three

3 3 0
                                        

Allesa : "Hallo dit, kamu lagi di mana?"

Radit : "Hallo Alle. Aku lagi di jalan. Kenapa?"

Allesa : "Aku butuh bantuan kamu"

Radit : "oke bentar. Kamu tunggu aku, kamu di mana sekarang? Biar aku kesana"

Alles : "Kita ketemu di cafe yang kemarin aja. Aku otw"

Radit : "Oke. 30 menit lagi aku sampai"

Allesa : "oke, bye dit"

Radit : "bye Alle"

Tutt tutt tutt...

Sambungan telephone terputus, aku segera beranjak dari kasurku. Sudah sangat sore.

Aku berjalan masuk melewati pintu utama cafe. Tidak terlalu ramai karena belum memasuki waktu malam. Aku langsung saja menuju tempat yang tersedia. Di sudut. Di sana bisa ku lihat seorang pria yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Itu Radit. Aku langsung saja menghampirinya.

"Hai Dit. Maaf ya telat"

"Santai aja Alle" ucap Radit sambil tersenyum.

"So? Butuh bantuan apa?" Tanya Radit to the point.

"Tadi sore aku pergi ke taman dengan Hans"

"Lalu?" Radit tampak menaikkan sebelah alisnya. Aku jadi berfikir, apa dia tipe pria yang hobby memainkan alisnya. Karena setiap bertanya dia selalu saja menaikkan alisnya.

"Kami bertemu Angel"

"Angel?" Dan yang benar saja. Radit masih saja melakukan hal yang sama. Bertanya sambil menaikkan alisnya. Tapi kali ini ia tampak benar-benar kebingungan.

"Ya, mantan Hans" terangku menjelaskan kepadanya.
Radit terdiam sama sepertiku yang juga diam.

"Pasti sedih"

"Ya" ucapku jujur.

"Aku akan membantumu"

"Eh? Membantuku?" Aku bingung, padahal aku belum bercerita banyak dengannya. Dan dia malah mau membantu ku tanpa mau mendengar ceritaku terlebih dahulu. Menyebalkan.

Radit mengangguk dan kemudian berbicara yang membuatku malah semakin sesak. Nih orang bukannya ngebantu kalau gini caranya.

"Kamu ingin mereka kembali seperti dulu kan. Agar kamu bisa ngelihat Hans kembali dengan sifatnya yang dulu. Ya, meskipun kamu bakal sering ditinggalin sama Hans"

"Bodoh ya aku" rutukku sambil menjitak pelan keningku. Aku merasa kalau aku wanita yang bodoh.

"Kamu gak bodoh" tapi Radit malah bilang aku bukanlah wanita bodoh. Jadi apa? Lebih dari bodoh gitu? Hello Radit?

"Ya aku tahu. Tapi sama saja" celotehku.

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan. Bersiap mendengar perkataan ku selanjutnya yang keluar tanpa di fikir dan di saring terlebih dahulu.

"Aku akan ngelakuin apa saja agar Hans kembali seperti dulu meskipun Hans akan sering meninggalkan ku nantinya" kata ku dengan mengulang sedikit kalimat Radit.

"Aku mengerti" Ucap Radit yang hanya menganggukan-anggukkan kepalanya terus menerus. Hobby kedua Radit kali ya.

"Jadi gimana?" Tanya Radit.

"Kita harus bisa menyatukan mereka kembali" jawab ku.

Keesokan sorenya..

Kini aku dan Radit sudah tiba di TKP pertama. Tempat Hans dulu menembak Angel.

All About AllesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang