Düa

278 34 13
                                    

"Tidak usah. Aku bisa sendiri." Tolak Hyungseob dengan sopan dan melemparkan senyumannya pada Dongho.

"Tapi aku juga ingin kesana sebenarnya." Lanjut Dongho yang langsung bangkit dari duduknya.

Akhirnya Hyungseob pun menyetujui tawaran Dongho dan berjalan menuju belakang gedung yang diberitahunya tadi.

Sesampainya disana, Hyungseob memperhatikan sebuah ruangan yang lebih pantas disebut gudang daripada perpustakaan. "Ini perpustakaan?" Tanya nya bingung.

"Masuklah, dan pastikan sendiri jika kau tak percaya." Jawab Dongho memasang wajah polosnya.

Hyungseob masuk perlahan keruangan itu. Tak terkecuali dengan Dongho, ia pun mengikuti langkah Hyungseob dari belakang. Setelah mereka berdua berhasil masuk kedalam ruangan itu, Dongho melihat kearah teman temannya yang ternyata mengikuti mereka diam diam. Keempatnya langsung masuk keruangan itu dan mengunci pintunya dari dalam.

Hyungseob terkejut dengan kedatangan teman-teman Dongho yang ditaman tadi. Dia melihat satu dari mereka mengunci pintu itu. Raut wajahnya berubah menjadi takut sekaligus panik. "M-mau apa kalian?!" Tanya Hyungseob panik.

Daniel menyunggingkan senyum liciknya pada Hyungseob. Guanlin yang masih berada didekat pintu menatap Hyungseob dengan tatapan datarnya. Dan Dongho, wajahnya seolah tak terjadi apa apa dan tak merasa bersalah dengan situasi ini. situasi ia sengaja ia ciptakan. Woojin mendekati Hyungseob dengan tatapan dinginnya dan mengelus rambut halus Hyungseob.

"Aku akan mencobanya duluan." Woojinlah yang paling bergairah melihat makhluk indah dihadapannya.

"Jangan sentuh aku!" Ancam Hyungseob sambil menepis tangan Woojin.

"Dan jangan pernah menolakku, Jika kau masih ingin melihat orang tuamu dirumah." Woojin mengancam Hyungseob balik. Seketika tubuh Hyungseob bergetar karena ketakutan yang amat sangat. Woojin memberi aba aba pada teman temannya untuk segera menjalankan aksinya.

Daniel dan Dongho menjatuhkan tubuh Hyungseob hingga ia tergeletak dilantai. Daniel memposisikan dirinya disebelah kanan Hyungseob dan mengunci tangan kanannya, begitupun Dongho disisi kirinya. Woojin berlutut diatas tubuh Hyungseob dan mengunci kakinya.

Hyungseob mencoba melawan sebisanya. Namun tetap saja ia kalah. Hyungseob tak berdaya ketika mereka melecehkan dirinya. Dimulai dari Woojin yang membuka celana nya hingga juniornya terekspos, Daniel dan Dongho yang melucuti pakaian atasnya. Hyungseob hanya bisa menangis. Bahkan mulutnya pun tak lagi bisa bersuara saat ini. Hanya air mata yang bisa ia keluarkan.

Aksi mereka tak habis sampai disitu. Woojin mulai memainkan tangannya dibagian tubuh paling sensitif milik Hyungseob. Seakan tak mau kalah, Dongho dan Daniel pun mencoba memberi kenikmatan lebih pada Hyungseob. Daniel menundukkan kepalanya dan segera melahap nipple pink Hyungseob. Dan Dongho bertugas di nipple kirinya, dipilinnya nipple mungil itu dengan jari telunjuk dan jempolnya.

Hyungseob merasakan sensasi aneh saat tangan Woojin naik turun di juniornya. "Aahhh~.." desahnya tak tertahan. "Kumohon.. lepaskan ahhh akuhh" rancaunya sambil terus menangis.

Merasa belum puas, Woojin membuka celananya sendiri. Ia langsung melebarkan paha Hyungseob dan memasukkan miliknya ke lubang sempit dan indah dihadapannya itu. Dengan sekali hentakan dan... masuklah sudah junior besar miliknya ke hole Hyungseob.

Hyungseob menggelengkan kepalanya ketika ia melihat Woojin memasukkan juniornya ke hole miliknya. Namun Woojin tak sama sekali menghiraukannya. Sampai akhirnya.....

"Ahhhhhhh! Sakithhh...!!!" Hyungseob mengerang sekuatnya. Merasakan sakit yang luar biasa di holenya. Woojin semakin liar menyiksa dirinya yang sudah tak berdaya itu. Dengan tatapan nafsu, Woojin menggerakkan pinggulnya agar miliknya keluar masuk di hole sempit milik Hyungseob. "Akh. Sempith!" Keluh Woojin dengan desahan.

Gerakan demi gerakan dilakukan Woojin untuk memuaskan nafsunya kepada Hyungseob. Sampai ia dan Hyungseob akhirnya orgasme bersama. Hyungseob melemas, matanya sayu karena ulah Woojin. Daniel dan Dongho tak kalah puasnya melihat Hyungseob tak berdaya seperti ini. Sementara Guanlin yang hanya diam di dekat di dekat pintu merasa sedikit tidak tega pada Hyungseob. Ntah kenapa ia merasa bersalah pada pria mungil itu.

Woojin, Daniel, dan Dongho berjalan keluar ruangan itu tanpa belas kasihan sedikitpun pada Hyungseob yang bahkan bergerak pun sudah tak sanggup lagi ia lakukan. Guanlin tetap mematung diambang pintu. Teman temannya sudah berlalu dan menjauh dari ruangan itu. Guanlin semakin merasa kasihan pada Hyungseob. Dihampirinya pria mungil itu dan menumpuhkan satu lututnya kelantai, posisinya menjadi setengah jongkok.

"Ayo kubantu." Ucapnya sambil mencoba mendudukkan Hyungseob.

"Pergi!" Bentak Hyungseob sambil menangis.

Guanlin memakluminya. Hyungseob pasti sangat terpukul karena ulah teman temannya. Tapi sungguh, Guanlin tidak sama seperti mereka. Setiap kali teman temannya melakukan aksi gila seperti tadi, ia memilih diam.

"Aku hanya ingin membantumu." Ucapnya mengambil seluruh pakaian Hyungseob yang berserakan dilantai. "Mau sampai kapan kau terbaring lemah disini? Kau harus pulang." Guanlin memberikan pakaian itu kepada Hyungseob.

Hyungseob mencoba bangun namun usahanya sia sia. Tubuhnya sangat lemah saat ini. Guanlin yang melihat itu langsung membantunya untuk duduk. Hyungseob ingin menolak, tapi ia benar benar harus bangun saat ini. Ia tak bisa membiarkan tubuhnya terus terbaring di lantai. Guanlin juga membantu memakaikan bajunya perlahan. Kini tidak ada penolakkan dari Hyungseob. Namun kebaikan Guanlin tidak sama sekali mengubah anggapan Hyungseob tentang sekelompok pria bajingan telah melecehkannya. Termasuk Guanlin. Hyungseob terus saja menatap Guanlin dengan tatapan benciannya.

"Kau bisa berjalan?" Tanya Guanlin langsung berdiri.

"Bisa." Jawab Hyungseob ketus sambil berusaha berdiri namun lagi lagi ia tak sanggup melakukannya. Guanlin sigap langsung memapah badannya untuk membantunya berjalan. Tapi kali ini Hyungseob menolaknya. Ia berusaha sekeras tenaga untuk mendorong Guanlin dan langsung berlari sebisanya. Ia terus berlari dan berlari sambil menangisi tubuhnya yang sudah kotor. Ia berlari sekuat tenaga. Kepalanya berat dan pikirannya kosong. Air matanya terus saja mengalir dipipinya.

Hyungseob berlari tanpa memperhatikan apapun. Hingga tepat didepan kampusnya sebuah mobil sedan putih yang tengah melaju kencang menghantam tubuhnya hingga tubuhnya terpental.

Gelap.

Waduh ini jadi nc. Maaf ya woojin daniel & dongho stan 😂

Vote & komen nya ditunggu~

Angel without WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang