kekasihnya.

"Kak, Meg mohon bangunlah, bangunlah sekarang, kembalilah sekarang atau pergilah untuk selamanya kak. Kumohon kak Willy, demi buah cinta kita, berikan keputusan pada Meg dan baby ini kak." Ucap Meggy telah putus asa dengan semua yang terjadi di hidupnya dan hubungannya dengan Willy.

Tak ada respon meski sudah hampir satu jam Meggy menangis dan berucap segalanya pada Willy.

"Meg, sebaiknya kita periksakan bayimu dulu. Sekarang sudah jam praktek dokter kandungan. Setelah dari sana, kita bisa kembali kesini lagi Meg." Bujuk Robin.

Melly dan Sammy hanya bisa menatap penuh haru pada kesetiaan Meggy dan cintanya pada putra mereka.

Meggy entah telah benar putus asa dan menyerah atau apa, karena dia hanya menuruti ucapan kakaknya lagi.

"Om, Tante, kami ke klinik di lantai 3 dulu ya, nanti kesini lagi." Pamit Robin sedang Meggy hanya menunduk lemah dalam tangisannya.

"Tante ikut Robin. Tante juga mau lihat kondisi cucu Tante." Sahut Melly.

"Iya Tante, mari." Ucap Robin masih dengan merangkul pundak adiknya.

Dokter kandungan melihat sedikit bercak coklat tembus di luar celana dalam Meggy. Dia pun segera memeriksa kandungan Meggy dengan teliti.

"Kandungan nya sangat beresiko dan lemah, usia ibunya yang masih sangat muda, dan kelelahan aktivitas juga stress ibunya bisa sangat menyebabkan keguguran. Saya akan memberikan vitamin dan juga penguat kandungan, namun ibunya harus bedrest total selama 2 Minggu ini. Semoga flek nya tidak terjadi lagi." Ucap sang dokter.

Sahabat Menjadi SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang