Five

1.6K 148 12
                                    

Pagi itu, sekolah masih sepi. Baru sedikit orang yang datang. Tessa, gadis keturunan Jepang-Inggris itu datang pagi sekali. Ia meletakkan tasnya di atas mejanya dan mengeluarkan beberapa buku.

Oh, rupanya ia sedang mengerjakan pr nya. Pr itu adalah pr fisika, pelajaran yang terkenal karena rumusnya yang sangat banyak.

"Coba saja Dee-dee tidak pindah, aku pasti sudah menyalin pr nya ...," keluh Tessa.

Tessa menengok ke arah bangku kosong di belakangnya. Wajahnya memperlihatkan ekspresi bahwa ia rindu pada pemilik bangku kosong tersebut.

"Aku tidak boleh seperti ini! Aku harus membuktikan kalau aku lebih pintar darinya!!" seru Tessa bersemangat.

Tessa pun segera mengerjakan pr nya. Walaupun ada beberapa yang tidak diisi, setidaknya ia sudah berusaha mengerjakannya sendiri.

"Haah ... akhirnya selesai juga!" ucap Tessa senang.

Ia kembali melihat bangku kosong di belakangnya lalu tersenyum sedih.

"Jadi ingat kejadian waktu itu ...," gumam Tessa.

Tak lama kemudian, siswa-siswa yang lain pun datang.

***

Waktu istirahat pun tiba, seluruh siswa-siswi bergegas pergi ke kantin atau sekedar nongkrong di tempat-tempat yang ada di sekolah itu.

Begitu pula dengan Tessa, ia merapikan buku-bukunya lalu bergegas pergi ke kantin. Tetapi baru saja ia melangkah menuju pintu, seorang siswi mencarinya.

"Permisi, apa di sini ada Kurogawa Tessa?" tanya siswi tersebut.

"Aku Kurogawa Tessa. Ada apa?" jawab Tessa sambil menunjuk dirinya.

"Miss Lisa memanggilmu. Katanya, beliau ingin membicarakan sesuatu denganmu. Beliau ada di mejanya di ruang guru," jelas siswi tersebut.

Setelah mengucapkan terima kasih, Tessa pun bergegas pergi ke ruang guru.

Ketika sudah sampai, ia melihat pintu ruang guru tertutup. Untuk memastikan, Tessa pun mengetuk pintu.

Tok, tok, tok!

"Masuk!" seru suara dari dalam.

Tessa pun masuk setelah dipersilahkan. Seorang wanita bersurai brunette sepundak tengah duduk di mejanya. Meja wanita itu penuh dengan tumpukan buku-buku. Tak lupa dengan papan nama bertuliskan "Lisa Candelion."

"Silahkan duduk, Tessa!" Tessa pun duduk.

"Jadi, apa yang ingin Miss bicarakan dengan saya?" tanya Tessa dengan sopan.

Miss Lisa terdiam sejenak dan itu membuat Tessa takut. Dalam hati, ia berdoa senyaring mungkin agar yang ingin dibicarakan dengannya adalah bukan tentang nilainya.

Tak lama kemudian, Miss Lisa membuka mulutnya. Tessa pun siap mendengarkan.

"Kamu tau Dianne Waterson ada di mana sekarang?" tanya Miss Lisa.

"Eh? Bukannya dia pindah sekolah ke Amerika, ya?" tanya Tessa balik.

Kini, Miss Lisa memberinya tatapan bingung yang tak kalah dari Tessa. Tunggu, sepertinya ada yang aneh.

"Tidak. Awalnya, Miss juga berpikir seperti itu. Tapi saat Miss cari di buku daftar siswa yang pindah sekolah dari sini, namanya tidah tertera di situ ...," jelas Miss Lisa.

"Jadi, selama ini Dee-dee tidak pindah?" tanya Tessa memastikan dan disambut anggukan oleh Miss Lisa.

Anggukan Miss Lisa membuatnya khawatir. Ia merasakan keanehan yang terjadi pada sahabatnya itu.

'Apa maksudnya semua ini?!'

***

Detektif Andrew pun sampai di markas kepolisian sambil menggiring pencuri yang berhasil ditangkapnya. Sebenarnya bukan dia yang menangkapnya, tapi remaja itu.

Ya, remaja itu.

Entah kenapa detektif polisi muda yang tampan itu jadi sering memikirkan remaja itu. Ia merasa pernah bertemu dengannya, tapi di mana?

Setelah mengurus pencuri itu, ia masuk ke ruang polisi bagian investigasi.

Baru saja ia masuk, seorang detekif polisi wanita mendekatinya. Wanita itu sebaya dengannya. Namanya Elly Anderson.

"Kau dari mana saja, Andrew?" tanya detektif Elly.

"Aku habis dari taman bermain, lalu menangkap seorang pencuri. Memang ada apa?" tanya detektif Andrew balik.

"Kita kedatangan kasus baru," jawab detektif Elly.

"Kasus apa?" tanya detektif Andrew lagi.

"Hilangnya seorang siswi Junior High."



Bersambung ...

The Sadness [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang