"Alle buka pintunya! Alle!" Teriak seorang pria. Dia menggedor kuat pintu yang ada di hadapannya. Tidak ada perubahan sama sekali. Pintu tersebut masih sama seperti semula. Berdiri tegak tanpa ada celah yang terbuka.
Di dalam, Alle yang sedang tertidur pulas dengan di dampingi oleh mimpi-mimpi indahnya, seketika buyar ketika mendengar suara gebrakan dari luar ruangannya. Dia berfikir jika ada maling pun, itu tidaklah mungkin karena ini masih sangat pagi.
"Ah, siapa sih orang gila yang menggedor pintu sekuat itu. Mengganggu saja" oceh Alle dengan posisi yang masih berbaring di atas kasur. Menarik semakin ke atas selimut yang ia gunakan.
"Alle! Keluarlah sebentar. Emergency!" Lagi, pria itu berteriak sekuat mungkin untuk membangunkan Alle.
Alle yang merasa terganggu pun akhirnya beranjak walau dengan berat hati ia harus meninggalkan kasur kesayangannya itu.
Cklikkk...
"Hua! Alle! Kamu tampak seperti singa yang sangat jelek" ejek pria itu dengan menyerakkan rambut-rambut Alle yang terurai.
"Aish. Mau ngapain? Um, jam berapa ini?"
"Mau mengajakmu kencan dan ini sudah jam 10 pagi" mata Alle terbelalak saat pria itu menyelesaikan kalimatnya.
Bukan karena ajakan kencannya melainkan karena dia sudah tertidur cukup lama dan bangun sangat kesiangan.
"What?"
"B aja kali Alle. Udah sana, mandi, dandan yang cantik. Kita kencan hari ini" kata pria itu dengan mendorong tubuh Alle masuk ke dalam kamar dan menyuruhnya untuk segera membersihkan diri.
"Ssstt, tunggu dulu" Alle menghentikan langkahnya.
Ia mengangkat tangan kanannya ke atas dan meletakkan telapak tangannya di atas kening pria itu. Pria itu tercengang dengan prilaku Alle.
"Hush. Jauhkan tangan jelekmu itu" pria itu menepis tangan Alle membuat Alle harus menatap aneh ke arah mata pria itu.
"Hei! Jangan menatapku seperti itu. Sudah, sana mandi. Bauk!" Alih-alih berbicara, pria itu terdiam saat melihat perubahan dari raut wajah Alle. Cantik.
"Aku mau mandi dan keluarlah Hans. Ini kamar wanita" peringat Alle kepada pria itu yang tak lain adalah Hans.
Hans hanya mengangguk dan kemudian berlalu pergi.
"Cepatlah Alle. Sebelum kita terlambat dan akan ketinggalan banyak kegiatan" pesan Hans dan kemudian hilang di balik pintu kayu yang memisahkan antar ruang keluarga dan kamar Alle.
Dan disinilah aku dan Hans berada, puncak Bogor. Hans membawa ku puncak. Aku fikir hanya kami berdua karena tadi dia berkata ingin mengajak ku kencan. Tapi ternyata aku salah. Bukan berdua melainkan berempat. Ternyata Hans juga mengajak Angel dan juga Radit. Setidaknya masih ada Radit.
"Hans, ku fikir kamu mau mengajak ku ntah kemana gitu dan ku fikir hanya kita berdua" tanya ku pada Hans. Aku berjalan mendahului Angel dan Radit yang masih membereskan perlengkapan di mobil.
"Ya kita bakal kencan Alle, tapi tidak berdua" jawab Hans. Aku terdiam di buatnya.
"Apa lagi ini Hans?" Batinku.
"Tapi Hans-"
"Sudahlah. Ayo bantu aku membereskan ini" kata Hans sambil memberikan bahan-bahan makanan mentah.
"Memasak?" Tanya ku dengan terus mengikuti arah Hans berjalan.
"Iya" satu kata yang di ucapkan Hans mampu membuatku menekukkan wajah ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
All About Allesa
Nouvelles[CERPEN]LENGKAP ♡ SELESAI Cinta gak harus memiliki, merelakan yang tidak akan di miliki merupakan pilihan yang terbaik. Begitu juga dengan Allesa yang harus merelakan cinta pertamanya dengan pria yang sudah ia kenal sejak kecil. Lalu? Bagaimana deng...