Ketiga - Salah Tingkah

52 6 2
                                    

Jantung Abel sudah berdegup dengan cepat saat tiba-tiba Arga mendekatkan tubuhnya kearahnya, pikiran abel sudah tidak bisa berfikir dengan jernih.

"Emm maaauuu nga ngapain lo ga? Tanya Abel gugup.

"Biasa aja bisa nggak lo, lo pikir gue mau nyium lo gitu?  Gausah kepedean deh lo, gue cuma mau masangi set belt doang. Gue mau ngebut soalnya." jawab Arga dingin.

Pipi Abel bersemu merah dia sangat malu bisa bisanya dia berfikiran bahawa Arga seorang most wanted mau menciumnya.

"Bodoh dasar bodoh, malu kan gue di depan doi." umpat Abel dalam hati.

***

Sesampainya di parkiran sekolah Arga melarang Abel untuk turun duluan, ternyata Arga turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Abel.

"Gue tau gue ganteng tapi enggak usah sampe segitunya juga lo natap gue. Cepet turun." ucap Arga dengan tingkat kepedeannya yang tinggi.

"Aiisshhh apaan sih lo, gausah sok kepedean deh. Awas minggir, gimana gue mau keluar dari mobil kalo lo ngalangin pintunya bego." umpat Abel sambil menggigit bibirnya agar tidak tersenyum atas perlakuan Arga kepadanya.

"Itu bibir kenapa digigit?  Minta dicium gitu ya? Hahaha. " goda Arga.

Dan blush mendengar perkataan Arga barusan membuat pipinya langsung bersemu merah. Abel langsung lari keluar dari mobil Arga.

Melihat tingkah konyol Abel yang ternyata sangat amat menggemaskan sekali bagi Arga, membuatnya tersenyum.

"Cantik, manis, lucu, menggemaskan, dan sangat polos lo harus jadi milik gue Bel. " kata Arga sambil berlalu dari hadapan anak anak yang berbisik bisik menatapnya heran, karena berangkat dengan Abel.

***

Di lantai dua ada seseorang yang terus menatap ke arah mobil Arga dengan tatapan tak percayanya. Bagaimana mungkin seorang Arga berangkat bareng dan berlaku manis kepada Abel si anak panti asuhan yang enggak jelas itu. Padahal dengan dirinya Arga tidak pernah berlaku semanis itu, walaupun mereka berdua sudah dijodohkan dari kecil.

"Udah dong beb lo enggak usah emosi kayak gitu, palingan si Arga cuma mau manas manasin lo aja. " ucap Evelyn mencoba menenangkan sahabatnya Bila yang sedang emosi karena terbakar api cemburu.

Ya benar sekali seseorang yang menatap kecewa dari lantai dua itu adalah Bila calon tunangan Arga.

"Iya beb sabar aja. " ucap Rara salah satu sahabat Bila sambil terus mengipas ngipaskan tangannya ke arah Bila supaya bisa memberi kesejukan untuk bila.

"Gimana gue mau tenang saat gue liat calon tunangan gue berangkat sama cewek lain apalagi itu cewek enggak ada apa apanya di banding gue. Kita harus labrak itu anak panti asuhan yang sok kecakepan itu." ucap Bila sambil berjalan pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.

ILUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang