.
.
"Kenapa sih lo mesti jutek dan galak banget?"
Salma melangkah keluar dari kelas Gabriel dengan kepala yang berdenyut. Kalau Salma kesal, pasti kepalanya selalu berdenyut seperti ini. Makanya ia selalu menghindari orang lain.
"Gue ngomong sama lo by the way, bukan sama angin yang berhembus," protes Gabriel yang sejak tadi didiamkan oleh Salma. Ia bener-bener gak ngerti apa masalah cewek satu ini.
"Lo gak mau seenggaknya bilang makasih sama gue gitu?"
Salma tetap bungkam. Telinganya tertutup sekarang, bahkan mungkin sampai ia pulang nanti. Pokoknya cowok ini harus berhenti mengikuti Salma kemana-mana. Mau sampai kapan juga?
"Apa sih masalah lo, Salma Mariela?"
Salma merasa sedikit tersentak mendengar namanya disebut oleh orang asing. Rasanya aneh mendengar namanya dipanggil oleh seseorang yang bukan guru ataupun neneknya.
"Lo mau ikutin gue sampe kapan?" Tanya Salma yang kini tengah merapikan barang barang di mejanya.
"Sampe lo mau bener-bener ngomong sama gue."
"Buat apa? Apa untungnya di lo?"
"Emang mesti ada untungnya buat gue?"
Salma memasukkan buku terakhirnya ke dalam tas, lalu menatap bola mata Gabriel dengan serius. "Kalo menurut pengalaman gue, lebih baik lo menjauh. Ngomong sama gue cuma bakal bikin hari lo hancur berantakan," ujar Salma jujur, disusul dengan helaan nafas. "Makasih untuk gak kepo buka isinya."
Dan dengan itu, Salma pergi meninggalkan Gabriel yang berdiri dengan ekspresi yang sulit terbaca. Meski Salma terlihat tenang barusan, kenyataannya justru sebaliknya.
Entah mengapa, jantung Salma tiba-tiba saja berdebar begitu kencang, persis seperti ketika ia... gugup disaat-saat sebelum ia maju ke panggung untuk menyanyi ketika ia masih di bangku kelas 3 SD.
Mungkin ini efek samping dari kekesalannya terhadap kakak kelasnya itu. Salma memang benar-benar harus berhenti berinteraksi dengan orang lain mulai hari ini.
Lebih spesifiknya lagi, dengan cowok bernama Gabriel Guntur Adiputra.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Reasons
Novela Juvenil"Semua orang itu berhak untuk bahagia, termasuk lo sendiri. Mulai hari ini, gue bakal sebutin seratus alasan kenapa lo pantes untuk bahagia. Gue bakal bikin lo senyum setiap hari, Sal." Salma menunduk, menghindari tatapan cowok di depannya itu. Ngom...
