Chungha POV
'Hah kenapa rumah ini selalu sepi'
Kulihat ponsel ku, ada pemberitahuan beberapa pesan masuk, dan telihat nama 'ibu💕' tertulis di sana paling atas. Aku sudah dapat menebak pasti dia tidak pulang lagi malam ini.
Sudah hampir 2 minggu ibu tidak pulang, dan sudah menjadi kebiasaan setiap pagi dia selalu menelfon ku sebelum aku berangkat kesekolah hanya untuk menanyakan beberapa kegiatan pagiku dan selalu.. berjanji akan pulang hari itu.
Aku sudah besar.. aku tidak bisa menyalahkan nya, dia sedang mencari uang untuku, untuk kebahagiaan ku.
Ibu tetap tegar walau telah kehilangan ayah, dan harus menjagaku dari umurku 7 tahun sendirian. aku pun harus tegar dan menjadi anak baik.
-
Aku menutup pintu kamar ku tanpa menyalakan lampu seisi rumah.
Masa bodoh.
Aku lelah, ragaku dan hatiku sedang lelah, aku tak mau melakukan apapun.
Aku berencana mengganti bajuku terlebih dahulu sebelum aku menyadari aku masih memakai jaket Daniel.
Kubuka jaket itu, ku tatap beberapa detik dan air mataku mulai jatuh.. kupeluk dengan erat dan menangis se kencang mungkin, aku tau Daniel pasti mendengar nya, kamar kami bersebelahan (ngerti lah ya gimana maksud nya wkwk). Aku tidak peduli lagi dengan apapun, aku lelah.. aku ingin menangis sepuasku, aku lelah bertahan untuk tidak memiliki.
-
Daniel POV
Kudengar tangisan nya walau sedikit samar, tapi tetap sangat jelas. Setiap dia menceritakan laki-laki itu pasti berakhir dengan malam seperti ini.
Kubuka jendela kamar ku.
Astaga.. dia bahkan tidak menyalakan satu lampu pun dirumah nya bahkan kamar nya sendiri, ini sangat berbahaya, bagaimana jika orang-orang berfikiran jahat mengira rumah itu kosong.
Hah.. sepertinya aku harus diam di depan pintu rumah nya lagi sampai paling tidak satu lampu menyala.
Kutunggu satu jam.. dua jam.. bahkan ini hampir menginjak jam ke tiga. baiklah jika sudah menginjak jam ke tiga mau tidak mau aku harus mendobrak rumah nya.
Aku takut terjadi sesuatu padanya!
-
Akhirnya lampu-lampu dirumah nya menyala satu persatu. akhirnya dia berhenti menangis.
Aku memustuskan untuk kembali ke kamarku, pasti chungha akan menelfon ku.
Sudah menjadi kebiasaan jika malam-malam buruk seperti ini terjadi chungha akan menelfon ku lalu kami membuka jendela kamar kami masing-masing hanya untuk saling menatap satu sama lain, aku duduk di dekat jendela dan chungha tertidur sambil menatapku dari kasurnya.
Tidak selang beberapa menit setelah aku sampai di kamar, chungha menelfon ku.
"Daniel?"
"Umm?"
"Buka jendela mu.."
"Tunggu sebentar"Kubula jendela ku, di sebrang sana chungha sudah menunggu dengan piyama kesukaan nya bergambar kucing sambil memeluk boneka kucing yang kuberikan saat dia berulang tahun ke 8, menggemaskan, bisakah aku tidur sambil memeluk nya?
-
"Temani aku"
"Pasti, kau tidurlah aku akan menjagamu dari sini"
"Tatap aku terus sampai aku tidur!"
"Hahaha itu menyeramkan, tidurlah ini sudah jam 11 malam besok kita masuk pagi"
"Kau tidak tidur?"
"Aku akan tidur jika kau sudah tidur"
"Baiklah, selamat malam"
"Selamat malam....umm..chung..."
"Hah kau bicara apa?"
"Tidak-tidak, cepat tidur Kim Chungha!"
"Umm"Dia menaikan selimut nya sampai pundak menandakan akan 'benar-benar' tidur kali ini.
Sesekali aku melihat kesekeliling kamar nya.
Ah.. ada jaketku disana aku lupa mengambilnya lagi tadi, aku terlalu khawatir pada Chungha.Kenapa jaketku kusut sekali, berada di lantai pula, benar-benar anak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Hurt Me Beautifully | Kang Daniel
FanfictionTapi, apakah kamu tahu rasanya bertahan tapi tidak berusaha memiliki? Bertahan untuk tidak mengungkapkan? Percayalah ini lebih buruk dari sekedar patah hati. •Fanfiction Kang Daniel Produce 101 Season 2/Wanna One in Bahasa Indonesia•