Límä

180 32 2
                                    

Sejak hari dimana Woojin mendengar bahwa laki-laki manis yang menjadi korbannya tempo hari buta karena ulahnya, pikirannya menjadi sedikit terganggu. Ditambah lagi kalimat Guanlin yang begitu memojokkannya.

Woojin meraih ponselnya disaku celana dan menekan nekan layarnya untuk terhubung dengan Daniel.

Tut.....

"Halo.." terdengar ditelinganya suara khas Daniel diseberang sana.

"Cepat cari tau alamat laki-laki itu." Perintah Woojin tegas.

"Laki-laki siapa yang kau maksud?"

"Laki-laki cantik yang buta itu."

"Hyungseob?" Tanya Daniel meyakinkan.

"Siapapun namanya. Cepat cari."

Woojin langsung menutup sambungan telpon itu tanpa basa basi.

••••

Hari ini jadwal Hyungseob untuk check up ke dokter. Tentu saja diantar oleh Haknyeon. Haknyeon yang selalu menjadi kaki dan tangannya kemanapun arah tujuannya.

"Kau sudah siap?" Haknyeon sudah menunggu diruang tamu sedari tadi.

"Tentu saja." Hyungseob memamerkan senyum khas miliknya.

"Kalau begitu ayo berangkat sekarang" Haknyeon berdiri mendekati Hyungseob. Ia berniat membantu memapah Hyungseob. Namun kini ia tau pasti, Hyungseob akan marah setiap kali dirinya memperlakukannya seperti orang buta yang memperihatinkan. Hyungseob hanya ingin terbiasa dengan hidupnya yang sekarang. Bagaimana jika suatu saat tak kan ada lagi Haknyeon dan orang orang terdekatnya yang membantunya? Ia tak ingin membiasakan dirinya dengan bantuan-bantuan kecil seperti itu.

Sekarang Haknyeon hanya berjalan disebelahnya setelah mereka berpamitan dengan ibu Hyungseob. Ia berjalan perlahan dengan tongkatnya, sementara Haknyeon memperhatikan setiap langkahnya.

Haknyeon membukakan pintu mobilnya untuk Hyugseob dan segera masuk dan mulai mengendarai mobilnya dengan laju yang tak begitu kencang.

****

Entah sejak kapan Woojin berada di sekitar rumah Hyungseob, ia memperhatikan Hyungseob dari kejauhan. Dan kini ia mengikuti mobil mereka.
Ada sedikit perasaan bersalah terlintas dibenaknya. Tidak. Bukan sedikit, tapi sangat merasa bersalah. Setelah ia memperhatikan Hyungseob dari kejauhan selama itu, entah kenapa hatinya merasa sakit melihat orang seperti Hyungseob harus menerima mimpi buruk darinya.

Haknyeon dan Hyungseob sampai dirumah sakit. Mereka segera bergegas untuk keruangan dokter. Tak begitu lama mereka menunggu giliran, dokter memanggil Hyungseob untuk segera diperiksa mengenai perkembangan kondisi matanya.

"Kau dengar itu, Haknyeon-ah? kata dokter, aku harus selalu melatih tubuhku untuk terbiasa dengan kondisiku sekarang. Jadi kau jangan lagi memperlakukan ku seperti orang buta yang butuh belas kasihan kkkk.." jelas Haknyeon sedikit terkekeh.

Haknyeon hanya tersenyum tipis. "Baiklah. Jika kau bisa berjanji untuk selalu hati hati aku akan turuti."

"Hey... tentu saja aku akan selalu berhati hati menjaga tubuhku sendiri."

"Ah iya iya nona Ahn. hahaha" Jisoo melempar candaan yang selalu membuat Hyungseob kesal setiap kali ia dipanggil 'nona' olehnya.

"Kau ini! Ckckck.."

"Haha aku hanya bercanda. Bagaimana kalau kita ketaman?"

"Taman? Boleh.. ayo kesana." Hyungseob dengan senyum lebarnya.

Angel without WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang