Main Part - 4 ( Hujan )

10 2 3
                                    

[ Author's POV ** ]

Malam ini hujan turun menyelimuti jakarta. Waktu demi waktu bergilir berganti. Suara dentingan air mulai memenui kamar yang sedari tadi terbuka lebar.

  Alunan melodi kpop D.O Exo (scream ) memenuhi kamar itu. Pemilik kamar hanya meneteskan air mata yang sangat deras. Kesedihannya ia lampiaskan pada sebuah alunan melodi yang diulang berkali kali.

"Ma... Pa... Av kangen banget. Kapan Av bisa bertemu sama kalian apa Av harus jemput kalian disana?"

"Andai malam itu tak pernah ada. Pasti kalian ada disisi Av!"

"Andai Hujan tak pernah turun maka kalian akan selalu memelukku sekarang."

"Andai.. Andai.. Andai.. Itu semua hanya andai kan ma.. Pa.. "

  Kesedihan itu melanda diri Av, kenangan delapan tahun itu mulai terurai dengan apik. Suara itu terus menghantui Gadis mungil itu. Senyuman itu akan selalu dia bawa sampai akhir hayatnya, hanya dia yang bisa memiliki senyuman indah itu tak ada orang yang akan merebutnya.

"Av kangen ma... Pa... Av lelah!!" teriak gadis mungil itu dengan keras lalu beranjak didepan kaca meja riasnya.

"Dubgh... Pyarrrrr..." tangan Av memukul kaca itu hingga tak bersisa sedikit pun. Hatinya hancur tak tersisa, hidupnya lebur dengan kaca itu.

"Av udah cukup! Jangan sakiti dirimu please cukup!" teriak Dherfan lalu memeluk gadis mungil itu. Tak rela melihat gadisnya terluka Dherfan pun langsung menariknya ke kamar mandi untuk membasuh luka gadis itu.

"Cukup.. Udah jangan peduliin gue lagi. Gue udah kaga tahan lagi idup di dunia ini. Gue mau jemput orang tua gue." bantah Av dengan sangat keras.

"Gue tau. Gue pernah rasain ini semua.. Cukup Av!! Please dengerin gue.. Jangan sakiti diri elo disaat hari tiadanya ortu elo!!" teriak Dherfan meremas pundak mungil itu lalu memeluknya dengan erat.

  Av melepaskan tangan Dherfan lalu berlari keluar rumah. Rumah ini sepi tak ada kakak Av dan temannya. Air hujan itu seakan akan mengejek kehidupan Av saat ini. Gadis itu turun dari teras rumahnya sambil menangis didalm rintikkan hujan.

"Datang lagi.. Kenapa kau kirim dia untuk datang lagi??"

"Kembali tuk merenggut kebahagiaan dalam hati..!!!"

"Kau sembunyikan indah mentari dibalik awan itu lagi..!!"

"Awan yang sama yang membuat semua seakan mati..!!"

"Sejatinya kau hanya hujan perenggut kebahagiaan ini...!"

   Teriakkan itu seakan akan menjadi alunan melodi puisi yang indah. Dirinya tak berkutat saat ribuan rintikkan hujan membasahi tubuh mungilnya. Dia hanya diam merentangkan tangan, air matanya menjadi satu dengan air hujan.

"Zrett.."

   Tangan itu ditarik dengan kencang oleh si pemilik iris hitam legam. Tubuh gadis ini mengikuti arah tarikkannya. Iris mereka saling bertemu. Iris hitam legam itu seakan akan memberi semangat untuk bangkit.

"Gue tau apa yang elo rasain. Jangan pernah terlalu membenci objek Av dan juga jangan terlalu mencintai objek. Elo harusnya lebih mengenal hujan. Hujan bukan hanya pemberi kesedihan tapi juga pembawa pergi kesedihan."

"Bawalah.. Bawalah pergi.."

"Kesedihan itu hanya alasan tuk menanti."

"Penantian yang tak berujung sama sekali.."

"Jangan pernah kau bawa kembali.."

"Aku janji, aku akan jalani takdir ini."

"Derita yang kau beri hanya untuk dingat kembali."

"Tapi kutak ingin itu terjadi lagi."

   Melodi puisi itu terisi penuh makna yang terucap dari bibir Dherfan. Sungguh setia nya dia adalah setianya seorang mantan dan setianya sahabat dimata Av. Tangan Dherfan menggandeng tangan Av lalu mengajaknya Jalan menyusuri hujan.

  Mulai menikmati itu lah yang ada di tubuh Av sekarang ini. Dia butuh waktu tuk menyesuaikan diri. Punggungnya mulai bergetar hebat. Dherfan dengan sigap memeluknya dengan hangat lalu memakaikan jas yang ia pakai untuk gadis mungil itu.

"Udah jangan nangis lagi!!"

"Emmm... Iya Dher makasih 😂😂"

"Eh kamu sekarang umur 17 tahun kan..."terputus

"Dan kamu 19 tahun, tapi kamu kaya seumuranku."

"Av udah ah jangan bahas umur toh kan yang laen juga sama. Aku tau kalo kamu yang paling muda di SNVC."

  Keceriaan Av pun kembali. Benar apa yang dikata Dherfan bahwa hujan tak hanya pemberi kesedihan tapi juga pembawa pergi kesedihan.

    Truit... Truit... Truit...

Eh maaf ya kalo puisinya kaga nyentuh dihati kalian tapi itu puisi sangat ngebantu banget. Makasih #evaindriy08 udah ngebantuin tunangannya abang T.O.P ( puisi terakhir itu karya tunangannya Jungkook loh) 😊😊😊😳😳😳

Jangan lupa VOTEMENT ya 😘😘😘😘😘😍😍😍😚😚😚

YOU ARE!!Where stories live. Discover now