Bad Day

28 2 0
                                    


Kezia menghela nafasnya berat saat ia sampai di depan pintu kamarnya untuk beristirahat.

Ia membuka pintu kamarnya dengan perasaan kesal karena kejadian yang di alaminya tadi siang.

Flashback.

Seorang laki laki datang menghampiri meja Kezia dengan pandangan yang sulit diartikan.

Kezia hanya diam tak menanggapi orang baru yang datang ke arahnya.
Sementara kedua temannya menatap bingung ke orang yang berada di depan mereka.

Ia berfikir, mungkin orang tersebut sedang berurusan dengan salah satu temannya.

Namun tanpa diduga orang itu menyiram air yang berada di botol genggamannya ke arah wajah Kezia.

Kezia yang sedang asik membaca komik langsung terkejut begitu juga dengan kedua temannya.

Ia melirik kearah sang pelaku, dan yang dilirik menunjukan rasa ketakutan namun bisa ia tutupi dengan gaya sok coolnya.

Kezia berdiri sambil menggebrakan mejanya, membuat seisi kantin menatap ke arah mereka dengan terkejut.

Kezia mendekat ke arah orang tersebut dengan tajam.

"Maksud lo apa nyiram gue tiba tiba?" tanya Kezia dingin.

"Ngga ada maksud apa apa" jawabnya enteng.

Bugh

Kezia menarik kedua kerah orang tersebut tak lupa menatapnya tajam.

"Apa maksud lo yang ngga ada maksud apa apa?"

"Kez kez tenang kez" ucap Icha yang ada di belakangnya menenangkan.

Kezia tak mengindahkan ucapan Icha yang ada dibelakangnya dan sibuk menatap orang yang di depannya tajam.

"Baju gue basah gara gara lo"

"So-S Sorry Kez Gu-Gue–" ucap orang yang di depan terbata bata saat ia memberanikan diri menatap Mata kezia.

Kezia menaikan sebelah alisnya.
"Gue–"

"Gue yang nyuruh Vano buat lakuin kaya gitu" ucap seseorang yang ada di belakang Vano.

Orang itu melangkah mendekat ke arah mereka, sedangkan Kezia matanya beralih kepada orang tersebut yang baru datang.

'mampus Elzan ikut kena nih' gumam Vano.

"Apa maksud lo? " tanya Kezia.

"Calm down, tadi kita cuma main ToDan aja ko. Karena dia dapet Dare yaudah gue suruh dia gitu. Ga masalah kan? " ucap Elzan enteng.

Kezia menggeram mengencangkan genggamannya pada kerah Vano.

Tanpa diketahui Kezia menginjak kaki Vano dan di lanjuti dengan mendendang tulang kering Elzan bergantian,  membuat keduanya mengaduh kesakitan.

Tanpa memperdulikan keluhan mereka, Kezia melangkahkan kakinya meninggalkan kantin dengan baju yang basah.

Setelah kezia berganti baju, ia mulai melangkahkan kakinya mendekati meja belajarnya dan menemukan benda berwarna coklat yang ukurannya tebal.

Diambilnya benda tersebut ke genggamannya, kemudian ia melangkahkan kakinya untuk keluar kamar.

***

"Ini mas tehnya diminum dulu, pasti hauskan?" tanya seorang istri kepada sang suaminya itu yang masih berkutat pada laptop di ruang kerjanya.

"Terimakasih Nia" ucap Tama tersenyum dan di balas senyuman manis Nia -Istrinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It Has To Be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang