Jam menunjukan pukul 5:45 yang artinya masih terlalu pagi untuk berkumpul di meja makan memulai ritual pagi.
Kezia turun dari tangga yang sudah siap dengan seragam sekolahnya, tak lupa dengan kunci motor yang berada di genggamannya.
"Kamu udah bangun kez" tanya seorang wanita yang sedang menata piring sajian di meja makan dan di bantu oleh para pembantunya.
"Sudah rapi juga,Mau sarapan?" tambahnya.
"Mama siapin ya" ucapnya sambil tersenyum. Namun senyum itu memudar karena Kezia yang tidak meresponnya dan lebih memilih berjalan ke Garasi bersiap untuk pergi ke sekolah.
***
Koridor sekolah masih sangat sepi walaupun ada beberapa anak yang sudah berdatangan, tetapi masih bisa terhitung dengan 10 jari jika dihitung.
Kezia memasuki kelasnya yang tampak sepi dan menemukan bangku kosong yang tertata rapi di bagian belakang.Langsung di dudukinya bangku tersebut, seperti biasa ia menelengkupkan kepalanya di atas meja dan mulai tertidur di posisi tetapnya.
Tepukan tangan menyentuh di bagian punggung belakang kezia, dan membuat ia terbangun dengan sentuhan itu.
"Kez bangun"
Kezia membenarkan posisinya dan menatap gadis berambut coklat dengan samar samar.
"Lo ga ke kantin?" tanya Jia pada Kezia yang menatapnya sambil mengerutkan dahinya.
"Ga belajar?"
"Niatnya gue tadi mau bangunin lo pas ada bu eni, tapi karena lo lagi tidur jadi gue ga tega ngebangunin lo" ujar Jia.
Kezia menganggukkan kepalanya dan kembali menguap, Icha menarik Kezia untuk keluar kelas menuju kantin di ikuti Jia di belakangnya.
Saat mereka sampai dikantin semua pasang mata menatap kehadiran mereka dengan pandangan terkejut.
Apalagi jika bukan Kezia yang menjadi pusat perhatian, bukan berarti Kezia adalah seorang Attention Seeker tetapi sorot perhatian itu murni karna mereka yang memandang dengan nilai ke arah kezia bukan karena Kezia yang mencari sensasi untuk dijadikan pusat perhatian.
Semua orang terkejut dengan kedatangan Kezia ke Kantin, pasalnya si pemilik julukan Ratu Es yang paling di takuti seantero sekolah itu jarang sekali ke kantin dalam satu bulan mungkin bisa dihitung jari. Dan itu juga karna terpaksa.
"Eh gue mau beli batagor dulu ya" ucap Jia dan diangguki Icha.
"Ayo kez, cari bangku" ajak Icha.
Dengan malas ia melangkah membuntuti Icha yang ada dibelakangnya, Namun saat jarak mereka agak berjauhan, tiba tiba tubuh tinggi menghalangi jalan Kezia yang membuat ia bergeser ke kanan.
Tetapi sang penghalang mengikuti arah gerak kezia tanpa sengaja membuat keduanya sama sama terjebak dan tidak bisa maju melangkah.
"Jalan yang bener woy!" ucap orang tersebut.
Kezia menatap tubuh tegap nan tinggi tersebut dengan perlahan.
Ck, orang ini lagi. Batinnya.
Akhirnya kezia, menggeser tubuhnya untuk memberi jalan orang yang berada di depannya tersebut. Tetapi yang ditunggu tunggu tidak bergerak.
Karena merasa kesal, Kezia melangkah mendahului orang yang diberinya ia jalan dan langkahnya berhenti seketika saat sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya.
"Lo orang yang kemarin nabrak gue kan?" tanyanya.
Kezia bergidik dan mengangkat kedua bahunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
It Has To Be You
Genç Kurgu"Lo orang yang kemarin nabrak gue kan?" Kezia bergidik dan mengangkat kedua bahunya. "Gue berasa ngomong sama tembok" "Lepas" "Kalo gue ga mau gimana?" *** Kezia Caroline Mason, Gadis dingin yang tertutup akan kehidupannya. Terkadang Orang orang m...