Nineth

149 2 0
                                    

Cahaya matahari pagi menembus kaca ruang rawat putra bungsu keluarga Wijaya. Ya, Raka Berlian Wijaya. Dia masih terbujur lemah di ruang rawat, meskipun kondisinya sudah mulai membaik.

"Bang.." ucap Raka lirih.

"Apaan sih, dek" jawab Arga yang asik dengan gamenya.

"Abang mah gitu sama adek sendiri. Lebih penting game daripada Raka" ucap Raka sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela.

Arga mendengus sebal menatap adik kesayangannya. Dia harus mengorbankan gamenya demi adik kesayangannya.

"Ya udah deh. Mau apaan adek Babang Aga tercayang" ucap Arga.

"Jibang. Kenapa Raka harus punya Abang kayak Bang Arga?" tanya Raka.

"Karena hidup lo nggak akan sempurna tanpa gue" jawab Arga bijak.

"Sok bijak lo, Bang. Nggak ada pantes-pantesnya kata-kata sama orangnya" sindir Raka.

Arga diam dan melanjutkan gamenya yang tertunda tadi. Keadaan menghening. Hanya terdengar suara tetesan embun pagi dan kicauan burung yang bersahutan.

"Bang.." panggil Raka.

Arga diam

"Abang marah ya" lanjut Raka.

Arga masih tetap diam sambil memainkan gamenya.

"Raka minta maaf deh" pinta Raka.

"Gue nggak marah sama kata-kata lo tadi. Gue cuma marah kenapa lo nyiksa diri lo sendiri dan lo masih terjebak sama masa lalu lo itu" jawab Arga yang tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari layar handphonenya.

Raka mencoba mencerna kata-kata abangnya itu. Ada benarnya juga kata-kata dari abangnya itu.

"Gue nggak mau lo sakit ataupun kenapa-napa cuma gara-gara lo nggak bisa lepas dari masa lalu lo itu" lanjut Arga.

"Gue tau, Bang. Gue udah berusaha buat keluar dari masa lalu gue, tapi seseorang yang paling berharga itu datang lagi ke kehidupan gue" ucap Raka.

"Maksud lo?" tanya Arga.

"Gue ketemu lagi sama Puput. Iya, Chelsea Alexa sahabat kecil gue yang paling berharga sekaligus cinta pertama gue" jawab Raka.

🌻🌻🌻

Gadis beralmamater biru navy itu sudah siap pergi ke sekolahnya. Ia berjalan keluar dari kamarnya yang bernuansa monokrom itu.

"Pagi semua!" sapannya kepada ayah, bunda, dan Fahri.

"Pagi Chelsea" seru mereka kompak.

"Bunda udah siapin nasi goreng kesukaan kamu" ucap Bunda.

"Hari ini Chelsea bawa bekal aja deh, Bun" jawabku.

"Gaya lo bawa bekal segala, maag lo kambuh baru tau rasa lo" sindir Fahri.

"Fahri, nggak boleh kayak gitu sama adekmu" ucap ayah.

"Habisnya ribet banget sih jadi orang. Tinggal makan aja apa susahnya coba" ucap Fahri.

"Ayah, Bunda, Bang Fahri, Chelsea berangkat dulu. Assalamualaikum" pamit Chelsea.

"Tuh kan, adekmu marah lagi" omel Bunda.

"Biarin, Bun. Nanti kalau sakit baru tau rasa" jawab Fahri.

🌻🌻🌻

Anak laki-laki yang sudah genap berusia 17 tahun itu belum juga bangun dari tidurnya. Siapa lagi kalau bukan Alfian Pratama.

AGAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang