Gue bukan wanita lemah, gue wanita kuat, gue kuat karna gue masih mau ngelihat orang yang gue sayangngi bahagia. Termasuk Lo Ro.
🐣🐣🐣
" Ga usah baper Ra. Entar gue yang repot,kalo lo baper sama gue. Gue kan sukanya sama Kesyha bukan sama lo Bocil."
JLEP
----------------BATAS SUCI---------------
" Ih astaga ternyata yang mukanya pucet itu udah mati,Ohh jadi!yang awal tadi yang di pukul sama orang tadi dia. Kasian banget yak." Komen Komo pada film sudah mau habis itu.
" Yang kribonya juga udah mati lagi. Kasian banget mbaknya itu. Sahabat nya meninggal. " Sahut Valdo.
Entah mengapa perkataan Valdo sangat menohok hati Rara. Dia merasa dia akan menjadi mas kribo yang ada difilm itu. Tapi mungkin itu hanya perasaan Rara.
" Lah gue kira mbk-mbk hotel itu yang ngebunuh kakaknya." Beby menyambung obrolan Valdo dan Komo sambil mengubah posisinya.
" Gue kira juga anjirr!! Salah sendiri sih mbk-mbk hotelnya mencurigakan. Kan gue jadi nething. " Ucap Varo sambil memasukkan taro kemulutnya.
Rara hanya diam tidak mengomentari film itu. Dia sedang tidak begitu mood. Yang dia inginkan hanya pulang,dan tidur dikasur empuknya.
" Em gengs gue balik duluan ya,takut dicariin abang gue." Rara segera berdiri dan mengambil tasnya.
" Biar gue anterin Ra." Ucap Varo menawarkan tumpangan ke Rara.
" Gausah,gue udah mesen gojek tadi. Gue duluan ya semua. Jangan kangen,kangen itu berat,gue takut kalian ga kuat. BEHAYE!!" Rara melambaikkan tanganya lalu keluar dari kamar Azka. Rumah Azka memang selalu sepi,karna kesibukan Bonyok Azka. Ditambah lagi pembantu dirumah Azka baru pulang kampung karna anaknya sakit.
" Lo sadar ga sih Raa keliatan pucet ? " Ujar Beby sambil menatap ke-empat sohibnya bergantian.
" Gue kira cuma gue yang ngrasa Rara sedikit pucet ." Sahut Komo membenarkan peenyataan Beby.
Varo hanya diam. Dia juga merasa sama, tadi waktu dia memegang telinga Rara,rasanya juga agak anget. Tapi Varo membuat perasaan negatifnya ke Rara.
" Jangan- jangan Rara sama mas-masnya yang difilm takut tadi— hii ngeri ahh."
" Enak aja lo! " Varo langsung menempeleng Azka yang ngomongnya ngawur.
Disisi lain
Rara telah sampai di rumahnya. Sepi . Suasana yang didapati Rara saat membuka knop pintu rumanya. Rara tau abangnya pasti sedang bermanja-manja dengan pacar barunya. Rara hanya bisa pasrah. Dia juga tidak mau menjadi adik yang selalu merepotnya kakaknya.
Rara menaiki tangga rumahnya. Ia melirik ke tembok tangga tersebut,disana tertata rapi foto-foto Rara bersama keluarganya. Bersama Mama dan Papanya yang ada di Klaten.
Rara dan Bang Satrya pindah ke jakarta karna alasan sekolah. Biasanya sih orang Jakarta yang pindah ke luar kota untuk sekolah. Tapi karna kehidupan Rara tidak biasa. Rara harus menjalani pengobatan di Jakarta. Tidak ada yang tahu tentang hal itu. Bahkan Papa,Mama Rara sendiri. Rara tidak mau membuat mereka khawatir. Rara ingin berjuang sendiri. Dia tidak mau dibelas kasihani. Karna dia tahu dia pasti bisa. Dia pasti kuat. Jikalau tidak— dia harus bisa menguatkan jiwa dan raganya,untuk orang-orang yang ia sayangngi.Kok sedih ya :(( Gini deh kalo authornya baru galo gara-gara doi yang dateng kalo pas lagi kesepian ajah :)) jadi ngaruh ke ceritanya.
Kan malah curhat.dah ah JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT
I LOVE YOU MY READERS 💕💕
Salam kasih dari praditasr
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not the Only One
أدب المراهقينAlvaro Fairuz Bonner. Varo, begitu orang-orang memanggilnya. Varo adalah sahabat dari gadis itu. Gadis manis yang selalu mengucir kuda rambutnya. Gadis yang omongannya suka keceplosan. Gadis yang ramah pada semua orang. Gadis yang menyimpan rasa pa...