Jika seseorang mempunyai keinginan untuk membuka lembaran baru, maka ia harus bisa membuang kenangan manis namun pahit di kenang, dan kenangan pahit namun menyakitkan jika di kenang.
Kriiing.. kriiing..
Kriiing.. kriiing.. kriingRima terbangun dari tidur nyenyaknya setelah mendengar suara jam bekernya berbunyi. Rima menolehkan pandangannya dari langit-langit kamarnya ke arah jam bekernya. Rima sangat terkejut melihat waktu sudah menunjukkan pukul 05:15. Rima langsung berlari ke kamar mandi yang berada dalam kamarnya. Ia menyempatkan diri untuk mandi terlebih dahulu kemudian berwudhu.
" kok ada yang aneh yah. Perasaan semalam aku udah atur jamnya pukul 04:35 tapi kok jadi jam lima lewat. Hampir stengah enam lagi. Atau jangan-jangan ada yang ubah waktunya yah? Astaghfirullah jangan soudzon Rimaa." Memukul mukul bibirnya karena telah berprasangka buruk terhadap orang lain. Tapi disisi lain ia merasa ada yang ganjil. Tetapi Rima tidak memperdulikan itu semua dan langsung melaksanakan sholat subuh.
Selesai sholat subuh Rima langsung mengganti pakaiannya dan menarik kopernya untuk menuruni tangga. Butuh perjuangan keras bagi seorang Karima mardiyah yang bertubuh mungil menuruni tangga dan membawa koper yang besarnya hampir sama dengan tubuhnya itu.
"waduhh non Rima, kok nggak panggil bibi aja buat nurunin kopernya, non jadi repot sendiri deh." Ucap bibi sumi sambil meraih koper dari tangan Rima.
" enggak papa kok bi, lagian Rima udah mau lambat nih. Mah, cepetan makannya keburu Rima ditinggalin pesawat loh."
Mamanya membelalakkan mata saat anaknya itu protes kepadanya.
" kok mama yang di suruh cepat? Lagian kamu sih yang lambat bangun. Udah dibilangin jangan begadang, masih aja nggak denger. Tuhkan dapat akibatnya. "" mamaku sayang, semalam Rima udah atur jamnya pukul 04:35 dan pada saat Rima bangun, eh tau-taunya udah pukul 05:15 hampir aja Rima nggak sholat subuh. "
Hanna yang sejak tadi duduk di meja makan bersama ibunya memilih untuk diam, karena semua itu ulahnya yang sebal melihat kakaknya melemparkan bantal begitu saja di wajahnya. Akhirnya Hanna pun membalaskan dendamnya.
" tunggu deh. Semalam mama liat Hanna lagi mengendap ngendap masuk ke kamar kamu setelah dia keluar dari kamar kamu barusan itu. Mama jadi curiga deh kalau kamu yang ubah setelan jam kakak kamu. "
Hanna yang sejak tadi diam langsung tersenyum malu karena perbuatannya di ketahui oleh mamanya sendiri.
" habis Rima nggak mau aku ajak main, alasannya capek. Terus dia lempar bantal gitu aja di depan muka aku. Aku nggak mau kalah donk, akhirnya aku ngubah jam bekernya jadi pukul 05:15, hehe.. "Baru saja Rima akan melayangkan sebuah cubitan di pinggang Hanna, dengan sigap mamanya langsung memotong aksinya.
" mau berantem dulu atau mau terlambat? " ucap mamanya tersenyum devil kepada putri sulungnya itu.
Hanna menghembuskan nafas lega karena dia sudah di bela oleh mamanya. Rima hanya menyapu dadanya karna dia sudah sangat emosi.
Saat perjalanan menuju ke bandara Rima hanya diam tak menggubris adiknya yang masih tetap mengganggunya.
" nih anak belum pernah liat macam taman binatang ngamuk apa? " umpat Rima dalam hati saat melihat adiknya bertingkah konyol di depannya.
Setibanya di bandara Rima masih terus diam. Rima berusaha menyembunyikan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipinya. Ia sedih jika harus berpisah dengan mamanya. Semenjak Alm. Papanya Rima meninggal, entah kenapa manjanya Rima semakin bertambah membuat sang mama merasa heran dengan sikapnya. Tetapi semua orang berpikir bahwa Rima seperti itu karena terpukul dengan kepergian papa tercintanya itu." mama? " Rima sudah tidak bisa lagi menahan bendungan air matanya. Ia menangis sejadi jadinya saat Rima akan menuju ke Ruang tunggu.
" ihh kok nangis? Udah dong nggak usah nangis. Mamakan udah bilang kalo mama akan sering datang ke jakarta untuk nengok kamu. Lagian disana pusat perusahaan Alm. papa, jadi udah pasti mama akan sering ke jakarta dong. Udah ahh jangan nangis. Ntar di tinggal pesawat loh."
Rima berusaha untuk menenangkan diri dan mengusap air matanya. Ia berjalan menuju ruang tunggu sesekali berbalik untuk melihat mamanya yang sedang melambaikan tangannya.
" dah sayang. " ucap mamanya dan langsung menangis di pelukkan hanna.
"Loh kok mama jadi ikutan nangis? Mama sama anak sama aja dramanya."
" mama tuh nangis karena terakhir kali mama nonton sinetron kesayangan mama, ibu dan anaknya itu berpisah. Anaknya tuh meninggal tauu. "
" yaelah mama. Istighfar ma, istighfar. Yakali si Rima meninggal. Orang hanya pergi sekolah kok."
" kok malah doain kakak kamu meninggal? Mama kutuk entar kamu baru tau rasa yah! "
" oke oke, hanna salah dan akan selalu salah. Yuk balik, biar hanna aja yang nyetir."
~~~~
Sesampainya di pesawat Rima hanya diam sambil mendengarkan musik yang dia putar di handphonenya. Tak lama kemudian Rima merasa ada orang yang duduk di sampingnya. Ia pun melepas headsetnya dan menoleh ke arah samping. Begitu terkejutnya Rima saat mengetahui bahwa disampingnya itu adalah seorang ikhwan yang memakai sorban. Untung saja Rima berada disamping jendela, dan lelaki itu berada di tengah2, sedangkan di samping kanan lelaki itu ada seorang wanita yang terus menerus menundukkan pandangannya.
" mungkin itu temannya " batin Rima.Saat Rima hendak menoleh ke arah lelaki itu, tatapan mereka bertemu satu sama lain. Mereka saling menatap cukup lama dan langsung mengalihkan pandangan mereka. Rima terus menerus beristighfar di dalam hati sambil meruntuki dirinya sendiri yang telah menatap mata lelaki itu.
Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya Rima sampai di jakarta dengan selamat. Tapi lagi-lagi Rima harus bertemu dengan lelaki misterius yang duduk di sampinya saat di pesawat tadi. Tak sampai lima menit akhirnya Rima bertemu dengan sepupunya yaitu Yuda dan kak Audi. Rima melambaikan tangan ke arah kakak beradik itu dan disambut dengan lambaian tangan dari mereka berdua. Rima telah sampai di jakarta dan,.
.
.
.
.
Disinilah awal yang baru dimulai..
****
Semoga kalian suka dengan cerita ini yahh. Maafkan jika ada kata-kata yang kurang jelas.
Jangan lupa vote dan koment nya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nelangsa
Non-FictionAku hanya bisa memandangmu. Tapi mustahil memilikimu. Aku hanya bisa mendoakanmu dari jarak dimana aku bisa melihatmu dan memikirkanmu. Hanya itulah prinsip yang dimiliki oleh gadis yang bernama Karima mardiyah. Seorang anak gadis yang memiliki imp...