Sixth

103 7 0
                                    

Seberapapun jarak memisahkan kita, gue yakin bakal ketemu dengan lo lagi. Mengapa? Karena lo udah ditakdirkan untuk gue.

-Raka Berlian Wijaya-

"Gue yakin itu lo, Put. Puput yang selama ini gue tunggu kehadirannya" ucap Raka sambil bersandar di pohon.

"Woi!!" teriak Alfian.

"Hmm.. Lo ngapain kesini?" jawab Raka malas.

"Sans ae bang. Lagi PMS ya" ledek Alfian.

"Lo kira gue cewek! Gue ini cowok! Dasar Ketos sableng!" bentak Raka.

"Maaf keun, babang Kaka" ucap Alfian dengan nada alaynya.

"Demi apa gue punya temen kayak lo! Pergi lo jauh-jauh!" bentak Raka.

"Yailah, Ka. Gue tadi habis salah paham sama Agatha di depan perpus terus gue nyariin dia, tapi kagak ketemu. Eh, malah ketemu lo. Btw, lo kesini ngapain?" jelas Alfian.

"Gue nenangin pikiran" jawab Raka dengan datar.

"Kesambet apa lo bolos pelajarannya Bu Indah, setau gue bahasa Inggris pelajaran favorit lo dan pelajaran terakhir juga" ucap Alfian.

"Ng.. Nggak apa-apa. Gue lagi males sama--" ucapan Raka terpotong.

"Lo sehat kan, Rak? Baru kali ini gue tau lo bolos pelajaran. Apa gara-gara cewek lo jadi kayak gini atau lo masih kepikiran sama Melodi?" tanya Alfian.

"Nggak kok. Lo tau kan gue nggak pernah deket sama makhluk yang bernama cewek itu. Kalau soal Melodi, gue udah bisa move on dari dia kok" jawab Raka.

"Kecuali kalau cewek itu Puput. Argh, Puput lagi.. Padahal gue udah coba buat lupain lo" bantinku sambil mengacak-acak rambutku pelan.

Ternyata Alfian tau kalau Raka sedang mengacak-acak rambutnya. Dia tau kebiasaan sahabatnya kalau lagi ada masalah, tapi ini beda dia baru tau selama 2 tahun ini untuk pertama kalinya kalau sahabatnya bolos pelajaran.

"Jangan banyak alesan deh lo, Ka. Gue tau lo ada masalah. Nggak mungkin lo sampai bolos pelajaran Bu Indah, pelajaran favorit lo, dan sebentar lagi bel pulang. Lo nggak mungkin menyia-nyiakan jam pelajaran terakhir" tanya Alfian.

"Hmm.. Bacot lo, kayak ibu kos!" jawab Raka sambil pergi meninggalkan Alfian.

"Kesambet jin pohon ini kali ya terus jadinya kek gitu" ucap Alfian.

Kringg..
Bel kemenangan yang paling ditunggu semua murid termasuk Alfian.

"Yess! Akhirnya pulang juga" ucap Alfian.

🍁🍁🍁

Koridor utama SMA sangat ramai dan sesak. Yaps, gara-gara bel pulang sekolah sudah berbunyi. Raka memilih melewati koridor tua yang jarang bahkan tidak pernah dilewati selain dirinya dan Pak Bono-tukang kebun sekolah-

Pikirannya masih tertuju pada satu nama yang sudah hilang dari kisah hidupnya, tetapi memorinya teringat kembali oleh nama itu. Chelsea Alexa yang dipanggilnya Puput.

"Puput nggak bakal ninggalin Kaka, kan?"

"Puput harus ikut orang tua Puput pindah Kaka. Maafin Puput ya Kaka. Kaka tau kan ayah Puput harus ngurusin perusahaan yang ada di Lampung"

"Kaka bakal nungguin Puput! Kaka bakal nungguin Puput!"

"Kaka jangan nangis. Kaka harus kuat. Kaka kan jagoan. Kaka yang selama ini melindungi Puput dari apapun, kok sekarang Kaka nangis?"

AGAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang