Pertama - Bunda

75 7 0
                                    

Di sinilah Abel saat ini duduk termenung di atas ayunan yang berada di taman panti asuhan sambil menatap bintang - bintang di langit dan merenungi nasib kehidupannya yang sangat menyedihkan ini. Dia masih tidak habis pikir dengan pola pemikiran kedua orang tuanya yang menyalahkannya atas kebangkrutan bisnis mereka.

Kecewa pasti itulah hal yang dirasakan Abel selama 16 tahun ini. Bagaimana tidak kecewa orang tuanya menitipkan dirinya (anak kandungnya) ke panti asuhan sedangkan mereka malah mengadopsi seorang anak dari panti asuhan tersebut untuk tinggal dirumanya bahkan mereka juga mengangkatnya untuk menjadi anak mereka sendiri.

"Loh Bel kamu belum tidur? Inikan udah malem lagian besok kamu juga sekolahkan, sana masuk terus tidur." Tanya Bu Rosmita kepala pengurus panti asuhan sambil memegang pundak Abel.

"Eh ada Bunda ternyata, iya Bun bentar lagi Abel tidur." Jawab Abel kaget lalu disertai dengan cengiran khasnya.

"Bunda tau pasti kamu lagi mikirin papa sama mama kamu ya karena mereka udah lama enggak nengokin kamu kesini?"tanyanya dengan raut wajah serius bercampur rasa khawatir.

Abel mengangguk samar, "Iya Bunda Abel kangen sama papa dan mama. Apa mereka juga kangen sama Abel Bun? Apa jangan - jangan mereka malah lupa kalau mereka punya anak Abel?" tanya Abel murung.

"Huussh, kenapa kamu ngomongnya gitu? Mereka pasti kangen juga sama kamu. Mereka juga enggak bakal lupa kalau kamu itu anaknya, karena kamu itu adalah anak semata wayang mereka dan kamu juga merupakan hadiah terindah yang diberikan tuhan untuk papa dan mama mu." Jawab Bu Rosmita sambil mengelus -elus rambut Abel untuk menenangkannya.

"Tapi kenapa mereka enggak pernah nyari aku Bun? Kalau mereka sayang sama aku pasti mereka enggak bakal buang aku disini dan malah ngajak Bila buat tinggal dirumah mereka." Bantah Abel sambil mengusap air matanya yang sudah tidak dapat ia bendung lagi.

"Iiihhh anakBunda kenapa nangis gini sih, malu ah nanti kalau dilihat adik adiknya yang lain (anak - anak panti). Kalau mereka enggak sayang sama kamu kan masih ada Bunda yang sayang sama kamu. Yaudah ayo masuk udaranya udah dingin banget." Sambil mengulaskan senyuman tulus.

"Oke, ayo Bun kita masuk dan Abel mau bilang sesuatu sama Bunda kalau Abel itu sayang banget sama Bunda. Makasih ya Bunda udah mau nganggep Abel seperti anak Bunda sendiri. Makasih juga karena Bunda udah ngebolehin Abel buat manggil Bunda dengan sebutan Bunda." Ucap Abel sambil mengeratkan pelukannya ke Bundanya.

ILUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang