Fifteenth

35 1 0
                                    

Brakkkk

Pintu UKS tiba-tiba terbuka membuat Alfian terbangun dari tidurnya.

"Anjir! Gue kira siapa, Ka" Ucap Alfian

Raka berbaring di bed sebelah Alfian. Alfian memandangi wajah Raka yang penuh dengan luka.

"Lo habis berantem sama siapa?" Tanya Alfian

"Orang" Jawa Raka singkat

"Ya kali sama hantu. Maksud gue namanya siapa?" Tanya Alfian lagi

"Bukan urusan lo" Jawab Raka ketus

Alfian diam. Hening beberapa saat kemudian

"Jadi, mantan terindah lo itu Chelsea" Ucap Raka skakmat

"..."

"Jawab gue" Kata Raka

"Iya, tapi sekeras apapun gue mencoba dapetin hatinya Chelsea tetep aja nggak bisa" Ucap Alfian sambil menatap langit-langit UKS

"Kenapa?" Tanya Raka

"Dia masih belum bisa lupain masa lalunya. Selama gue pacaran sama dia, raganya emang ada di gue, tapi hatinya masih ada di masa lalunya. Beruntung banget cowok yang bisa dapetin hatinya Chelsea" Jawab Alfian sambil tersenyum getir

Kringggg
Bel tanda masuk pun berbunyi

"Lo nggak balik ke kelas?" Tanya Raka

"Males. Lagian hari ini guru-guru rapat. Palingan bentar lagi kita disuruh pulang" Jawab Alfian santai

"Gue mau ke kelas" Ucap Raka sambil meninggalkan Alfian

"Eh, tungguin gue" Kata Alfian

🌷🌷🌷

Aku segera kembali ke kelasku dengan terburu-buru, tapi untungnya Pak Iskandar -guru matematika- belum memasuki kelasku.

"Lo dari mana aja sih, Chel. Gue takut kalau lo dihukum sama Pak Iskandar gara-gara telat" Ucap Tania cemas

"Bicara sama Kak Radit" Kataku

"Lama banget. Pasti sambil anu, ya kan" Ucap Tania sambil menggodaku

"Anu apaan sih, Tan. Aku sama Kak Radit cuma bicara doang. Ya lebih tepatnya aku mutusin Kak Radit" Kataku

"WHAT?!!" Teriak Tania

"Nggak usah teriak-teriak deh, Tan" Ucapku sebal

"Sorry. Kok bisa lo mutusin Kak Radit? Dia salah apa?" Tanya Tania

"Nggak salah apa-apa sih. Kamu tau kan aku dari awal emang nggak mau pacaran sama Kak Radit" Jawabku

"Terus kenapa lo mu--" Ucap Tania terpotong suara dari speaker kelasku

Cek cek cek
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Diberitahukan kepada seluruh siswa SMA Harapan Bangsa berhubung hari ini bapak/ibu guru ada rapat, kalian bisa pulang sekarang juga. Terima kasih

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

1
2
3
Yeayyyy
Horrree
Akhirnya pulang cepet
Sering-sering kayak gini lah
Gue bisa tidur sepuasnya

Begitulah suara kemenangan di kelas XI MIPA 2

"Kuy, pulang" Ajak Tania

"Tapi, Alfian sama Raka gimana?" Tanyaku

"Nggak usah ngurusin dua kunyuk itu. Mereka udah gede, bisa pulang sendiri kok" Jawab Tania sambil menarik pergelangan tanganku

Tiba-tiba
Brukkkk

Aku jatuh ke lantai dengan posisi Raka di atasku. Wajah kami begitu dekat hingga aku bisa mencium aroma mint milik Raka. Dalam diam mata kami saling beradu enggan mengalah.

"Mau sampai kapan kalian kayak gitu" Ucap Alfian ketus

Kami segera sadar dan Raka membantuku berdiri.

"Makasih" Ucapku

Raka segera beranjak meninggalkanku tanpa menjawab ucapanku. Ia mengambil tasnya kemudian pergi begitu saja.

"Kalau sama dia harus ekstra sabar" Ucap Alfian sambil menepuk pundakku

🌷🌷🌷

"Untung gue nggak khilaf cium dia" Ucap Raka sambil berjalan menuju parkiran

"Aka" Panggil Melodi sambil berlari menghampiri Raka

"Apa?" Tanya Raka

"Kangen"Ucap Melodi sambil memeluk Raka

"Gue juga kangen lo, Ta. Tapi, lo udah bikin gue kecewa dan ada hati lain yang harus gue jaga" batin Raka

Sadar pelukannya tidak dibalas, Melodi mendongak menatap Raka.

"Kenapa?" Tanya Melodi

"Sorry, tapi gue nggak bisa" Jawab Raka sambil melepas pelukan Melodi lalu segera menaiki motornya meninggalkan Melodi sendirian

🌷🌷🌷

Malam hari

"Loh, papa mama sama bang Fahri mau kemana? Kok rapi banget gitu" Tanyaku sambil menuruni tangga menuju ruang keluarga

"Mama lupa bilang ya. Hari ini kita diundang makan malam di rumah sahabat lama papa. Jadi, kamu cepetan dandan yang cantik sana" Jawab Mama

"Mendadak banget sih, Ma" Kataku sambil menaiki tangga menuju kamarku

🌷🌷🌷

Tok tok tok

"Radit, buka pintu" Ucap mama Radit

Ceklek

"Ada apa sih, Ma?" Tanya Radit malas

"Kamu cepetan ganti baju terus turun ke ruang makan" Jawab mama Radit

AGAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang