Kedua - Insiden Kecil

55 8 3
                                    


"Pagi Ma Pa." sapa Bila sambil mengecup pipi papa dan mama nya.

"Pagi juga sayang, kamu mau Mama ambilin sarapan apa?  Nasi goreng atau roti?" tanya Sonya mama angkat Bila.

"Enggak usah Ma nanti Bila makan di kantin aja soalnya juga lagi buru-buru nih takut telat." ucap Bila sambil berpamitan kepada kedua orang tuanya.

Febila Azkia Bramastyo anak angkat dari keluarga Bramastyo yang sering di panggil Bila. Dia gadis yang smart, dan cantik. Primadona SMA Persada dan sangat digilai banyak lelaki, namun sayang walaupun digilai banyak lelaki tapi pria yang dia cintai tidak pernah memandangnya ada.

Pria itu adalah Arga Reksa Permadi salah satu most wanted SMA Persada yang sama sama juga digilainya oleh banyak wanita. Untuk ketampanan Arga sudah tidak diragukan lagi, yang menambah kadar ketampanan dan pesonanya adalah dia seorang ketua osis, pintar dan juga kapten basket, selain itu dia juga cucu dari pemilik sekolah.

***

"Eh awas lo buta ya? Kalau nyebrang itu mata lo dipake jangan dijadiin pajangan doang." omel Arga kepada gadis yang hampir dia tabrak.

"Eh sorry sorry gue ga sengaja." jawab gadis itu sambil mengambil buku bukunya yang jatuh.

Abel memang sedang terburu-buru jadi dia tidak memperhatikan jalanan saat akan menyeberang. Betapa terkejutnya saat dia mendongakkan kepalanya keatas ternyata dia Arga iya benar Arga yang hampir saja menabraknya. Pria yang selama ini Abel kagumi karena pernah menolong Abel saat dia dulu diganggu oleh preman waktu ingin pulang.

"Ga gue minta maaf ya maafin gue plisss, gue bener-bener enggak ada maksut buat nabrakin diri gue ke mobil lo kok serius." jawab abel dengan tatapan memohon.

" Lo kan yang waktu itu, aisshh kenapa gue ketemunya lo mulu ya. Oke gue maafin lo tapi ada syaratnya." jawab Arga sedikit kesal. Abel yang merasa bingung dan canggung akhirnya menganggukan kepalanya.

"Nanti syaratnya gue kasih tau pas udah sampe sekolah. Yaudah kita udah telat mending lo ke sekolah bareng gue aja dari pada lo tambah telat terus kena hukuman guru. Kalau enggak mau sih gue enggak maksa. " tawar Arga sambil berjalan masuk ke dalam mobilnya. "Iya gue mau. " jawab Abel lantang sambil terus berdoa dalam hati agar Arga tidak mendengar deguban jantungnya yang sangat keras itu.

"Kenapa lo duduk di belakang emang gue supir lo apa? Cepet pindah duduk di samping gue." Abel hanya menuruti saja perkataan Arga tanpa ada niat sedikitpun menjawab perkataan Arga karena mendadak Abel seperti orang gagu yang kehilangan suaranya.

ILUSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang