chapter 8

13 2 0
                                    

Happy Reading🌸
_____________________

Pelajaran sejarah pun dimulai, Bu Sulis ialah guru paling killer dari guru yang terkiller.

Dira sangat membenci sejarah, apalagi guru nya 'agak' gak jelas kayak begitu, huh. Yang dilakukan semua murid hanya mengiyakan omongan bu Sulis, kalau tidak ia akan menghukum murid sekelas!

"Ya anak-anak kerjakan buku paket hal 110-125, harus dikumpulkan sekarang, tidak bisa buat pr ya. Bila selesai nanti ketua kelas harus kumpulkan ke Ibu. Ibu mau rapat dulu, sampai ketemu minggu depan."

"Iii-yaa buuu,"

"Wow enak banget tuh guru tinggal nyuruh-nyuruh aja."

"Anjir banget sih tuh guru"

"bacot woy kerjain!" Ucap Dira galak.

"Ah gak asik lo Dir"

"Udah kerjain buruan, mau pada cepet pulang gak?"

"Ya mau lah."

Sebagian murid pun mengerjakan dengan teliti dan ada yg mengandalkan jawaban contekan.

"Woy, yang udah kasih ke gue" Ucap dira.

"Iya nih bentar lagi" Ucap mereka.

Semuanya pun sudah mengumpulkan, dan sekarang murid-murid pun sedang bersiap-siap menunggu bel.

"Kalian tunggu bel ya, entar langsung pulang aja. Gue mau taro buku dulu."

Bel pulang pun berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas. Inilah hal yang paling ditunggu-tunggu semua murid pastinya.

Dengan tidak sadar

"Dira" Panggil Dirga.

"Hah?" Jawabnya,

"Pulang bareng gue,"

"Ga. Gue naik angkutan umum aja."

"Pokoknya lo harus pulang bareng gue, titik."

Dira pun pasrah, dan yaudah lah ya apa salahnya juga pulang bareng Dirga kan lumayan gak bayar ongkos pulang.

"Hm.."

Dira sangat membenci keheningan, maka dari itu ia bertanya kepada Dirga.

"Dirga?"

"Hah?"

"Temenin gue ke taman dong?" Tanya Dira,

"Mau ngapain lo?"

"Gue males pulang." Jawab Dira sekenanya.

"Kenapa?" Tanya Dirga.

Dira tidak menjawab pertanyaan Dirga, lalu Dirga berfikir apakah pertanyaannya salah?

"Gapapa kok."

"Yaudah ayo."

Saat mereka sampai ditaman yang mereka lakukan hanya diam, sampai akhirnya Dirga membuka percakapan

"Dira." Panggil Dirga,

"Hah?"

"Mau eskrim gak?" Tanya Dirga.

Mata Dira pun langsung berbinar

"Mau,"

"Gue beli dulu yaa."

"Iya."

Dirga pun beranjak dari duduknya menuju tukang eskrim dan membelinya

"Ini Dir"

"Dir?" Panggil Dirga lagi.

"Eh iya makasih ya,"

"Yaelah lo kenapa ngelamun?"

"Hah, enggak kok"

"Yaudah makan tuh keburu cair."

Mereka memakan eskrim dalam diam, lagi lagi diam.

"Dir lo kenapa sih kalo lagi sama gue suka banget ngelamun?" Tanya Dirga

"Hah, emang ya? perasaan lo doang kali"

"Eh itu dibibir lo ada eskrim, mau disisain buat di rumah ya? Hahah"

"Aduh gue makan berantakan banget ya? Jadi malu kan" Tanya Dira dalam hati.

"Eh iya aduh jadi malu kan gue." Ucap Dira. Lalu Dirga hanya tertawa

"Dir balik yuk? udah mau malem nih"

"Oh iya, ayo deh Ga"

Mereka lagi-lagi hanya terdiam hingga sampai dirumah Dira.

"Dir udah sampe" Tidak digubris oleh Dira.

"Dir udah sampe, lo gamau turun? mau lama-lama peluk gue ya?" Ucap Dirga jahil.

"Ehhh sorry Ga. Lo gamau masuk dulu?" Tanya Dira untuk mengalihkan topik.

"Ehh gak usah. gue langsung balik aja, bilang nyokap lo ya gue balik duluan."

"Yaudah makasih ya Ga, udah jadi supir gue hari ini hehhe." Ucap Dira.

"Iya elah santay" Jawab dirga

Dirga pun meninggalkan halaman rumah Dira. Dira pun masuk kedalam rumahnya.

"Assalamuallaikum" Ucap Dira saat memasuki rumah

"Waalaikumsalam" Jawab Mamanya.

"Dir itu pacar kamu ya? kok kamu gak bilang mama sih? kok dia ganteng sih? kamu nemu cowok kayak gitu dimana? kamu pacaran sama dia dari kapan?" Tanya mamanya dengan seribu pertanyaan.

Dira pun memutar bola mata malas.

"Apa sih mah? udah ah Dira capek. Bye mamaa Dira keatas yaa."

"Heh kamu belum jawab pertanyaan mama." Teriak mamanya.

"Udah mah kapan- kapan aja ya. love you mamaaa."

Dira pun langsung bergegas ke kamarnya, lalu ia bersiap-siap mandi, makan, belajar dan mengerjakan pr seperti biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang