Enàm

154 26 3
                                    

Hari itu, untuk pertama kalinya Hyungseob melakukan segalanya sendirian tanpa Haknyeon disampingnya. Karena Haknyeon harus mengurus pekerjaan nya dan tanggungjawabnya dikantor ayahnya. Ia diminta oleh ayahnya untuk ke Jepang selama sebulan menemui client penting dan mengurus perusahaan cabang disana. Haknyeon benar benar tidak bisa menolak.

"Hyungseobie, kau mau kemana sayang?" Tanya eommanya saat melihat anak semata wayangnya berjalan dengan tongkatnya kearah pintu.

"Aku hanya ingin beli makanan saja eomma ke supermarket didepan sana"

"Eomma saja yang belikan. Kau mau beli apa?"

"Tidak usah eomma, hanya kesupermarket saja aku bisa sendiri." Tolak sang anak dengan sopan.

"Baiklah. Tapi hati hati ya."

Hyungseob hanya mengangguk untuk menanggapi ibunya. Lelaki itu kemudian berjalan pelan kearah supermarket itu. Ia meminta bantuan petugas disana untuk mengambilkan apa saja yang ia mau. Setelahnya ia langsung kekasir untuk membayar.

Hyungseob mengeluarkan beberapa lembar uang dan membayarnya, tiba tiba seorang lelaki menghentikan tindakannya.

"Tunggu!" Laki laki itu menahan tangan Hyungseob untuk jangan membayar dulu karena kasir itu menipunya. Kasir itu menetapkan harga total pembayarannya sedikit lebih mahal. Karena Hyungseob buta, jadi ia mudah tertipu untuk urusan seperti ini.

"Tagihannya tidak segitu." Lelaki itu memberitahukan Hyungseob sambil melirik kekasir itu yang memasang muka ketakutan karena aksinya ternyata diketahui oleh orang lain.

"Apa maksudnya?" Tanya Hyungseob bingung.

"Total harganya tidak sebanyak itu. Kau ditipu oleh kasir ini."

"Ah~ begitu. Harusnya kau tidak usah seheran itu. Bukankah sudah biasa orang buta sepertiku selalu ditipu untuk urusan seperti ini?" Jawab Hyungseob mengukir sebuah senyum dibibirnya.

Laki laki itu mengerutkan keningnya. "Kali ini akan kumaafkan kau. Tapi jika sekali lagi aku melihat ini terjadi lagi, akan kupastikan kau melawati harimu di penjara." Ancam lelaki itu pada kasir yang memang sudah terlihat pucat.

Hyungseobpun membayarnya dengan dipantau oleh laki laki itu. Setelah itu ia langsung bergegas keluar supermarket.

Dan 5anpa Hyungseob sadari, pemuda itu masih mengikutinya sejak di supermarket tadi.

"Kau nekat juga." Ucapnya membuka pembicaraan.

"Kau? Untuk apa mengikutiku? Ah iya.. terimakasih tadi sudah membantuku." Hyungseob kembali tersenyum dengan pandangan kosongnya.

"Bukan masalah. Lain kali ajaklah seseorang jika ingin belanja." Saran pemuda itu sambil mensejajarkan dirinya.

"Biasanya ada seseorang yang menemaniku, tapi saat ini dia sedang tidak disini. Lagipula, aku ingin membiasakan diriku untuk melakukan segalanya sendiri. Aku rasa aku sudah ketergantungan dengannya. Haha"

Pemuda itu mengangkat sebelah alisnya. "Baiklah, sekarang apa kau tau rumahmu dimana?"

"Tentu saja. Hanya beberapa langkah dari supermarket itu. Aku sudah pernah menghitungnya. Tenanglah. Ahh-  tunggu sebentar, sepertinya aku mengenal suaramu." Hyungseob mengingat ingat dimana ia pernah mendengar suara sipemuda baik hati itu pikirnya.

"Aku yang pernah menolongmu ditaman saat kau hampir tertabrak." Ucapnya membantu si buta untuk mengingat siapa dia.

"Ahh iya aku ingat! Lagi lagi kau membantuku. Haha~ siapa namamu?"

"Woojin."

"Woojin. Hmm.." ucap Hyungseob mengulang nama pemuda itu.

'Bantuan seperti ini belum cukup untuk menebus kesalahanku padamu. Kalau saja kau tau apa yang sudah aku perbuat padamu dulu. Mungkin kau akan mengganti kalimatmu itu.'

Angel without WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang