Part 2

13.1K 480 5
                                    

Nail's Pov

Segala hal yang kamu anggap benar belum tentu benar dan apa yang kamu anggap salah belum tentu salah.

###

Sejak si bungsu menikah dan ikut suaminya, rumah kami ini jadi sepi. Biasanya dia yang bikin ribut di rumah dengan keusilannya. Asry memang terlihat kalem apabila di hadapan orang lain tapi kalau sudah masuk dalam rumah manjanya dan juga usil pasti kumat. Mulai dari nyembunyiin buku-bukuku, mengotak-atik ponselku, dan masih banyak lagi keusilan-keusilannya.

Hahh, sebenarnya aku merasa seolah ada yang menusuk di hati saat Daffa melamar Arsy, seakan takdir mengejekku karena belum berani menghalalkan seorang wanita. Jangankan menghalalkan,  menemukan pujaan hati saja belum, jadi mau bagaimana lagi?  Belum ada wanita yang membuatku begitu penasaran dan ingin melindunginya. Yang saat aku melihatnya membuatku  ingin mengajak beribadah bersama. Siapa gerangan wanita itu nantinya? Batinku.

Hari ini tepat seminggu setelah lebaran berlalu, kegiatan kantor pun sudah berjalan kembali. Hari pertama masuk kerja, kami isi kegiatan dengan daling bermaafan dengan para karyawan yang tak sengaja bertemu, atau hanya karyawan yang satu devisi. Bukan tidak saling kenal tapi lebih pada formalitas atau tidaknya suasana bermaafannya. Halal bihalal yang diadakan kantor baru akan dilaksanakan besok jadi mana mungkin nunggu halal-bihalal dulu baru bermaafan. Jangan berpikiran aku bersalaman juga dengan para pegawai perempuan. Tidak, aku hanya menangkupkan kedua tangan di depan dada. 

Sebab dari Ma’qil bin Yasar, bahwasanya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya salah seorang di antara kalian jika ditusuk dengan jarum dari besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh seorang wanita yang bukan mahramnya”, (HR. Thabrani dan juga Baihaqi).

Aku memang bukanlah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan juga masa lalu yang tak tercela.  Tapi bukankah Allah selalu menerima taubat hamba-hambanya. Seperti dijelaskan dalam Ayat Al quran QS. Az Zumar: 53-54 “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).

"Nail, kamu dipanggil sama Manager," aku mendongak mendengar salah satu teman kantorku memanggil namaku. Sebenarnya dia adalah senior di sini.

"Iya Bang, ada apa yaa?" tidak biasanya aku dipanggil oleh Manager. Karena aku hanya pegawai magang di sini. Apa aku membuat kesalahan yang fatal? Tapi apa.

"Kurang tahu gue, loe kesana aja siapa tahu penting." Bang Candra menepuk pundakku saat aku tidak segera beranjak dari kursiku.

"Oke Bang, makasih yaa?"

"Sip Bro, sama-sama."

Sesampainya di depan ruang Manager, dengan ragu aku mengetuk pintu. Berharap tidak melakukan kesalahan yang membuatku bermasalah salam menyusun skripsi.

"Masuk."

"Assalamualaikum, Bapak memanggil saya?" tanyaku saat sudah ada di ruangan Pak Ahmad Manager tempat magangku.

"Wa'alaikumussalam Nail,  sialahkan duduk."

"Terima kasih, Pak."

"Begini, besok kan akan ada acara Halal Bihalal, saya mau minta kamu jadi pembawa acara yaa? Dosenmu bilang kamu ikut Rohis berarti paham tentang agama jadi pas kalau kamu jadi pembawa acaranya."

Di penghujung Penantian #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang