Drrtt..drrtt..
Drrtt..drrtt.." halo, Assalamu'alaikum "
" Walaikumsalam war.wab. afwan kalo boleh tau ini siapa? "
" aduuh, semakin hari sepupu aku ini tambah sopan deh kata2nya, hehe "
" tunggu, tunggu. Ini yuda kan? Gimana kabar disitu yud?
" yaelah, malah ketahuan. Padahal baru aja mau kasi penasaran. "
" hahaha.. kamu tidak bisa buat saya penasaran Yud. Ohiya, tumben nelpon nggak kayak biasanya. Memangnya ada perlu apa? Atau kamu rindu yah sama sepupu kamu yang satu ini, hehe. "
" idihh, merasa banget jadi orang. yaudah aku to the point aja yah kak. Gini, barusan tadi papa nelpon di nomor aku, dia suruh aku tanyain kesiapan kak rima untuk berangkat besok kesini, soalnya besok kakak akan naik pesawat pagi kata papa. Jadi gimana nih kesiapan kakak?
Rima langsung membelalakkan matanya saat mendengar pernyataan sepupunya itu. Apa? Pergi ke jakarta? Bahkan dia sendiripun belum mengemas barang sama sekali. Apa sepupunya itu barusan bercanda? Atau ini April mop? Tapi dia baru saja mengecek tanggal dan memastikam kalau ini bukan April mop. Dan benar saja bahwa ini bukan april mop.
" ahh Yuda kalau bercanda jangan kelewatan yahh. Lagian, mana mau saya pergi ke jakarta tanpa ada persiapan, dasar anak aneh.
" siapa bercanda coba? Ini tuh beneran kak. Memangnya kakak nggak dikasi tau yah sama nyokapnya kakak?
Tiba-tiba sambungan telepon putus begitu saja. Rima sengaja memutuskan sambungan telepon saat mendengar nama mamanya disebut. Rima langsung saja berlari dari lantai satu dan menghampiri mamanya yang berada di lantai dua.
Saat Rima hendak membuka pintu kamar mamanya, gadis itu mendengar ada suara kantong kresek dan seperti suara res koper yang ditarik dari dalam kamarnya. Diapun segera membuka kamarnya. Dan benar saja, Rima melihat mamanya yang sedang mengemas bajunya dan diletakkan di dalam koper dan juga beberapa snack yang dimasukkan ke dalam tas ranselnya." mama kok nggak kasi tau aku sih kalau besok aku mau diberangkatkan ke jakarta? Memangnya tujuan mama ngapain berangkatin Rima ke jakarta? "
Mamanya hanya menanggapinya dengan senyuman manis ala mamanya itu.
" loh kok malah senyum? Mah, jawab dulu dong " pinta Rima yang sedikit merengek.
" gini nak, mama mau berangkatin kamu ke jakarta itu untuk melanjutkan sekolah kamu disana. Sebenarnya sih mama nggak mau berangkatin kamu kesana, tapi beberapa bulan yang lalu mama sempat baca curahan hati kamu di buku diary kamu. Disitu tertulis permohonan kamu agar mama ijinin kamu untuk melanjutkan SMA di jakarta. Jadi, mumpung kamu udah tamat SMP, mama jadi berubah pikiran untuk melanjutkan SMA kamu di jakarta.
" mah, memang aku pengen banget melanjutkan SMA di jakarta, tapi yang bikin Rima nggak suka itu kenapa harus disembunyiin sih dari Rima? Kan gak ada salahnya kalau Rima tau. Ihh mama gimana sihh. "
Rima mengerucutkan bibirnya dan memalingkan pandangannya. dia tak sadar bahwa sedari tadi mamanya terkekeh geli melihat tingkah konyol putri semata wayangnya yang sangat cantik itu. Rima memiliki paras yang sangat persis dengan Alm. Papanya semasa hidup. Berbeda dengan Hanna adiknya yang lebih memiliki paras sama persis dengan mamanya. Mata yang belo, hidung yang mancung, bibir yang mungil dan juga dagu yang panjang membuat Rima menjadi seorang gadis yang banyak di incar oleh para kaum adam di pesantrennya. Ada ada saja yahh..
" udah-udah jangan cemberut terus, ntar kadar kecantikannya berkurang baru tau rasa kamu. Udah sana mandi siap2 sholat maghrib. Habis itu baru kita belanja untuk keperluan besok yahh.. "
" hmm, iya iya."
Selepas sholat maghrib, Rima menyempatkan waktunya untuk membaca surah yasin terlebih dahulu karna itu telah menjadi surah kesukaannya.
Setelah selesai berbelanja untuk keperluan besok, Rima langsung melaksanakan sholat isya dan setelah itu memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur king size miliknya. Sesaat dia ingin memejamkan matanya, dari kejauhan 19-20 meter dia mendengar suara adiknya menggema di seluruh ruangan yang sedang memanggil namanya. Rima pun berpura pura tidur agar adiknya yang menyebalkan itu tidak mengganggunya.
Sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga. Mungkin dewi fortuna tidak bersama Rima kali ini. Adiknya itu mengetahui bahwa Rima tidak sedang tertidur. Hanna pun naik ke atas kasur dan melompat lompat sambil memanggil namanya." Rimaaaaaaaaa... yuhuuuuuu.. aakuu taauu kaamuu nggaak tiiiduuuuur... banguun doong.. "
" Hanna bisa diem nggak?! Aku cape tau, aku mau tidur! Besok pagi aku udah mau berangkat! " pinta Rima dengan ekspresi wajah yang merah padam karena benar2 marah dengan adiknya itu.
" ihh galak banget. Aku kan cuma mau ngajak main aja karna kamu besok udah mau pergi tau."
Rima hanya memutar bola mata malas melihat tingkah adiknya yang hanya beda setahun dengan dia. Tetapi hanna tidak menyerah begitu saja mengganggu kakaknya. Hanna terus menerus memanggil nama kakaknya dengan suara yang di bikin agak seram-seram. Tak sampai lima detik, sebuah bantal melayang tepat di wajah hanna membuat gadis itu cemberut dan keluar dari kamar Rima.
" Rasain tuh, emang enak mata kelilipan habis ditabok pake bantal, hahaha. "
Akhirnya rima melanjutkan tidurnya yang tertunda akibat ulah kakaknya itu. Rima ingin tidur awal agar besok setelah sholat subuh dia langsung ke bandara untuk check in karena pesawat akan berangkat pukul 6:30 WIB.
.
.
.
.
.
"Semoga aja besok selamat sampai tujuan"
***
Hay hay.. maaf yahh kalau masih ada kata2 yang kurang jelas, soalnya saya bukan penulis yang terlalu berbakat kok, hanya penulis amatiran, hehe..
Saya tidak menyangka akan menyelesaikan part ini. Semoga banyak yang suka yahh ☺
Jangan lupa vote dan komentnya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Nelangsa
Non-FictionAku hanya bisa memandangmu. Tapi mustahil memilikimu. Aku hanya bisa mendoakanmu dari jarak dimana aku bisa melihatmu dan memikirkanmu. Hanya itulah prinsip yang dimiliki oleh gadis yang bernama Karima mardiyah. Seorang anak gadis yang memiliki imp...