SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN.
(7-11-2017)
.
.
Karena kalau memang jodoh, lari kemanapun pasti akan berjumpa kembali.
Tana hanya tidak pernah tahu jika jodohnya ternyata tak sejauh yang ia kira, bertemu kembali dengan Albi...
Hujan mengguyur Kota Jakarta sejak sore, sialnya Tana tidak memasukan payung ke dalam tasnya.
"Lo bawa motor yah Vin?" tanya Tana gusar, awalnya Tana tidak ingin ikut pergi ke Hanamasa mengingat ia absen waktu acara entertain bulan lalu ia mengurungkan niatnya.
"Iya, tapi males bawanya juga hujan walaupun pake jas hujan. Mending naik Go Car aja, yuk. Mbak Lani sama Bang Rahman gimana?"
"Ya udah bareng, Motor taro di basement aja deh."
"Okay deh."
"Nggak mau bareng Pak Bos aja?"
"Siapa lo, anak sultan dari mana?" Mbak Lani menoyor bahu Alvin. "Memang anak buah si Bos kita aja."
"Kan, pacarnya ada di sini. Masa dia biarin pacarnya bareng kita di sini kedinginan," Alvin menyenggol Tana yang sibuk mengganti sandalnya dengan Heels miliknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Itu sepatu apa egrang, Tan?" tanya Alvin kaget ketika melihat sepatu Tana, ini memang Heels yang jarang ia kenakan berhubung Tana selalu naik kereta mana mau ia berdesakan naik kereta menggunakan heels.
"Ibu gue bilang itu sepatu jangan dianggurin terus, kasian sepatunya nggak dipakai." ucap Tana mengingat nasehat Ibunya semalam soal sepatu-sepatu Tana yang jarang dikenakan.
"Tapi masih tinggian gue sih, mau lo pake sepatu itu juga." cibir Alvin ketika mereka berjalan beriringan menuju lift.
"Iya deh terserah Abang Alvin aja."
"Pesen Go Car nya udah?"
"Udah nih pake punya gue." Mbak Lani menunjukan layar ponselnya yang sudah memesan Go Car.
"Pak Reno bareng siapa ya?"
Bang Rahman melirik Alvin, keduanya sepertinya senang menggoda Tana sekarang.
"Bareng Yunita kali." Alvin bersiul menggoda menyenggol bahu Tana pelan, hasilnya adalah bukan Tana yang merenggut tapi hilang keseimbangan karena heelsnya yang tinggi.
"Alvin...." Tana reflek melingkarkan tangannya di leher Alvin, bukan seperti adegan film romantis di mana si wanita mengalungkan tangannya di leher si pria dan berjinjit untuk mendekatkan wajah mereka.
Yang jelas satu tangan Tana mengelilingi leher Alvin seperti tercekik. Dan Akhirnya tetap saja kaki Tana yang memerah jangan lupakan wajah Alvin yang memerah karena tercekik Tana.
"Uhuk...." Alvin terbatuk menetralisr napasnya yang sedikit sesak karena ulah Tana. "Gue kira, gue bakal meregang nyawa kecekik sama Lo."
"Yang nyenggol kan Lo." Tana menatap sepatunya yang syukurnya baik-baik saja. "Suruh siapa senggol-senggol."
"Lo aja yang ngelamun, senggol dikit langsung tumbang."
"Kaki gue sakit..." Tana menatap kakinya, tanpa diduga Alvin melepaskan sepatu Tana membuat gadis itu terhenyak.