Ahn Hyungseob, seorang pria manis bertubuh mungil dengan rambut hitam yang selalu ia tata rapi, pagi itu terlihat tengah menyiapkan segala keperluannya untuk memulai studi nya di sebuah Universitas Seoul.
Ini adalah hari pertamanya masuk kembali ke Universitas setelah ia pindah dari Jepang ke Seoul. Sepeninggalan ayahnya, ia dan ibunya memutuskan untuk kembali ke Korea dan menetap disana."Apa kau sudah menyiapkan semuanya?" Tanya ibunya sambil menyiapkan sarapan untuknya dan anak semata wayangnya itu. Hyungseob menjawabnya dengan anggukan yang dibarengi senyuman manis miliknya. Setelah semuanya selesai, Hyungseob mulai menyantap nasi goreng dihadapannya dengan lahap. Ia begitu bersemangat untuk hari pertamanya di kampus barunya, bahkan sebelum ia menyelesaikan makanannya, ia sudah berpamitan oleh ibunya untuk segera berangkat.
Sesampainya di Seoul University, ia mencari ruang kelas yang di tunjukkan oleh dosennya kemarin saat ia mendaftar. Dengan senyum sumringahnya, Hyungseob masuk kekelas yang masih beberapa orang didalamnya. Ia lalu duduk di bangku kosong paling depan. Sesekali ia melemparkan senyuman kepada orang orang didalamnya yang terlihat bingung melihatnya.
"Kau... Mahasiswa baru disini?" Tanya seorang laki-laki yang datang menghampiri dirinya.
Hyungseob mengangguk sambil tersenyum ramah pada laki-laki itu "Iya."
"Hm.. Kau manis sekali." puji laki laki itu.
"Terimakasih." Hyungseob kaget dengan pujian laki-laki itu.
Lagi lagi Hyungseob menyunggingkan senyuman khasnya dan menjulurkan tangannya kepada laki laki itu, "Aku Ahn Hyungseob."
Laki laki itu langsung menjabat tangan Hyungseob dan memperkenalkan dirinya juga. "Aku Park Jihoon." Jawab laki laki itu dengan wajah cerahnya.
"Senang berkenalan denganmu, Jihoon. Kau adalah teman pertamaku di Seoul." Jelas Hyungseob. Park Jihoon yang masih penasaran dengan dirinya kemudian mengintrogasinya dengan beberapa pertanyaan pertanyaan. Hyungseob pun membiarkan Jihoon tau tentang dirinya dan alasannya pindah ke Seoul. Mereka bercerita hingga dosen akhirnya masuk dan menghentikan cerita mereka.
Tak disangka, ada sepasang mata yang sedari Hyungseob masuk ke kelas itu terus memandanginya, dan terus memperhatikan gerak-geriknya.
●●●●
Lima hari sudah Hyungseob menuntut ilmu di Seoul University. Ia merasa nyaman dikampus itu. Ia memiliki teman sebaik dan ceria seperti Jihoon. Dan karena Jihoon lah ia sekarang sudah mulai bisa berbaur dengan yang lainnya. Jihoon, Euiwoong, dan Daehwi kini adalah temannya. Mereka berempat selalu menghabiskan waktu bersama. Bahkan kemarin Hyungseob mengajak mereka datang kerumahnya untuk ia kenalkan pada ibunya. Ibu nya menyukai mereka. Mereka semua begitu baik pada anaknya.
"Hyungseob, kau mau kemana?" Tanya Euiwoong ketika melihat Hyungseob berjalan keluar dari kelasnya, padahal saat itu mata kuliah akan segera dimulai.
Hyungseob menoleh kearah Euiwoong. "Keperpustakaan. Aku belum punya buku diktat. Jadi aku berniat meminjamnya dulu di perpus."
"Tapikan kau belum tau dimana perpustakaan kampus ini. Aku antar?" Tawar Euiwoong sambil berdiri berniat mengatarnya.
"Tidak usah. Aku bisa sendiri. Biarkan aku mencarinya sendiri untuk kali ini. Okey?" Hyungseob menolak tawaran Euiwoong kali ini. Dan Euiwoong menyetujuinya.
Hyungseob mengitari kampus itu untuk mencari dimana perpustakaan kampusnya. Ia melewati taman untuk pergi ke gedung sebelah. Mungkin saja perpusnya berada disana, pikirnya.
Ditaman, ada sekelompok laki-laki yang tengah berkumpul disana. Daniel, Woojin, Guanlin, dan Dongho adalah sekelompok mahasiswa yang sudah sangat dikenal seisi kampus itu. Trouble maker, mungkin kata itu pantas untuk melambangkan siapa mereka.
"Lihat. Itu anak baru di kelasku yang aku ceritakan pada kalian. Sepertinya, dia bisa jadi target baru kita" ucap laki laki yang bernama Daniel sambil menunjuk ke arah Hyungseob yang menuju taman.
Teman-temannya pun langsung mengikuti arah tunjukan tangan Daniel.
"Dia?...." Tanya Dongho bingung.
"Iya dia. Menarik sekali kan?"
"Tapi dia manis dan imut. Mana mungkin aku tega menyakiti orang seperti dia" Timpal Guanlin sambil menghisap rokoknya.
Daniel menatap kesal Guanlin. Bisa bisanya seorang Trouble Maker takhluk dengan wajah manis seseorang. "Jangan sampai kau tergoda dengan wajahnya." Ucap Daniel dengan nada sedikit mengancam. Guanlin hanya menaikkan sebelah alisnya.
Disisi lain, Woojin yang sama sekali tidak membuka suara terlihat terus saja memandangi Hyungseob dari kejauhan. Sampai akhirnya Hyungseob mendekat kearah mereka. Keempatnya langsung memasang wajah sebaik mungkin.
"Permisi. Perpustakaan kampus ini ada dimana ya?" Tanya Hyungseob sopan.
"Ada di...." kata kata Guanlin langsung dipatahkan oleh Dongho. "Ada dibelakang gedung itu." Sambung Dongho.
"Oh.. terimakasih" ucap Hyungseob lagi. Saat ia berbalik dan berniat segera menuju keperpustakaan, langkahnya di hentikan oleh sautan Dongho.
"Mau ku antar?" Tawar Dongho seramah mungkin.
♧
Segini dulu ya chapter satunya. Liat dulu ada yang suka ga. Kalau ada baru di lanjut deh.
Vote & komen ya~
Mwah♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel without Wings
Fanfiction"jika aku bisa mengulang waktu, aku tak akan pernah melakukan itu. kebahagiaanmu adalah segalanya bagiku. maafkan aku, malaikatku." genre : boyslove (yaoi), a little bit nc, angst.