end story

243 24 7
                                    

Dalam kenyamanan, kehangatan, kesedihan pun menghilang. Tak peduli apa yang telah terjadi. Rasa sakit, kecewa yang menghampiri akan sirna dengan ketulusan hati. Meski cinta tak pernah berucap, namun hati selalu mengetahui keberadaannya.

Setiap jalan memiliki arahnya. Begitu pun cinta. Cinta memiliki kisah yang berbeda. Tak semua melewatinya dengan suka, namun duka dan derita terkadang menghampiri untuk menyadarkan cinta.

>>

Kini biarkanlah cinta beradu kasih. Aliani tidak akan pergi jauh lagi, meninggalkannya sendiri. Menikmati cinta yang pasti dan hakiki. Meski tak selamanya cinta berada di dunia yang fana ini, biarkanlah mereka menikmati sejenak waktu yang mereka miliki. Untuk saling memuja dan mengasihi.

Menjaga hati dalam sebuah ikatan yang suci. Tidak ada lagi kegalauan hati. Menyisakan kisah yang akan dikenang dalam keabadian.

>>

Langit yang cerah seakan memberikan keindahan. Yang melahirakan kebahagian.

Aliani berjalan beriringan dengan Nara. Menyusuri kota Bandung yang seakan memberikan dukungan atas kisahnya.

"Mas, pulang dari harus lagsung ke penghulu yah?" jemarinya dalam genggaman erat milik Nara. Sontak kakinya terhenti. Menelisik wajah sang gadisnya.

"Nikah?" cakapnya tanpa ekspresi. Aliani melepaskan tangannya, menampilkan kemampuannya dalam keegoisan.

"ekspresinya gitu banget sih, Mas nggak mau nikah sama Lian?" tanyanya sangat serius. Menutupi ketakutan yang mengahmpiri lubuk hatinya. Nara hanya terkekeh melihat wajahnya.

"Gemes....." akhirnya Nara dapat memegang pipi gadisnya, Aliani. " mau banget yah nikah sama aku?" godanya pada Aliani yang mulai badmood. Perlahan nafasnya terasa diatur dengan normal. Menatap wajah Aliani yang masih melototinya, kejam.

Jemarinya lembut menyentuh pipi. Menyeka sinar amarah di bola matanya. "maukah kamu menjalani hidup bersamaku? Dalam suka maupun dukaku. Menghabiskan sisa hidupku bersama..." kecupannya mendarat di dahi Aliani. Menyimpan senyuman bahagia diwajahnya. Mengangguk perlahan. Melingkarkan kedua tangannya pada tubuh Nara.

"ini lamaran bukan sih, mas?" tanyanya masih bingung dalam pelukan Nara. Sisakan tawa kecil, perlahan lengannya menyentuh bagian belakang kepala Aliani. Terhanyut dalam cinta yang kini membara.

***

SEKIAN

The Martial Art of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang