12. The Real Black Swan

923 85 18
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -
VOTE JANGAN LUPA
💫💫

-

12. The Real Black Swan

***

"Hallo bunda! Galen-nya lagi kesambet nih!" seru Eno tiba-tiba dan langsung dapat tatapan maut dari Galen.

Dengan cepat cowok beralis tebal itu menarik handphone dari tangan Eno dan mengeceknya. Mati. Eno tidak sedang menghubungi siapapun, bahkan status baterai-nya 0%.

"Ehm ti-ati lo!" sahut Vito yang sibuk mengunyah gorengan.

Eno nyengir. "Idenya Gusti!" serunya sambil menunjuk cowok berkumis tipis yang sedang berkutat mengerjakan PR matematika.

Gusti menoleh dengan wajah cengo. "Heh kutu kupret! Gue dari tadi diem ya!" serunya emosi.

Eno nyengir tambah lebar. "Hehe... maap-maap, tadi ngecek aja Galen masih hidup atau ngga. Soalnya daritadi diem kaya patung."

Galen tidak sedang dalam mode ingin bercanda, dia menaruh kasar ponsel itu lalu kembali menaruh kepalanya diatas meja.

"Eh-eh itu bunda!" heboh Eno lagi sambil menepuk-nepuk pundak Galen. "Gal ada bunda!"

"Sshhh- lo mau mati?!" ancam Galen sambil menyingkirkan tangan Eno.

"Siapa yang mati, abang?" suara itu. Galen refleks menegakan tubuhnya dan benar saja, itu bunda!

"Eh bun kok disini?!" Galen mengucek matanya, takut ini hanya bagian dari mimpinya.

"Cari calon mantu." ujar Gayatri tanpa beban membuat semua cewek dalam kelas serempak merapikan diri dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Mana nih? Kelasnya dimana?" tanyanya lagi karena tak mendapat respon berarti dari sang putra. Galen hanya diam, menatapnya cengo.

"Galen udah punya calon tante?!" tanya Andre syok.

Gayatri tersenyum penuh arti lalu mengangguk membuat seisi kelas gempar.

"Hah serius Tan?! Siapa?!" seru Gusti, melupakan pekerjannya tadi.

Gayatri menatap mereka penuh arti. "Ada deh, nanti juga tau!"

"Ih bunda! Jangan bikin Eno penasaran!" seru Eno, dia memang satu-satunya anggota Alcandor yang memanggil Gayatri bunda. Untungnya di izinin. Kalo kata Eno, dia harusnya lahir bareng Galen karena mereka mirip, kayak kembar identik. Padahal aslinya beda jauh.

"Ada ya bang!" Gayatri mencolek putranya yang tampak syok. "Tapi kata abang, cewenya masih punya pac-"

"Eh bunda, udah bun!" potong Galen segera sebelum bundanya kejauhan dan berujung keceplosan. "Ayo kita keluar, bentar lagi guru yang ngajar dateng!" ucapnya sambil menarik sang bunda keluar.

"Eh-eh bentar bun! Belum dijawab nih!" seru Vito namun langsung dibalas tatapan tajam oleh Galen.

Dengan cepat, cowok itu menarik bundanya menuju tempat yang lebih sepi. "Bunda ngapain kesini?!"

"Ih tadi kan bunda udah jawab!" balas Gayatri gemas.

Galen menarik napas panjang sambil memijat kepalanya yang terasa pening.

"Jadi kelas Sena dimana?" pertanyaan bundanya sontak membuat Galen menoleh.

"BUNDA!" serunya kesal.

Gayatri malah makin senang melihat respon putra satu-satunya itu. "Kenapa abang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang