"Gue bukan bidak catur yang bisa lo gerakin ke sana ke mari. Gue, Ariel, punya permainan sendiri yang gue jamin akan gue menangkan." - Ariel Magena Neala
Zaman sekarang, mencari orang yang tulus sama seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami. S...
Ariel mengikuti langkah Bu Widya dengan sangat penasaran. Hingga akhirnya mereka berhenti di satu ruangan. Ruang BK.
"Duduk," perintah Bu Widya. Ariel mematuhinya.
"Kemarin ada yang membuli kamu?" tanyanya langsung.
Siapa yang ngasih tau?Eh, lupa. Diakan udah tau.
"I-iya, Bu."
Hening. Ariel melanjutkan.
"Ibu ingat waktu Ibu bubarin kerumunan yang lagi ribut sama saya dua hari lalu? Saat itu mereka lagi membuli saya, tapi saya nggak kenal sama mereka. Gimana saya mau cari ribut kalau kenal aja nggak?" jelasnya panjang lebar. Tak mau disalahkan.
"Saya tahu. Ada yang memberitahu saya juga soal ini. Kamu nggak perlu tahu siapa. Tapi, saya nggak bisa menghukum mereka karena-"
"-Karena apa, Bu?"
"Mereka adalah salah satu donatur terbesar di sekolah ini, tapi saya yakin mereka nggak akan mengulangi ini lagi,"
Ariel berdiri.
"Terimakasih atas panggilannya, Bu. Saya permisi,"
Nggakadafaedahnya, diacuma mau mastiinitunggak akan terulangtanpangasihsanksi? Samaaja kayak ngasihmakanbangkaianaconda. Useless, batin Ariel.
Sebelum Ariel benar-benar keluar ruangan, dia berbalik dan berkata.
"Tanpa mengurangi kehormatan saya, tapi kekuasaan tidak akan pernah bisa menutupi kesalahan mereka," jelasnya lalu keluar dari Ruang BK.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ariel berjalan cepat ke kelasnya hendak menemui Tania. Tunggu, dimana Tania? Dia tidak melihatnya. Sepertinya Tania tidak masuk hari ini atau telat. Ariel terduduk lesu.
"Ariel!" Disaat yang bersamaan, kedua orang memanggilnya dari luar kelas. Alvin dan Bianca. Mereka saling tatap lalu terkekeh bersama-sama.
"Lo duluan aja," ucap Bianca pada Alvin. Alvin memasuki kelas menuju meja Ariel.
"Kenapa, Vin?" tanya Ariel.
"Kata Pak Monang, setelah istirahat selesai, kita mau dikarantina, itung-itung nabung ilmu buat kelas 11," ucapnya.
"Lombanya kapan, sih? Terus kita belajar dimana nanti? Dan, kalo kita ketinggalan pelajaran gimana?" tanya Ariel bertubi-tubi.
"Lombanya bulan depan. Abis istirahat lo ikut gue aja. Gue yakin meskipun ketinggalan, lo tetep bisa ngejar pelajaran. Nggak lama kok, cuma dua jam, sama setiap hari Sabtu." jelas Alvin.