Hyungseob mengalami kecelakaan pasca kejadian yang lebih mirip mimpi buruk itu.
Ia dilarikan kerumah sakit oleh orang yang melihat kecelakaan itu. Ibunya datang ketika salah seorang menelponnya dengan ponsel Hyungseob yang tergeletak di sampingnya ketika ia terbaring tak sadarkan diri dijalan raya.Setelah operasi itu berakhir ibunya diberitahukan oleh dokter bahwa ada saraf matanya yang rusak karena benturan hebat dikepalanya. Dokter memastikan bahwa Hyungseob mengalamai kebutaan. Ibu mana yang tidak terpukul mendengar anaknya mengalami kebutaan? Ibunya hanya bisa menangis saat ini.
Hyungseob siuman setelah dua hari ia mengalami koma. Ia bingung kenapa matanya diperban. "Eomma..." ucapnya lirih sambil meraba raba kasurnya mencoba mencari keberadaan ibunya.
"Eomma disini sayang..."jawab ibunya sambil menahan tangisnya. Hatinya begitu teriris melihat kondisi anaknya saat ini.
"Eomma, kenapa mataku diperban seperti ini?" Tanya Hyungseob meraba raba perban dimatanya.
"Mari kita buka dan pastikan sekarang." Saut dokter pada Ibunya yang sedari tadi pun sudah disamping Hyungseob. Ibunya menjawab dengan anggukan. Ada secercah harapan bahwa apa yang dikatakan dokter itu tidak akan terjadi.
Tapi harapan hanya tinggal harapan.
Setelah perban Hyungseob dibuka dan Hyungseob mulai membuka matanya, hanya kegelapan yang mengelilinginya. Hyungseob mulai menangis dan berteriak ketika ingatannya tertuju pada apa yang menjadi penyebab ia mengalami kecelakaan dan kebutaan seperti ini. Ibunya mencoba menenangkannya dan memeluknya.
●●●●
Sudah dua hari Hyungseob tidak masuk kuliah. Jihoon, Euiwoong dan Daehwi mengkhawatirkannya. Mereka sama sekali tidak tau kabar Hyungseob. Sampai siang ini juga mereka mutuskan untuk pergi kerumah Hyungseob dan memastikan keadaannya.
Sesampainya mereka dikediaman Hyungseob, yang mereka dapati hanyalah rumah kosong tak berpenghuni.
"Kemana Hyungseob sebenarnya?" Tanya Daehwi cemas. Jihoon dan Euiwoong saling berpandangan.
Tak begitu lama, seorang wanita paruh baya menghampiri mereka. Ternyata ibu itu adalah tetangga tepat disebelah rumah Hyungseob.
"Kalian mencari siapa?" Tanya wanita itu.
"Pemilik rumah ini kemana ya?" Tanya Euiwoong sopan.
"Hyungseob? Kalian teman temannya?" Tanya wanita itu kembali.
"Iya kami teman kuliahnya." Kali ini Daehwi yang menjawab.
"Yang saya tau, dua hari yang lalu Hyungseob kecelakaan. Dan sekarang dia dirawat dirumah sakit." Jelas wanita itu.
"Apa?! Hyungseob kecelakaan?" Jihoon tak percaya akan pendengarannya. Raut wajahnya semakin merasa khawatir dan sedih mendengar kabar buruk ini. Wanita itu memberitahu dimana Hyungseob dirawat.
Setelah kepergian wanita paruh baya itu mereka bertiga langsung pergi kerumah sakit itu. Ketiganya sama sama cemas. Ketiganya sama sama khawatir. Walaupun mereka baru mengenal Hyungseob, tapi Hyungseob adalah teman yang baik untuk mereka. Mereka sama sekali tak menginginkan hal buruk apapun terjadi padanya.
Sesampainya dirumah sakit mereka bertanya pada suster dimana ruangan Hyungseob. Dan merekapun bergegas keruangan itu. Daehwinmembuka pintu ruangan. Ketiganya menghampiri Hyungseob yang saat itu tengah duduk dan kasurnya sambil memakan buah yang telah dipotong oleh ibunya.
"H-hyungseob..." sapa Jihoon setelah jarak mereka tak begitu jauh. Ibunya menoleh kearah Jihoon, Euiwoong dan Daehwi.
"Eh kalian datang. Darimana kalian tau Hyungseob dirawat?" Tanya ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel without Wings
Fanfiction"jika aku bisa mengulang waktu, aku tak akan pernah melakukan itu. kebahagiaanmu adalah segalanya bagiku. maafkan aku, malaikatku." genre : boyslove (yaoi), a little bit nc, angst.