Gimana mau dapet cinta sejati? Kalo sama perasaan sendiri aja lo masih terus ngelak
Ryan hanya tersenyum melihat tingkah Rara yang menurutnya,menggemaskan.
Namun berbeda dengan cowok yang dari tadi yang menguping obrolan Rara dan Ryan. Ryan tersenyum penuh kemenangan. Sebenarnya Ryan tahu keberadaan cowok itu,namun Ryan pura-pura tidak tahu. Menurut Ryan hanya cowok bego yang sama sahabat sendiri ga peka.---------------------------------------------------BATAS SUCI------------------------------------------------------
Varo berjalan menuju parkiran khusus anak kelas 11 dengan wajah lusuknya.. Dia bingung dia sayang ke Rara itu sebagai sahabat,tapi kenapa saat Rara berdekatan dengan cowok itu,hati Varo seperti tertusuk paku,sakit,sakit woyy sakit.
Setibanya di parkiran,Varo melihat cewek yang sedang mengusik pikiranya. Cewek itu Rara,namun lagi-lagi Rara mengobrol dengan cowok tadi. Sepertinya obrolan mereka cukup asyik,hingga membuat Rara tertawa terpingkal-pingkal. Melihat Rara tertawa bersama cowok itu,Varo merasa dunianya hancur. Varo tidak
suka ada orang yang membuat Rara merasa nyaman selain dirinya. Varo memang egois." Ngapain juga gue lihat tu Bocil sama cowok sok hitz itu cemburu!" Gumam Varo. Saat akan memasuki mobilnya,namun Varo teringat jika Rara berangkat bersamanya ,jadi Varo jugalah yang harus mengantar Rara pulang. Varo keluar dari mobilnya dan mendekati Rara dan cowok sok hitz itu.
" Hoyy Bocil lu ikut ke rumah Azka ato mau nginep di sekolah ? " Tanya Varo mencoba bersikab seperti biasa. Namun kata-kata Varo hanya dianggap angin lewat oleh Rara.
" Hoyy Rara ku sayang lo mau ikut ke rumah Azka apa enggak ? Punya kuping ga sih ? Anak-anak tadi udah pada duluan?! " Varo kembali membuka suara namun agak sedikit ngegas." Ngapain lo panggil Rara sayang-sayang ? Emang situ pacar Rara ? Jangan ngasih harapan deh kalo ujungnya cuma mbuang ? " Sahut Ryan.
" Ck! Mulut-mulut gue kenapa lo yang sewot huh ?! Orang yang dipanggil biasa-biasa aja ga bantah ga sewot kayak lo! " Jawab Varo sambil melipat kedua tangannya kedepan dada.
" Ya jelas lah gue marr--"
" Udah ga usah ribut, Yan gue pulang sama Varo aja. Soalnya kita mau kumpul dirumah Azka. " Belom selesai menjawab celotehan Varo,perkataan Ryan di potong Rara." Yaudah lo hati-hati,jaga hati lo jangan sampai retak,jaga juga kesehatan lo,besok gue anter lo buat periksa." Ryan melambaikan tangan ke Rara lalu meninggalkan Varo dan Rara yang masih terlihat canggung. Inilah yang paling disesali Varo kalo buat Rara marah,kecanggungan yang akan tercipta diantara mereka berdua.
Tunggu cowo tadi bilang mau antar priksa Rara ? Emang Rara sakit ?
Halah biarin ajalah palingan juga sakit anak ABG jaman sekarang. Sakit Hatii .
Gumam Varo pelan.Rara berjalan ke arah mobil Varo tanpa mengeluarkan sepatah kata. Memang tak seharusnya Rara marah ke Varo,pasalnya jabatan Rara adalah sahabat Varo. Bukan pacar Varo. Jadi Rara tidak seharusnya bertingkah layaknya cewek yang cemburu ke pacarnya karna tahu pacarnya deket sama orang lain.
Varo hanya gedek ( geleng-geleng kepala ) melihat tingkah Rara.
Varo berjalan menyul Rara yang sudah masuk ke mobil. Ia menyalakan mobilnya keluar dari area sekolah.
Varo memberanikan diri untuk membuka pembicaraan." Errr- "
" stop! Jangan bicara! Lo tau ga sih gue tuu emhgarhah shamm-"
Varo mendekap mulut Rara dengan tangan kirinya. Kalo tidak di dekap,pasti Rara akan mengomel sepanjang perjalanan,tanpa kenal haus.
" iya gue tau lo marah sama gue. Tapi karna apa ? Kayak ABG labil lo,marah tanpa sebab." Ucap Varo sambil terus mendekap mulut Rara.Rara memutar bola matanya. Karna sebal mulutnya didekap tangan Varo yang baunya ngalor ngidul,dengan terpaksa Rara menjilat telapak tangan Varo agar dia mau melepaskan dekapannya.
" Cihhh iyuwwwwhhh jijik tau Ra." Varo mengelap-elap kan tanganya ke baju Rara. Dia tak habis pikir sama jalan otaknya Rara.
" Kalo ga terpaksa ga bakal gue jilat bego! Lagian tangan lo asin." Ucap Rara sewot." Sekarang jelasin sama gue kenapa li tadi waktu gue samperi anak-anak ke kantin lo masang muka lusuk lo ? Lo ga tau apa ? Kalo lo masang muka kek gitu,lo tu nambah jelek."
" Biarin muka - muka gue,kenapa lo yang protes sih."
" Ya jelaslah gue protes,kan yang liat muka lo tu gue.Kayak lo tu cantik gitu,usah jelek masang muka lusuk ya tambah ga karuan muka lo." Jawab Varo sepontan tak memikirkan perasaan Rara.
"Sabar Ra sabar Varo emang suka asal ngejepak ,jadi lo ga usah kaget."
" Enak aja lo kalo ngomong! Emang muka situ ganteng?! Cihhh!! Muka kek kaleng rombeng gitu aja bangga! Sok iyeee! "
" Yaudah iya! Jadi lo kenapa tadi ?! " Ucap Varo mengalah. Kalo Varo enggk ngalah,bisa sampe subuh dia adu mulut sama Rara yang kepala batu.
" Masi nanya aja lo,ya jeals gue cemm-"
Rara spontan mendekap mulutnya sendiri. Hampir saja dia keceplosan kalo dia cemburu. Mau ditaro mana muka Rara kali Varo tahu dia sayang Varo lebih dari kata sahabat." Huh apa ? Gue ga denger. Lo ngomong awalnya aja kenceng,akhirnya mlempem." Celoteh Varo. Sebenarnya Varo tahu apa kelanjutan ucapan Rara tadi. Dia hanya berpura-pura tidak tahu. Varo sebenaenya juga sudah tahu perasaan Rara padanya. Namun Varo bimbang,dia tidak tahu bisa membalas perasaan Rara atau tidak. Varo tidak mau melukai hati Rara terlalu dalam.
Rara memikirkan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Varo.
" Karna gue- gue- gue sebel aja sama lo! " Jawab Rara dengan penuh keraguan." Ck "
Hallo !!!!
Maafkan gue ngaret updatenya yups. Soalnya sibuk lebaran+ baru mager buat cerita :(( .
Tapi diusahakan kisah prenjon Varo sama Rara berlanjut hingga akhir. Doakan saja yups gue ga mager .JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YUPS ♥️♥️
Makasih♥️
SALAM KASIH DARI PRADITASR
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not the Only One
Teen FictionAlvaro Fairuz Bonner. Varo, begitu orang-orang memanggilnya. Varo adalah sahabat dari gadis itu. Gadis manis yang selalu mengucir kuda rambutnya. Gadis yang omongannya suka keceplosan. Gadis yang ramah pada semua orang. Gadis yang menyimpan rasa pa...