[ Dherfan's POV ]
Wajah Av terlihat sangat sedih. Kuayunkan kaki gue kearah Av dengan wajah kecewa. Tak hanya gue yang nyamperin tuh cewek tapi Zein, Alka, Jiko, dan Kina juga. Kedatangan kami seperti tamu tak diundang -> JELANGKUNG Wkwkwk.
"Hey bro, udah jangan marah - marah lagi sama adek elo." seringai Alka menatapa mata Brenden.
"Eh elo Ka, kapan lo dateng?"
"Kemarin, gimama kabar elo?"
"Seperti yang elo liat sendiri, btw Av masih sama Dherfan ga??"
"Baru putus, sekarang gye bolehkan gue macari adek elo??"
Tanpa menjawab kami semua tertawa geli kecuali gue. Pikiran gue melayang jauh banget, sampe rasanya gue ga tau gimana caranya buat kembali. Desir angin menerpa pipi putih itu, Rasanya gue ga mau kehilangan pipi putih itu. Suara kendaraan yang sangat bising tak terdengar lagi karna gue terlalu hanyut ke dalam dunia yang gue buat sendiri.
[ Av's POV** ]
Gue liat dia hanyut kedalam dunianya sendiri, ingin rasanya gue ngebantuh dia untuk bangun dari dunia yang dia bangun sendiri. Gue tau kalo perasaannya tetep buat gue tapi ada satu masalah yang dari dulu gue dan dia nggak pernah bisa selesain.
"Traph.." tiba - tiba tangan gue nyentuh pundak yang sering gue peluk dulu. Aroma tubuhnya tak pernah berubah sedikit pun. Iris hitam legam itu mematap iris gue. Sangat lama bahkan gue tak tau gimana keadaan sekitar gue sekarang. Mulut sexy itu mendekati telinga gue, hati gue berdegub kencang dan "gue masih sayang elo Av, gue bakalan ngejaga elo sampai akhir hayat gue." bisikan itu ngebuat gue luluh ya dari dulu gue itu lemah kalo berhadapan dengan pemilik iris hitam legam itu.
" hey cabut yuk!" ujar Zein membuyarkan khayalan yang membuatku luluh tadi.
"Elo ikut gue aja."ujar Dherfan datar sangat datar tak ada sedikit ekspresi pun diwajahnya.
"Tap..."ujar gue terputus saat melihat kak Brenden mengangguk. Hah kok bisa dia ngangguk? Apa dia kesambet ya? Dherfan langsung menarikku kedalam mobil.
Hening itulah yang ada di suasana mobil. Mata ku tak henti berputar dan menatap dirinya yang masih fokus kedepan. Hatiku merasa sangat bersalah. Tangan gue spontan memegang tangannya yang halis dan berotot itu.
"Av??"
"Hmm??"
"Kalo beneran si Alka suka elo gimana? Elo terima atau gimana?"
"Ya enggak lah gue itu nggak pingin organisasi kita hancur gara gara cinta dan gara gara gue.hati gue hanya untuk seseorang. Cukup jangan bahas ini semua."
"Beneran kan Av?" gue pun ngangguk.
[ Author's POV ** ]
Mobil mereka semua pun terhenti di sebuah rumah besar dengan nuansa hitam putih. Angin dingin mulai menerpa tubuh mungil Av. Sigap, tepat dan cepat Alka memberikan jaket nya kepada Av dengan senyum manisnya. Hanya saja jika jaket itu berasal dari Dherfan maka Av akan tersenyum.
"Makasih op.." ujar Av terputus saat tangannya ditarik Kina karena ada teman kelasnya yang sedang nunggu didepan rumah.
"Sorry kalo kalian udah nunggu lama." ujar Av membukakan pintu rumahnya sambil sesekali menatap mata Rendi dengan tatapan dingin. Tiba - tiba ada tangan yang merangkul pundak mungilnya itu. Av spontan menengok kesamping dan ternyata itu pemilik iris hitam legam. Rendi langsung memberikan tatapan devilnya entah kenapa mereka melakukan itu.
"Ayo masuk!!" ajak Av sambil menguncir rambutnya asal asalan. Indah itulah yang menggambarkan nuansa rumahnya
"Elo tinggal sendiri Av??" tanya Arsya sambil mengedarkan pandangan matanya yang tanpa dosa itu.
" emm sama abang gue!"
"Ortu elo kemana emangnya Av??" Arsya kembali bertanya sambil sesekali tengok sana sini.
"Udah..."
"Adek adek ayo sini makan dulu. Gue abang nya Av!" sahut Brenden
"Omg yatuhan cakep bener ya!! Gue kayanya betah kalo disini terus Ars!!" teriak Refi yang membuat Brenden tertawa malu.
"Hehehe makasih, namanya siapa??"
"Gue Refi Bang Brenden aw aw!"
"Gue Arsya dan ini Rendi."
"Senang bisa kenalan sama kalian."
"Sama bang Refi juga kok." Refi memasang wajah sok cute nya.
Mereka semua pun makan lalu mengerjakan tugas dari pak Sas dengan tenang..
Truit.. Truit.. Truit..
I'm so sorry kalo kalimatnya ambigu banget maklum lah saya kan baru pemula..😂😂😂
Jangan lupa votement dan Follow ya!!! 😘😘😘😘 baca terus part demi part nya. Maaf kalo part ini pendek sekali.
YOU ARE READING
YOU ARE!!
General FictionPembunuh itu tidak melihat bagaimana kondisi targetnya dan dimana POSISINYA.