"Hahaha! Rasakan ini!" seru seorang gadis.
"AAKH! Hentikan!" erang gadis itu.
"Seharusnya kau tau dengan wajahmu yang seperti itu, dia tidak akan mau denganmu!" ejeknya.
"Benar! Dasar tidak tau diri!" bentak gadis yang satunya.
"Huaaa!! Hiks, hu... kumohon... hentikan... hiks!" pinta korban bully itu sambil menangis.
"Hah! Baru dibegitukan saja sudah menangis. Dasar cengeng!"
JLEGH!
Remaja itu terbangun dengan keringat dingin yang mengalir deras dari tubuhnya. Tubuhnya gemetar dan jantungnya berdetak cepat. Sepertinya mimpi buruk.
"Haah ... ternyata cuma mimpi ...," gumamnya.
Tangannya meraba-raba meja lampu di samping tempat tidurnya, seperti sedang mencari sesuatu. Ia pun mendapatkan benda yang sedari tadi ia cari. Rupanya, benda itu adalah jam beker.
Remaja itu memeriksa jam nya. Hmm, tidak ada kerusakan. Ia pun melihat posisi jarum jam, menunjukkan pukul 01 : 00 a.m.
"Jam satu, ya?" gumamnya.
Remaja itu bangkit dari tempat tidurnya dan keluar kamar lalu pergi ke dapur.
***
Seorang gadis tengah tertidur pulas di kamarnya. Ia tertidur pulas sampai akhirnya ia terbangun karena merasakan kehadiran seseorang di kamarnya.
Mata gadis itu yang awalnya sayu karena mengantuk, kini membulat sempurna ketika menyadari bahwa ada seseorang yang sedang duduk di meja belajarnya.
"K- kau... apa yang kau lakukan di sini? Dan... siapa kau?!" tanya gadis itu ketakutan.
"Siapa aku, itu tidak penting. Aku ke sini untuk memberi tahu sesuatu ...," jawab orang itu.
Gadis itu sepertinya sangat mengenali suara orang yang tengah duduk di meja belajarnya. Gadis itu tersenyum miring.
"Hmm... kupikir kau kemana, belakangan ini menghilang. Ternyata kau buronan!" seru gadis itu.
Orang itu membuka tudung jaketnya, menampakkan wajah dingin yang lebih dingin dari es batu. Rambut pendek berwarna hitam, dengan poni yang menutupi mata kanannya.
Walaupun wajahnya tertutup di bagian kanan, tetapi gadis itu dapat mengenali siapa orang itu.
Orang itu berjalan ke arah tempat tidur gadis itu. Si gadis yang panik langsung mengambil kapak yang ada di bawah tempat tidurnya.
"J- jangan mendekat... atau kubunuh kau!" ancam gadis itu.
"Sshht! Bisa diam sebentar? Aku sedang bicara ...," tegur orang itu.
Kini, jarak si gadis dan orang itu hanya sebatas dua jengkal tangan kanan orang dewasa.
"Jadi... apa yang ingin kau katakan?" tanya gadis itu pada akhirnya.
"Well, aku langsung saja. Pacarmu, Benny Taylor, punya gadis selain dirimu ...," jawab orang itu, berbohong.
"B- bohong! Ben tidak mungkin seperti itu!" sangkal gadis itu.
"Aku tidak bohong. Bukankah dia akhir-akhir ini lebih cuek padamu? Selalu beralasan jika kau ajak kencan dan jarang menghubungimu?" jelas orang itu.
Air mata setetes demi setetes keluar dari kedua mata gadis itu. Ia mulai menangis kencang sampai-sampai suaranya tidak terdengar.
"Silent cry, ya?" gumam orang itu.
Pandangan orang itu beralih ke kapak yang ada di sebelah gadis itu. Sepertinya ia tertarik pada benda itu.
"Hei ... barang yang bagus, bukan?" ucap orang itu sambil mengambil kapak tersebut.
"Kebetulan ... aku tidak membawa apapun ...
"Jadi, aku pinjam sebentar, ya?" kata orang itu sambil mengangkat kapaknya tinggi-tinggi.
ZRATS!!
Kepala gadis itu pun putus dalam sekali tebas. Darah menciprati semua yang ada di dekatnya, termasuk orang itu.
"Baru dibegitukan saja, sudah menangis sampai begitu. Dasar cengeng ...." orang itu pun pergi.
Tak lama kemudian, kedua orang tua gadis itu pun menemukan putrinya sudah tergeletak tak bernyawa dengan kepala yang sudah terpisah dari tubuhnya.
***
Detektif Andrew dan personil kepolisian yang lain mendatangi rumah korban untuk menyelidiki pembunuhan tersebut.
"Korban adalah Milley Winter, 14 tahun. Di wajahnya ditemukan bekas air mata," jelas seorang detektif polisi.
"The Sadness lagi ... hmm?"
Detektif Andrew tidak sengaja melihat seorang remaja hoodie biru berlumuran darah tengah berdiri di atas atap rumah korban.
Remaja itu yang merasa diperhatikan langsung kabur dengan melompati atap rumah lain satu per satu.
Detektif Andrew yang menyadarinya langsung mengejar remaja berlumuran darah itu.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sadness [COMPLETED]
Mystery / Thriller[FIRST PART OF THE SADNESS SERIES] WARNING!!! Cerita ini mengandung muatan dewasa (kekerasan fisik & mental, bahasa kasar, dan lain-lain) jika tidak nyaman dengan hal-hal yang sudah disebutkan diharap untuk tidak membaca cerita ini. ...