[ Author's POV** ]
Pagi segar dengan nuansa dingun menerpa tubuh gadis mungil itu. Wajah nya terlihat segar dengan polesan make up sederhana. Tubuhnya terlihat indah saat mengenakan seragam putih abu abu nya. Gerakan rambutnya mengalunkan melodi keceriaan.
"Bren makan apa??"
"Makan nih omlet."
"Byusseet dah, omlet?? Gosong??"
"No bacot please!! Makan aje gih ntar telat baru tau rasa!" menyiapkan makanan untuk Av.
"Udah ah Bren gue makan roti ini aje."
"Serah elo deh. Kali elo laper gue ga nanggung ye!!"
Gadis itu hanya melengos keluar rumah. Mentari pagi seolah olah menyabut gadis kecil itu dengan semyuman indahnya. Dia berjalan kaki menuju sekolahnya karena mengingat bahwa mobil, ATM, dan kartu kreditnya disita oleh abangnya.
Dia terus mengutuki dirinya dan Brenden dengan kata kata yang sangat tajam. Belati menusuk tepat uluh hati gadis itu. Boomerang melayang tepat di hati kecilnya."Hey!! Av berhenti!! Teriak pemilik mobil sport putih. Gadis itu langsung berhenti dan menatap pemilik sport putih itu.
"Ayo masuk. Berangkat bareng aja. Toh kan mobil elo masih disita Brenden." ternyata pemilik mobil sport itu adalah si iris hitam legam.
Tanpa diminta lagi dia pun masuk kedalam mobil sambil bersenandung kecil. Semua pasang mata memperhatikan mereka berdua dengan tatapan iri, dengki, dan sinis. Jarak rumah Av kesekolah sekitar 2,5 km mana mungkin dia jalan kaki pasti dia memakai alat SNVC
Orang yang selalu menjaga dan menyemangatinya adalah orang yang mampu mencintainya. Selama bertahun tahun mereka saling berdampingan tapi tak untuk saat ini.
Tempat parkir telah ramai karena ada beberapa mobil sport yang sedang parkir dengan pengendara cantik dan cakep. Tepat, itu adalah Dherfan, Av, Zein, Alka, Jiko, dan Kina.
"Heh tuh banyak para cogan sikat ah!!"
"Aduhh abang abang ini mah gantengnya kaya boy band korea!!"
"Don't judge the book by it's cover."
"Abang ntar malem ada acara ga'?? Kalo ga' yuk nge-date sama most wanted school."
Kira - kira itulah bisikkan para most wanted girl yang bikin rusak mood Av. Tangan Av langsung disambar oleh beberapa most wanted boys dan para cogan SNVC udah digondol cabelita. Semuanya pada minta id line, WA, bbm, akun instagram, path, dan facebook.
"Av id line nya??"
"Av WA dong!!"
"Efan Instagram dong!!
"Kina fotbar yak!!"
Bla.. Bla.. Bla.. Bikin Av muntab dan langsung pergi kedalam kelas. Wajahnya ia sembunyikan di antara tangannya. Tak peduli dengan sekitar, seakan - akan tak ada penghuni di kelas. Sepi dan dingin itulah kelas Av.
"Elo kenapa Av??" tanya sicengeng, siapa lagi kalo bukan Arsya.
"Udah pergi sono. Jangan ngerusak mood gue lagi."
"Av cerita aja ke gue." ujar Refi memeluk punggung Av.
"Gue ga percaya siapa pun. Udah sono pergi."
"Tapi Av..." ujar Arsya terputus.
"Kalo gue bilang pergi ya pergi udah jangan ganggu gue tau ga. Kalian ga' punya telinga ya??" sahutku dengan nada tinggi menggebrak meja.
YOU ARE READING
YOU ARE!!
General FictionPembunuh itu tidak melihat bagaimana kondisi targetnya dan dimana POSISINYA.