*Rampai Rakus*

35 3 5
                                    

                                🌸
Jiwa manusia kadang tanpa sadar menginginkan semua dan segala hal itu menjadi milik pribadi.

Identik dengan sapaan serakah, lantas jangan berkecil hati.

Bisa mengelabui orang dengan ucapan tapi kau tidak akan pernah bisa hidup dalam kepura-puraan.

Hal sederhana dari kepura-puraan adalah diri, yang lebih rumit adalah perilakunya.

Tunjukkan dan bermuka dualah untuk membuat orang bisa menganggapmu sempurna.

Jangan lelah, karena ketika sedang bersandiwara kau tak boleh terlihat lemah.

Ke-egoisan manusia bisa dimulai dari matanya, yang selalu ingin melihat hal baru serta lebih baru.

Ingin dominan, entah apa sudutnya, pasti ujungnya ketenangan diri.

Cakupan nilai, rasa dan pendirian adalah modal awal, keteguhan untuk menyeimbangkan sebagai pemenangnya.

Rampai merupakan hidup, tapi lebih sempurna jika rakus tidak berada di dalamnya.

Sehat tidak hanya diri, yang paling utama pikiran, ketika semua terjalin dengan baik hasilnya adalah tertata bak perpustakaan Psikologi.

-----------------------------------------------------------

🍀
"Rampai Rakus"

Angin mengisaratkan betapa lemahnya diri ini, tergolek lemas kerena buaian kenyamanan

Betapa surga dunia menyiapkan semuanya untuk setiap pasang sanubari agar menikmatinya

Rasa belas kasih memang tak banyak tampak jika tak terasah

Begitu pula dengan tangisan batin, penyesalan akan sebuah tindakkan tak berguna

Antarkan ke gerbang itu?
Setidaknya walaupun ketakutan sebelum masuk, hidup ini tak akan terbuang untuk menunggu

Redam egois!
Keinginanmu untuk memuaskan diri adalah satu bentuk kehancuran

Awal dari kehancuran tentu penentu utama lorong kecurangan dan kezaliman.

Terkikirnya hati nurani, terklepar-klepar seperti ikan yang kehabisan oksigen

Rasa bersalah manusia ibarat yang terlupakan dua-duanya beriringan tapi lupa bergandengan

Kau coba melanggar api amarah untuk mencapai pemahaman melampaui wah..

Ratapan mata kekecewaan akan terus berkumandang sejauh apapun raut muka itu terlihat

Walau hembusan angin menjelaskan semua sia-sia terseret indahnya rasa nyaman yang mendera

Terburuk dari ambisi yang terakhir kali terasa adalah rasa bersalah serta penyesalan

Cukupkan dalam diri dan keteguhan hatimu bahwa cukup bahagia adalah lebih dari segalanya

-----------------------------------------------------------

Ukuran ini adalah tentang kebersamaan, kecenderungan, keputusan.

Selagi masih ada yang layak untuk diperjuangkan, jangan lantas memilih mengandaikan yang tak mungkin.

Diri memang satu, orang lain adalah dua. Ketika keduanya dapat bergandengan tangan jangan minta tali untuk mengikatnya.

Terlalu sakit jika harus bersama dengan orang yang terpaksa.

Seperti halnya terlalu percuma mengikuti hasrat yang tak ada habisnya.

Kecerobohan yang sama akan terus terulang seiring dengan kenyamanan didepan mata.

Ada dua kemungkinan, yang pertama memang ceroboh atau yang kedua lebih bahagia jika dirinya ceroboh.

Cieh cieh penulisnya lagi sibuk😀 Trimakasih sudah menyempatkan membaca, kalian lebih luar biasa dari pada yang terlihat, tetap semangat dan selalu berkah. Amin👍

Tiga Kehidupan: Memilih, Memperbaiki atau MerusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang