Balas komen yang mampir nanti yaa, ku sudah ngantuk. Maaf kan Typo yang bertebaran.
Silahkan dinikmati aja, semoga bisa membedakan mana yang cuma sama covernya dan yang beda isinya. Ku lelah menjelaskannya.
*******
"Tan, tanya Keisha soal pelaporan PPh 23 yang udah kita potong ke X-Mart. Kok bagian Finance bayarnya Full sih? ini kan harusnya kepotong PPh 23."
Tana yang sibuk mengerjakan laporan bulanannya harus terhenti karena ucapan Bang Rahman.
"Males banget, kebiasaan banget deh anak Tax. Lupa potong PPh 23 padahal mereka sendiri yang lapor, enggak malu apa sama pihak X-Mart selalu minta Refund. Ketauan banget sering salahnya."
Gerutu Tana, tapi kakinya tak ayal melanhkah menuruti apa yang diperintahkan Bang Rahman.
Berbekal Bukti Potong PPh 23 X-Mart Tana berjalan ke Departement Tax yang memang tidak terlalu.
"Nggi." Tana menepuk bahu Anggi, anak Tax yang bertugas mengecek kembali Faktur Keluaran. "Keisha di mana?"
"Di panggil Pak Reno, ada masalah soal PPh 26." Anggi melepas headset yang ia kenakan. "Kenapa memang?"
"Soal PPh 23, minta refund ke X-Mart." Tana menunjukan bukti potong PPh 23. "Kita bayarnya Full buat jasa distribusi dengan no faktur ini."
Saat Tana akan kembali ke kubikelnya Reno dan Keisha justru baru saja masuk.
"Kebetulan ada lo, Tan." Keisha berjalan ke arah kubikelnya lalu memprint out sebuah file yang ditunjukan untuk Reno. "Lo tau soal PPh 26 yang Direct Marketing itu? ternyata lo bener kita harus bayar PPn nya juga."
"Jadi nanti ada perubahan di Akunting buat saldo PPn yah."
Tana melirik Reno diam-diam, Pria itu masih sibuk menekuri kertas yang diberikan Keisha.
"Ya udah, berarti case close. Kamu simpan di meja saya print out perihal DPP untuk PPn Direct Marketing."
Tana sengaja membiarkan Reno melangkah keluar ruangan lebih dulu agar ia tidak terlibat percakapan dengan pria itu, tapi ternyata Reno sengaja memperlambat langkahnya saat di koridor.
"Bapak ngalangin saya."
"Pulangnya aku anter."
"Saya bisa pulang sendiri."
"Tanayu..., please listen to me. Aku ke Kubikel kamu, atau kamu tunggu aku di Lobby."
Pilihan macam apa itu, Tana mendengus kesal. "Aku juga bisa buat pilihan, anterin aku pulang yang berarti kita menyelesaikan semuanya. Selesai dalam artian hubungan kita sampai di sini, atau tunggu aku benar-benar mau mendengarkan semuanya."
Reno sepertinya sudah salah melangkah, bahkan Tana lebih berani dari pada apa yang dibayangkannya.
*********
"Hai!" Genta tersenyum menyapa Tana yang baru saja datang, padahal ia menawarkan diri untuk menjemput Tana. Tapi Tana menolaknya karena terlalu jauh, lebih baik bertemu di tempat makan yang mereka sepakati.
"Maaf yah lama, tadi aku solat maghrib dulu." Jelas Tana, ia menarik kursi di depan Genta dan mulai membuka buku menu.
Tadi siang Genta menelpon Tana mengajak keluar malam ini, Tana mengiyakan ajakan Genta bukan karena pelariannya dari kekesalan Reno. Tapi lebih karena ada yang harus ia selesaikan dengan Genta.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUSHING
Literatura FemininaSEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. (7-11-2017) . . Karena kalau memang jodoh, lari kemanapun pasti akan berjumpa kembali. Tana hanya tidak pernah tahu jika jodohnya ternyata tak sejauh yang ia kira, bertemu kembali dengan Albi...